Logo
Logo
BerandaPelatihanMidiatamaJadwalInstrukturKarirArtikel
Login
Artikel
Artikel Populer
10 Perbedaan Sertifikasi Ahli K3 Umum BNSP dan Kemnaker RI

10 Perbedaan Sertifikasi Ahli K3 Umum BNSP dan Kemnaker RI

6 Juni -14 Juni 2024, 410 Views

Tips Menerapkan Tindakan Pencegahan di Tempat Kerja

Tips Menerapkan Tindakan Pencegahan di Tempat Kerja

6 Juni -14 Juni 2024, 388 Views

Selain Fire Detector, Apa Komponen Lain yang Ada pada Fire Alarm?

Selain Fire Detector, Apa Komponen Lain yang Ada pada Fire Alarm?

6 Juni -14 Juni 2024, 365 Views

Bagaimana Cara Mencegah dan Mengurangi Rasa Sakit Perut Saat Maag Kambuh?

Bagaimana Cara Mencegah dan Mengurangi Rasa Sakit Perut Saat Maag Kambuh?

6 Juni -14 Juni 2024, 338 Views

Waspadai Bahaya Arc Flash – Ledakan Api Listrik

Waspadai Bahaya Arc Flash – Ledakan Api Listrik

6 Juni -14 Juni 2024, 325 Views

6 Klasifikasi Area Berbahaya dan Tindakan Pencegahannya

6 Klasifikasi Area Berbahaya dan Tindakan Pencegahannya

6 Juni -14 Juni 2024, 321 Views

Mengapa perlu melakukan penilaian risiko kebakaran?

Mengapa perlu melakukan penilaian risiko kebakaran?

6 Juni -14 Juni 2024, 313 Views

Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan Saat Memilih Lifeline

Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan Saat Memilih Lifeline

6 Juni -14 Juni 2024, 299 Views

Artikel Terbaru
Safety K3
Bahaya Tekanan Tinggi di Industri Minyak dan Gas
19 Agustus 2025
Bahaya Tekanan Tinggi di Industri Minyak dan Gas
Safety K3
7 Alat Penting dalam Proses Pengolahan Air Tercemar: Menjamin Air Bersih dan Aman
24 Juli 2025
7 Alat Penting dalam Proses Pengolahan Air Tercemar: Menjamin Air Bersih dan Aman
Safety K3
Pentingkah P3K di Tempat Kerja?
21 Juli 2025
Pentingkah P3K di Tempat Kerja?
Safety K3
Pentingnya Konsultan ISO dalam Proses Sertifikasi
17 Juli 2025
Pentingnya Konsultan ISO dalam Proses Sertifikasi
Safety K3
7 Peralatan Pemadam Kebakaran Dasar
14 Juli 2025
7 Peralatan Pemadam Kebakaran Dasar
Safety K3
5 Langkah Cegah Kecelakaan Listrik dengan K3 Listrik
10 Juli 2025
5 Langkah Cegah Kecelakaan Listrik dengan K3 Listrik
Safety K3
Tanda Perusahaan Perlu Perbarui Prosedur Keselamatan Kerja
07 Juli 2025
Tanda Perusahaan Perlu Perbarui Prosedur Keselamatan Kerja
Safety K3
Cara Mencegah Kebakaran Proyek Akibat Kebiasaan Pekerja Merokok
04 Juli 2025
Cara Mencegah Kebakaran Proyek Akibat Kebiasaan Pekerja Merokok
1
2
1
2
3
...
54
  1. Home
  2. Artikel

Artikel

Bahaya Tekanan Tinggi di Industri Minyak dan Gas
Safety K3
Bahaya Tekanan Tinggi di Industri Minyak dan Gas

Industri minyak dan gas bumi penuh dengan berbagai bahaya, salah satu yang paling signifikan adalah bahaya tekanan tinggi. Sistem tekanan tinggi merupakan bagian integral dari proses ekstraksi, pemrosesan, dan transportasi minyak dan gas bumi. Namun, sistem ini juga menimbulkan risiko serius bagi pekerja, peralatan, dan lingkungan. Memahami bahaya ini dan menerapkan langkah-langkah keselamatan yang efektif sangat penting untuk memitigasi risiko.

