Loading...
Mempersiapkan pengalaman terbaik untuk Anda

Keselamatan di tempat konstruksi merupakan hal yang sangat penting untuk diprioritaskan. Industri konstruksi memiliki risiko tinggi terkait dengan kecelakaan dan cedera. Oleh karena itu, mengikuti prinsip-prinsip keselamatan kerja yang baik dapat membantu melindungi pekerja dan meminimalkan kemungkinan terjadinya insiden. Berikut adalah tips lengkap dan mendalam untuk menjaga keselamatan di tempat konstruksi:
1. Pelatihan Keselamatan
Pastikan semua pekerja telah menerima pelatihan keselamatan yang tepat sebelum memulai pekerjaan di tempat konstruksi. Pelatihan ini harus mencakup penanganan peralatan, prosedur evakuasi darurat, penggunaan alat pelindung diri (APD), dan pemahaman tentang risiko khusus di lokasi konstruksi.
2. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Selalu gunakan APD seperti helm, sepatu baja, sarung tangan, pelindung mata, dan perlengkapan perlindungan lainnya sesuai dengan kebutuhan dan peraturan yang berlaku. APD ini dapat memberikan perlindungan vital terhadap cedera serius.
3. Inspeksi Rutin Peralatan dan Scaffolding
Periksa secara rutin semua peralatan, mesin, dan scaffolding sebelum digunakan. Pastikan semuanya dalam kondisi baik dan aman untuk digunakan. Jika ada kekhawatiran mengenai keamanan suatu peralatan, segera laporkan kepada supervisor.
4. Pengelolaan Limbah dan Material
Kelola limbah konstruksi dan material dengan baik untuk menghindari tumpukan yang berpotensi membahayakan. Pastikan lokasi konstruksi tetap rapi dan terorganisir untuk mengurangi risiko jatuh atau tergelincir.
5. Komunikasi dan Koordinasi
Pastikan ada komunikasi yang baik antara tim konstruksi. Identifikasi dan komunikasikan risiko potensial serta tindakan pencegahan kepada semua anggota tim. Juga, pastikan ada prosedur komunikasi yang jelas dalam situasi darurat.
6. Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan
Awasi faktor lingkungan seperti cuaca, kondisi tanah, atau perubahan struktur yang dapat mempengaruhi keamanan di lokasi konstruksi. Lakukan penilaian risiko secara teratur dan sesuaikan tindakan pencegahan yang diperlukan.
7. Pemahaman Proses Evakuasi Darurat
Pastikan semua pekerja memahami prosedur evakuasi darurat dan lokasi titik pertemuan. Latih simulasi evakuasi secara berkala untuk memastikan semua orang tahu apa yang harus dilakukan dalam situasi darurat.
8. Pengelolaan Risiko Khusus
Identifikasi risiko khusus yang mungkin terkait dengan pekerjaan tertentu di tempat konstruksi, seperti penggunaan alat berat atau pekerjaan di ketinggian. Tetapkan tindakan pengendalian risiko yang sesuai untuk mengatasi potensi bahaya.
9. Patuhi Peraturan Keselamatan Kerja
Pastikan semua kegiatan di tempat konstruksi selaras dengan peraturan keselamatan kerja yang berlaku di wilayah tersebut. Ini termasuk kepatuhan terhadap standar bangunan dan peraturan terkait keselamatan pekerja.
10. Promosi Budaya Keselamatan
Bangun budaya keselamatan di tempat kerja yang kuat. Berikan penghargaan atau pengakuan kepada individu atau tim yang menerapkan prinsip-prinsip keselamatan dengan baik. Keselamatan di tempat konstruksi adalah tanggung jawab bersama. Dengan menerapkan tips-tips ini secara konsisten dan menyeluruh, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan mengurangi risiko terjadinya kecelakaan di tempat konstruksi. Semoga informasi ini berguna untuk memastikan keselamatan semua orang yang terlibat dalam industri konstruksi.