19 Agustus 2025.
Midiatama
7 Alat Penting dalam Proses Pengolahan Air Tercemar: Menjamin Air Bersih dan Aman
Safety K3
7 Alat Penting dalam Proses Pengolahan Air Tercemar: Menjamin Air Bersih dan Aman

Air adalah sumber kehidupan yang tak tergantikan bagi kita semua. Namun, semakin meningkatnya polusi dan tekanan terhadap sumber daya air, menjaga air bersih dan aman untuk dikonsumsi menjadi tantangan yang semakin mendesak. Untungnya, melalui proses pengolahan air yang efektif, kita dapat mengubah air tercemar menjadi air yang sehat dan layak konsumsi.

Proses pengolahan air melibatkan serangkaian langkah yang kompleks dan terkoordinasi, dimulai dari penyaringan kotoran kasar hingga tahap terakhir desinfeksi untuk membunuh mikroorganisme berbahaya. Artikel ini akan menjelaskan tujuh alat penting yang digunakan dalam proses pengolahan air, mulai dari skrin hingga penampungan air bersih.

Berikut Tujuh Alat Penting dalam Proses Pengolahan Air Tercemar

1. Skrin (Screen)

Dalam proses pengolahan air tercemar, alat yang sangat penting adalah skrin. Seolah menjadi penjaga pertama, skrin bertugas menyaring kotoran kasar seperti sampah, ranting, dan daun dari air. Terdapat dua jenis skrin yang umum digunakan: skrin kasar dan skrin halus.

Skrin kasar dirancang dengan lubang besar yang memungkinkan air mengalir dengan lancar sambil menyaring kotoran besar. Sementara itu, skrin halus memiliki lubang yang lebih kecil, memungkinkan proses penyaringan yang lebih detail untuk menghilangkan kotoran yang lebih kecil.

Sebagai elemen penting dalam rangkaian pengolahan air, skrin tidak hanya memberikan perlindungan terhadap peralatan yang lebih sensitif di tahap selanjutnya, tetapi juga memastikan bahwa air yang dihasilkan menjadi lebih bersih dan aman untuk digunakan. Dengan bantuan skrin, proses pengolahan air tercemar menjadi lebih efisien dan efektif, memberikan manfaat yang besar bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan.

2. Grit Chamber (Bak Pasir)

Di tengah aliran yang deras, tersembunyi di dalam jantung pengolahan air, terdapat sebuah tempat yang dijuluki bak pasir atau grit chamber. Seolah menjadi garda terdepan, bak pasir memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga kebersihan dan kelancaran air yang mengalir.

Bak pasir adalah tempat di mana pasir dan partikel berat lainnya tenggelam dan terendap, memisahkan diri dari air yang mengalir. Seperti penyaring yang setia, bak pasir mengambil alih kotoran-kotoran tersebut, mencegahnya menyumbat pipa dan mencemari air yang harusnya bersih.

Dalam suasana yang hening, bak pasir bekerja tanpa lelah, menyaring dan mengendapkan segala yang tak diinginkan dari air yang melaluinya. Seperti tempat penampungan sementara bagi kotoran-kotoran, bak pasir membuktikan bahwa kebersihan air adalah sebuah perjuangan yang tak kenal lelah.

Sebagai bagian tak terpisahkan dari proses pengolahan air, bak pasir menunjukkan dedikasi yang tiada tara dalam menjaga kualitas air yang kita gunakan setiap hari. Dalam setiap butiran pasir yang terendap, terdapat kisah tentang kebersihan dan ketelatenan, yang membuktikan bahwa melalui pengorbanan kecil ini, kita dapat menikmati air yang bersih dan aman untuk digunakan.

3. Koagulasi dan Flokulasi

Koagulasi dan flokulasi adalah dua tahap penting dalam proses pengolahan air yang bekerja secara bersinergi untuk membersihkan air dari partikel-partikel kecil yang tidak diinginkan.

Pertama-tama, koagulasi bertindak seperti agen penyatu, dengan menambahkan bahan kimia ke dalam air untuk mengikat partikel-partikel kecil menjadi partikel yang lebih besar. Ini mirip dengan proses mempersatukan potongan-potongan puzzle kecil menjadi satu kesatuan yang lebih besar dan lebih mudah diurus.

Setelah partikel-partikel tersebut menjadi lebih besar melalui proses koagulasi, flokulasi datang sebagai langkah selanjutnya. Dalam flokulasi, air diaduk secara perlahan untuk membantu partikel-partikel yang telah terkoagulasi bergabung menjadi gumpalan yang lebih besar, disebut flok. Analoginya seperti membiarkan gumpalan-gumpalan kecil di dalam air bergabung dan membentuk gumpalan yang lebih besar dan lebih mudah dihilangkan.

Dengan koagulasi dan flokulasi yang bekerja bersama-sama, air yang semula kotor dan keruh dapat membersihkan diri dengan efektif, memastikan bahwa air yang dihasilkan adalah bersih, jernih, dan aman untuk digunakan oleh masyarakat.

4. Sedimentasi

Dalam proses pengolahan air yang terstruktur, sedimentasi adalah langkah krusial yang mengikuti koagulasi dan flokulasi. Tugasnya sederhana namun vital: memisahkan gumpalan yang telah terbentuk dari air yang bersih.

Bak sedimentasi berperan sebagai pangkalan di mana air tenang memungkinkan gumpalan-gumpalan yang lebih besar untuk mengendap ke dasar. Seolah memberikan waktu bagi partikel-partikel yang telah bersatu untuk menyelesaikan perjalanan mereka menuju kedamaian di dasar bak.

Di tengah ketenangan bak sedimentasi, air yang telah dibebaskan dari gumpalan-gumpalan tersebut mengalir dengan lembut ke tahap selanjutnya dari proses pengolahan air. Dalam proses ini, air yang semula keruh dan kotor telah berhasil melalui serangkaian langkah yang hati-hati untuk kembali bersih dan jernih.

Sedimentasi adalah titik akhir dari perjalanan bagi gumpalan-gumpalan yang terbentuk, dan awal dari kebersihan yang baru bagi air yang mengalir. Dengan langkah ini, proses pengolahan air menunjukkan betapa pentingnya kesabaran dan pemisahan dalam memastikan bahwa air yang kita gunakan setiap hari adalah sumber kehidupan yang suci dan aman.

5. Filtrasi

Filtrasi adalah tahap terakhir dalam proses pengolahan air yang bertugas untuk menghilangkan partikel-partikel kecil yang mungkin tersisa setelah melalui tahap sedimentasi. Dalam dunia pengolahan air, filter menjadi garda terakhir yang memastikan air yang kita gunakan benar-benar bersih dan aman.

Ada dua jenis filter yang umum digunakan: filter pasir dan filter karbon aktif. Filter pasir bekerja dengan cara menyaring air melalui lapisan pasir, di mana partikel-partikel kecil yang tersisa akan tertahan dan disaring, meninggalkan air yang jernih dan bersih.

Sementara itu, filter karbon aktif menambahkan lapisan perlindungan tambahan dengan memanfaatkan sifat unik karbon aktif untuk menghilangkan kontaminan organik dan bau yang mungkin masih ada dalam air. Dengan perannya yang kuat dalam menghilangkan kontaminan yang sulit dijangkau oleh filter lain, filter karbon aktif menjadi tambahan yang berharga dalam memastikan kualitas air yang optimal.

Dengan kombinasi filter pasir dan filter karbon aktif, tahap filtrasi menjadi langkah terakhir yang memastikan bahwa air yang mengalir dari keran kita adalah segar, bersih, dan aman untuk digunakan. Sebuah penutup sempurna bagi sebuah perjalanan yang panjang dan hati-hati untuk menjaga kebersihan air, memberikan kita semua kepercayaan bahwa air yang kita konsumsi adalah yang terbaik untuk kesehatan dan kesejahteraan kita.

6. Desinfeksi

Desinfeksi adalah tahap penting dalam proses pengolahan air yang bertujuan untuk memastikan air yang dihasilkan bebas dari bakteri, virus, dan mikroorganisme berbahaya lainnya, sehingga aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

Terdapat beberapa metode yang umum digunakan untuk melakukan desinfeksi, yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satunya adalah klorinasi, di mana klorin ditambahkan ke dalam air untuk membunuh mikroorganisme dengan efektif. Metode ini telah menjadi standar dalam industri pengolahan air selama bertahun-tahun karena efektivitasnya yang terbukti.

Selain klorinasi, ozonasi juga merupakan cara yang populer untuk melakukan desinfeksi. Dengan menambahkan ozon ke dalam air, mikroorganisme dapat dihancurkan dengan cepat dan efisien, tanpa meninggalkan residu berbahaya di dalam air.