Keselamatan tidak hanya tanggung jawab individu, tetapi juga tanggung jawab kolektif. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan dan pengelola proyek untuk memastikan bahwa semua pekerja dilengkapi dengan lifeline yang sesuai dan mendapat pelatihan yang diperlukan untuk menggunakan peralatan tersebut dengan aman.
Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, di mana setiap pekerja dapat bekerja dengan damai dan produktif, tanpa khawatir akan risiko yang tidak perlu.
Memilih lifeline yang tepat adalah keputusan penting yang memerlukan pertimbangan serius terhadap beberapa faktor kunci. Berikut adalah beberapa faktor yang harus dipertimbangkan saat memilih lifeline:
Tips Menggunakan Lifeline dengan Aman
Menggunakan lifeline dengan aman adalah kunci untuk menjaga keselamatan di tempat kerja yang melibatkan pekerjaan di ketinggian. Berikut beberapa tips yang dapat membantu Anda menggunakan lifeline dengan aman:

Peran klasifikasi area berbahaya sangat penting dalam pencegahan kecelakaan karena memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi dan menetapkan prioritas keselamatan dengan lebih efektif. Dengan mengetahui klasifikasi tersebut, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai, seperti menyusun prosedur keselamatan yang tepat dan menyediakan pelatihan kepada pekerja.
Selain itu, pengetahuan akan klasifikasi area berbahaya juga dapat meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan pekerja terhadap potensi bahaya di lingkungan kerja mereka, sehingga membantu mengurangi risiko terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan. Dengan demikian, pemahaman akan klasifikasi area berbahaya menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif.
Klasifikasi area berbahaya tersebut mencakup berbagai tingkat risiko dan karakteristik yang berbeda. Ini penting untuk memastikan keselamatan dan keamanan di lingkungan kerja. Berikut adalah penjelasan singkat tentang setiap klasifikasi:
Tindakan Pencegahan untuk Masing-Masing Klasifikasi Area Berbahaya
Tindakan pencegahan untuk setiap klasifikasi area berbahaya dirancang untuk mengidentifikasi, mengurangi, dan mengendalikan risiko potensial yang terkait dengan area tersebut. Berikut adalah penjelasan lebih rinci untuk masing-masing klasifikasi:

Penerangan yang buruk bukan berati yang gelap. Namun penerangan yang baik ditempat kerja adalah yang tidak menyilaukan, yang tidak berkedip, yang tidak menimbulkan bayangan kontras dan tidak menimbulkan panas. Biasanya intensitas pencahayaan dinyatakan dalam satuan Lux.
Dalam bekerja tentunya pencahayaan ini sangat penting, sehingga dalam regulasi pemerintah telah dibuatkan standarisasi berkaitan tingkat pencahayaan untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu. Misalnya untuk penerangan di halaman dan jalan standar yang ditetapkan pemerintah yaitu setidaknya 20 lux.
Atau untuk pekerjaan yang sifatnya mengerjakan bahan-bahan yang kasar, atau pergudangan untuk menyimpan barang-barang besar dan kasar setidaknya perlu 50 lux. Semakin teliti maka semakin tinggi juga intensitas yang diperlukan namun tetap ada batasannya. Karena pencahayaan yang terlalu terang juga bisa membahayakan.
Penerangan yang buruk atau yang tidak sesuai dengan jenis pekerjaannya akan menimbulkan risiko pada pekerja seperti kelelahan mata, berkurangannya kemampuan mampu hingga kerusakan indera mata.
Di beberapa kondisi, penerangan yang buruk juga dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Oleh karena itu penting memastikan bahwa kita bekerja dengan penerangan yang baik. Aturan terkait pencahayaan bisa dilihat di Permenaker no 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja (halaman 61)



Antasida adalah obat untuk meredakan gejala akibat asam lambung berlebih, seperti nyeri ulu hati, kembung, mual, atau rasa panas di dada. Obat ini bisa digunakan dalam pengobatan sakit maag, penyakit asam lambung (GERD), tukak lambung, atau gastritis.
Antasida (antacid) bekerja dengan cara menetralkan asam lambung sehingga keluhan akibat naiknya asam lambung akan mereda. Obat ini dapat bekerja dalam hitungan jam setelah diminum. Namun, antasida hanya bisa meredakan gejala dan tidak dapat mengobati penyebab meningkatnya asam lambung.
Sukralfat atau sucralfate adalah obat untuk mengatasi tukak lambung, ulkus duodenum, atau gastritis kronis. Sukralfat tersedia dalam bentuk tablet, kaplet, dan suspensi yang hanya boleh digunakan dengan resep dokter.
Sukralfat bekerja dengan cara menempel di bagian lambung atau usus yang terluka. Obat ini melindungi lukadari asam lambung, enzim pencernaan, dan garam empedu. Dengan begitu, sukralfat mencegah luka menjadi semakin parah dan membantu penyembuhan luka lebih cepat.
Jika nantinya dengan penerapan pola hidup sehat tersebut kekambuhan sakit maag masih sering terjadi dan belum dapat teratasi dengan secara mandiri, maka sebaiknya periksakan diri anda ke dokter penyakit dalam.
sumber : alodokter