Sinar UV juga menjadi pilihan yang semakin populer untuk desinfeksi air. Dalam metode ini, air disinari dengan sinar UV yang kuat, yang mampu membunuh mikroorganisme tanpa menggunakan bahan kimia tambahan. Ini adalah pilihan yang ramah lingkungan dan efektif, meskipun memerlukan pemeliharaan yang cermat terhadap lampu UV yang digunakan.

Dengan menggunakan salah satu dari metode desinfeksi ini, proses pengolahan air dapat menjamin bahwa air yang dihasilkan tidak hanya bersih secara fisik, tetapi juga bebas dari ancaman mikroorganisme berbahaya. Ini adalah langkah terakhir yang penting dalam menyediakan air minum yang aman dan sehat bagi masyarakat.

7. Penampungan Air Bersih

Penampungan air bersih merupakan tahap terakhir dalam proses pengolahan air sebelum air tersebut didistribusikan kepada masyarakat. Fungsinya sangat penting karena menyediakan tempat untuk menyimpan air yang telah diolah dengan baik sehingga aman untuk dikonsumsi.

Dalam memilih bahan untuk penampungan air bersih, keamanan dan higienisitas menjadi prioritas utama. Penampungan air harus terbuat dari bahan yang aman, tidak beracun, dan tidak menyebabkan kontaminasi terhadap air yang disimpan di dalamnya. Bahan seperti beton, fiberglass, atau plastik berkualitas tinggi sering digunakan untuk membuat penampungan air yang kokoh dan tahan lama.

Selain bahan, penting juga untuk memastikan bahwa penampungan air bersih dirawat secara teratur dan dibersihkan secara rutin untuk menjaga kebersihan air yang disimpan di dalamnya. Pemeliharaan yang baik akan membantu mencegah pertumbuhan bakteri dan kontaminasi lainnya yang dapat mengancam kualitas air bersih.

Dengan memperhatikan kualitas bahan dan pemeliharaan yang baik, penampungan air bersih dapat berfungsi sebagai tempat yang aman dan dapat diandalkan untuk menyimpan air yang telah diolah, sehingga memastikan pasokan air yang bersih dan sehat bagi masyarakat yang membutuhkannya.

24 Juli 2025.
Midiatama
Pentingkah P3K di Tempat Kerja?
Safety K3
Pentingkah P3K di Tempat Kerja?

Banyak orang pasti mengenal apa itu pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), bukan? P3K adalah pertolongan dan perawatan sementara yang dilakukan kepada korban kecelakaan. Jika kita kaitkan dengan kondisi di tempat kerja, kegiatan pertolongan pertama ini menggunakan peralatan sederhana sebelum korban mendapatkan pertolongan yang sempurna. Hal tersebut dilakukan karena P3K bisa menjadi salah satu solusi untuk memberi pertolongan secara cepat dan tepat untuk mengurangi cedera yang lebih parah.

Keberadaan P3K di tempat kerja akan memiliki banyak manfaat dalam mencegah keparahan cedera, mengurangi penderitaan dan bahkan menyelamatkan nyawa korban. Nah, bagi perusahaan yang peduli dengan keselamatan dan kesehatan pekerjanya, menyediakan fasilitas dan petugas P3K merupakan kewajiban yang pasti ada. Dengan adanya fasilitas dan petugas P3K, maka perusahaan dapat mengurangi berbagai konsekuensi yang ditimbulkan akibat kecelakaan kerja.

Berikut beberapa hal penting yang harus kita ketahui tentang pertolongan pertama:

 Fasilitas P3K di Tempat Kerja:

    • Ruang P3K Lokasi yang ideal untuk ruang P3K adalah ruangan yang dekat dengan toilet/kamar mandi, dekat jalan keluar, mudah dijangkau dari area kerja, dan dekat dengan tempat parkir kendaraan. Disamping itu, ruang P3K yang baik juga terdapat petugas kesehatan yang telah terlatih P3K. Sementara itu, syarat utama ruang P3K adalah bersih/steril dan memiliki luas yang cukup untuk menampung tempat tidur, lemari/kotak obat P3K, timbangan badan, tempat menyimpan tandu dan kursi roda, tempat sampah, air minum, penyejuk ruangan, meja dan kursi.
    • Lemari atau Kotak P3K dan isinya Posisi lemari atau kotak P3K sebagai tempat yang digunakan untuk menyimpan berbagai peralatan dan obat pertolongan pertama pada kecelakaan sangat vital. Selain dipasang di ruang P3K, kotak ini biasanya juga dipasang di beberapa tempat yang mudah dilihat dan dijangkau oleh pekerja. Kotak P3K yang baik harus kuat dan mudah diangkat/dipindah. Biasanya kotak ini terbuat dari bahan kayu atau logam, berwarna putih, diberi lambang palang merah dan tulisan “P3K” atau “First Aid” di bagian kaca pintu kotak K3 sebagai penanda.
    • Alat Evakuasi dan Transportasi Penolong dalam melakukan evakuasi harus bisa menggunakan alat transportasi seadanya. Begitu juga saat korban dievakuasi, penolong juga wajib melakukan perawatan darurat selama perjalanan.Beberapa alat evakuasi dan transportasi yang bisa digunakan pertolongan pertama adalah tandu, alat bantu pernafasan, kursi roda, dan jika memungkinkan bisa menggunakan mobil ambulan atau kendaraan lain yang dapat digunakan untuk mengangkut korban.
    • Petugas P3K Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor: Per.15/Men/VIII/2008 Tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja; Idealnya rasio jumlah petugas P3K untuk perusahaan yang memiliki resiko rendah terhadap kecelakaan, setidaknya memiliki satu petugas P3K untuk menangani 150 tenaga kerja. Sedangkan untuk perusahaan yang memiliki resiko kecelakaan kerja yang tinggi, setidaknya memiliki satu petugas untuk setiap 100 orang atau kurang. Petugas P3K di tempat kerja mempunyai tugas;
      • Melaksanakan tindakan pertolongan pertama di tempat kerja.
      • Merawat fasilitas P3K di tempat kerja.
      • Mencatat setiap kegiatan pertolongan pertama dalam buku kegiatan.
      • Melaporkan kegiatan pertolongan pertama kepada pengurus
    • Fasilitas Tambahan Selain berbagai fasilitas yang telah disebutkan diatas, perusahaan tertentu juga membutuhkan berbagai fasilitas tambahan untuk menjamin kegiatan pertolongan pertama dapat berjalan dengan baik. Fasilitas tambahan tersebut bisa berupa alat pelindung diri atau peralatan khusus yang digunakan di tempat kerja yang menangani potensi bahaya yang membutuhkan penanganan khusus. Alat pelindung diri ini khusus disediakan untuk perlindungan petugas K3 maupun korban kecelakaan. Hal ini disesuaikan dengan potensi bahaya di tempat kerja, misalnya alat pencuci mata, seragam anti api, alat pembasahan tubuh cepat, dan lain sebagainya.
  1. Prinsip Dasar Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan;
    • Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Saat terjadi kecelakaan kerja biasanya timbul situasi panik. Namun, sebagai petugas P3K usahakan tetap bersikap tenang dan pantau situasi dengan cermat. Pastikan diri dalam posisi aman untuk bisa menolong orang lain sehingga tidak menyebabkan korban berikutnya.
    • Pakailah metode pertolongan yang cepat, mudah dan efisien. Kamu saat ingin melakukan pertolongan pertama pada korban kecelakaan, lakukan sesegera mungkin dengan berbagai peralatan dan sumber daya yang ada.
    • Catat semua usaha pertolongan yang telah dilakukan. Pencatatan ini berfungsi untuk memberikan data secara valid kepada pihak lain (misalnya rumah sakit/rujukan) tentang identitas korban, kronologi kejadian, dan gejala penyakit yang diderita.
  2. Sistematika Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan
    • Jangan Panik. Meski situasi dan kondisi saat terjadi kecelakaan crowded, usahakan tetap tenang dan segera mengambil tindakan secara tepat dan cepat.
    • Jauhkan korban dari kecelakaan berikutnya. Menjauhkan korban kecelakaan dari tempat semula berfungsi untuk menghindari kecelakaan susulan yang mungkin bisa saja terjadi. Selain itu, dengan menghindar dari lokasi terjadinya kecelakaan, petugas P3K akan dapat lebih fokus mengurus korban.
    • Perhatikan pernafasan,denyut jantung, pendarahan dan tanda-tanda shock. Jika korban kecelakaan mengalami kendala dalam pernafasan, pendarahan, dan terjadi tenda-tanda shock maka segera beri pertolongan pertama sesuai dengan SOP.
    • Jangan memindahkan korban secara terburu-buru. Jangan pindahkan korban sebelum diketahui secara pasti jenis dan keparahan cedera yang dialami, kecuali bila tempat tersebut tidak memungkinkan lagi untuk melakukan perawatan. Apabila korban hendak diusung, hentikan pendarahan dan pastikan tulang yang patah sudah dibidai.
    • Segera rujuk ke pusat pengobatan terdekat. Pertolongan pertama pada prinsipnya adalah pertolongan sementara. Apabila korban mengalami luka parah, jangan segan untuk merujuk ke pusat pengobatan terdekat, bisa ke puskesmas, dokter spesialis maupun rumah sakit. Melihat penjabaran di atas, apakah kamu sudah cukup paham terkait Pertolongan pertama beserta proses kerja dan fungsinya bagi perusahaan?

Bagaimana untuk perusahaan yang belum memiliki petugas P3K? Apa yang harus dilakukan jika terdapat kecelakaan kerja? Berikut ini beberapa prioritas yang ahrus dilakukan jika seorang Non Petugas P3K dalam menangani kecelakaan kerja:

  1. Nilai situasi
  2. Lindungi diri dan korban
  3. Cegah kontaminasi silang
  4. Menenangkan dan meyakinkan korban
  5. Identifikasi korban
  6. Berikan perawatan dini
  7. Hubungi bantuan darurat/medis/pihak yang lebih berkompeten

Pembekalan informasi terkait pertolongan pertama pada kecelakaan kerja ini dapat dilakukan melalui pelatihan-pelatihan sederhana yang melibatkan seluruh karyawan agar setiap karyawan mampu melakukan penilaian terhadap prioritas yang harus dilakukannya saat menemukan kecelakaan kerja.

21 Juli 2025.
Midiatama
Pentingnya Konsultan ISO dalam Proses Sertifikasi
Safety K3
Pentingnya Konsultan ISO dalam Proses Sertifikasi

ISO (International Organization for Standardization) telah menjadi acuan global dalam menetapkan standar kualitas, lingkungan, dan manajemen untuk organisasi di berbagai industri. Proses sertifikasi ISO melibatkan sejumlah tahapan yang rumit dan memerlukan pemahaman mendalam tentang persyaratan ISO serta implementasinya.

Inilah mengapa penting untuk mempertimbangkan menggunakan jasa konsultan ISO yang berpengalaman. Artikel ini akan menjelaskan mengapa konsultan ISO sangat penting dalam proses sertifikasi dan manfaat yang mereka tawarkan.

1. Pemahaman Mendalam tentang Persyaratan ISO:

Persyaratan ISO dapat rumit dan membingungkan bagi banyak organisasi. Konsultan ISO berpengalaman memiliki pengetahuan mendalam tentang persyaratan ISO dan dapat membantu organisasi memahami persyaratan yang relevan dengan sektor industri mereka. Mereka akan membantu mengidentifikasi celah yang ada antara praktik saat ini dan persyaratan ISO yang harus dipenuhi, sehingga mempersiapkan organisasi untuk sertifikasi dengan sukses.

2. Bimbingan Implementasi ISO:

Implementasi standar ISO dapat melibatkan perubahan besar dalam operasi dan prosedur organisasi. Konsultan ISO akan memberikan bimbingan dan saran ahli tentang cara mengintegrasikan persyaratan ISO ke dalam proses bisnis yang ada. Mereka akan membantu organisasi mengembangkan kebijakan dan prosedur yang sesuai dengan standar ISO dan membantu dalam mengidentifikasi dan mengatasi tantangan yang mungkin muncul selama implementasi.

3. Audit Internal:

Sebelum menjalani audit eksternal untuk mendapatkan sertifikasi ISO, organisasi perlu melakukan audit internal secara menyeluruh untuk memastikan bahwa sistem manajemen telah memenuhi persyaratan ISO. Konsultan ISO dapat membantu organisasi dalam melakukan audit internal dengan objektivitas dan keahlian yang diperlukan. Mereka akan membantu mengidentifikasi ketidaksesuaian dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan sehingga organisasi dapat mempersiapkan diri dengan baik sebelum audit eksternal dilakukan.

4. Persiapan untuk Audit Eksternal:

Proses sertifikasi ISO melibatkan audit eksternal oleh lembaga sertifikasi yang independen. Konsultan ISO akan membantu organisasi mempersiapkan semua dokumen dan prosedur yang diperlukan untuk audit tersebut. Mereka akan memberikan panduan tentang apa yang diharapkan selama audit, menjawab pertanyaan auditor, dan membantu organisasi menghadapi tantangan yang mungkin timbul selama proses audit.

5. Keberlanjutan dan Pemeliharaan:

Setelah memperoleh sertifikasi ISO, organisasi perlu menjaga keberlanjutan dan terus memperbaiki sistem manajemen mereka. Konsultan ISO dapat membantu organisasi dalam melacak kinerja mereka dan memberikan saran tentang cara meningkatkan sistem manajemen yang ada. Mereka juga dapat membantu organisasi dalam menjalani audit pengawasan tahunan untuk mempertahankan sertifikasi ISO.

Kesimpulan:

Menggunakan jasa konsultan ISO dapat membantu organisasi memperoleh sertifikasi ISO dengan lebih efisien dan efektif. Dengan pengetahuan mendalam mereka tentang persyaratan ISO, pengalaman dalam implementasi, dan bimbingan yang mereka berikan, konsultan ISO dapat membantu organisasi mengatasi tantangan yang terkait dengan standar ISO. 

Selain itu, dalam dunia bisnis yang kompetitif saat ini, mempekerjakan konsultan ISO yang kompeten adalah investasi yang bijaksana. Mereka dapat membantu mengelola proses sertifikasi dengan lebih efisien, memastikan kepatuhan dengan standar ISO terbaru, dan meningkatkan kinerja perusahaan Anda. Dengan bantuan konsultan ISO, Anda dapat mencapai sertifikasi ISO yang sukses dan memanfaatkan manfaat bisnis yang signifikan.

17 Juli 2025.
Midiatama
7 Peralatan Pemadam Kebakaran Dasar
Safety K3
7 Peralatan Pemadam Kebakaran Dasar

Peralatan pemadam kebakaran memiliki peran penting dalam memadamkan api dan mengendalikan kebakaran sebelum dapat menyebar lebih luas. Pemadam kebakaran seperti alat pemadam api ringan (APAR), tabung pemadam, selang pemadam, dan sprinkler sistem adalah beberapa contoh peralatan yang dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran.

Pentingnya mengetahui cara menggunakan peralatan pemadam kebakaran dengan benar tidak dapat dipandang remeh. Pelatihan dan pemahaman tentang cara menggunakan peralatan pemadam kebakaran secara efektif dan efisien dapat membuat perbedaan antara keselamatan dan bahaya. Mengetahui langkah-langkah yang tepat dalam menggunakan peralatan pemadam kebakaran dapat membantu mengatasi situasi darurat dengan cepat dan secara efektif, serta meminimalkan risiko cedera atau kerusakan yang lebih besar.

Mengenal 7 Peralatan Pemadam Kebakaran Dasar

berikut adalah penjelasan lengkap tentang tujuan, penggunaan, dan karakteristik dari masing-masing peralatan pemadam kebakaran dasar:

1. APAR Powder (Powder Fire Extinguisher)

APAR Powder dirancang untuk memadamkan api kelas A, B, dan C. Peralatan ini menggunakan serbuk kering yang efektif dalam mencegah reaksi kimia yang diperlukan untuk pembakaran. Penggunaanya menggunakan serbuk kering yang disemprotkan ke api. APAR Powder efektif dalam berbagai situasi kebakaran, termasuk api yang disebabkan oleh material padat, cair, dan gas. APAR Powder dapat menyebabkan sedikit pencemaran dan tidak merusak peralatan listrik. Namun, serbuk kering tersebut dapat mengganggu visibilitas dan menyebabkan kerusakan pada peralatan sensitif seperti komputer atau mesin elektronik.

2. APAR Foam (Foam Fire Extinguisher)

APAR Foam digunakan untuk memadamkan api kelas A dan B. Peralatan ini menggunakan bahan busa yang membentuk lapisan pada permukaan api untuk mencegah penguapan dan memadamkan api secara efektif. Foam disemprotkan ke api untuk membentuk lapisan yang menutupi permukaan yang terbakar. Ini mencegah kontak langsung antara oksigen dan sumber panas, sehingga memadamkan api. APAR Foam dapat membersihkan residu setelah digunakan, tetapi perlu diingat bahwa busa yang dihasilkan bisa menyebabkan licin dan memerlukan pembersihan tambahan setelah kebakaran.

3. APAR CO2 (Carbon Dioxide Fire Extinguisher)

APAR CO2 digunakan untuk memadamkan api kelas B dan C. Peralatan ini menggunakan karbon dioksida (CO2) yang menggantikan oksigen di sekitar api, memadamkan api dengan cepat tanpa meninggalkan residu. CO2 disemprotkan ke api untuk menggantikan oksigen dan memadamkan sumber panas. Ini adalah pilihan yang baik untuk memadamkan kebakaran di sekitar peralatan elektronik atau bahan kimia yang sensitif terhadap air atau serbuk kering. APAR CO2 tidak meninggalkan residu dan tidak merusak peralatan listrik atau elektronik. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan CO2 dalam ruangan yang tidak ventilasi dapat menyebabkan kekurangan oksigen.

4. APAR Water (Water Fire Extinguisher)

APAR Water digunakan untuk memadamkan api kelas A. Peralatan ini menggunakan air yang disemprotkan ke api untuk mendinginkan permukaan yang terbakar dan memadamkan api. Air disemprotkan ke api untuk menurunkan suhu dan memadamkan sumber panas. Ini adalah pilihan yang baik untuk memadamkan kebakaran di kertas, kayu, kain, atau material lain yang mudah terbakar. APAR Water tidak meninggalkan residu dan biasanya aman digunakan di sebagian besar situasi kebakaran. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan air pada kebakaran yang disebabkan oleh bahan-bahan yang sensitif terhadap air seperti minyak atau bahan kimia dapat membuat keadaan menjadi lebih buruk.

5. Selimut Api (Fire Blanket)

Selimut Api digunakan untuk memadamkan api kecil dan membungkus korban luka bakar. Terbuat dari bahan tahan api, selimut api dapat menutupi sumber api untuk mencegah akses oksigen dan memadamkan api. Selimut api ditarik dan diletakkan di atas atau di sekitar sumber api untuk membungkusnya. Ini efektif untuk memadamkan api pada pakaian atau permukaan yang terbakar dan juga dapat digunakan untuk membungkus korban luka bakar. Selimut api mudah digunakan dan disimpan, serta tidak meninggalkan residu setelah digunakan. Namun, selimut api hanya efektif untuk api kecil dan tidak cocok untuk kebakaran yang besar atau luas.

6. Hydrant

Hydrant adalah sistem pemadam api air bertekanan tinggi yang menyediakan sumber air yang cukup untuk memadamkan kebakaran dengan tekanan tinggi. Alat ini digunakan oleh petugas pemadam kebakaran untuk menyuplai air ke jet air atau selang pemadam kebakaran untuk memadamkan kebakaran secara efektif. Hydrant umumnya terhubung ke sumber air utama dan dilengkapi dengan alat pengendali tekanan dan aliran air. Mereka penting dalam upaya pemadaman kebakaran dan sering terdapat di lingkungan perumahan, komersial, dan industri.

7. Pasir

Pasir digunakan untuk memadamkan api kecil dan mencegah penyebaran api. Dengan ini Pasir dapat menutupi sumber api untuk mencegah akses oksigen dan memadamkan api. Pasir ditaburkan atau dilemparkan ke api untuk menutupi permukaan yang terbakar dan memadamkannya. Ini efektif untuk kebakaran yang disebabkan oleh bahan-bahan padat seperti kayu atau kertas. Pasir mudah ditemukan, murah, dan efektif dalam memadamkan api kecil. Namun, penggunaannya dapat meninggalkan sisa pasir yang perlu dibersihkan setelah kebakaran dan tidak cocok untuk semua jenis kebakaran, terutama yang melibatkan cairan atau bahan kimia.

14 Juli 2025.
Midiatama
5 Langkah Cegah Kecelakaan Listrik dengan K3 Listrik
Safety K3
5 Langkah Cegah Kecelakaan Listrik dengan K3 Listrik

Keamanan dan keselamatan di lingkungan kerja merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dan dijamin oleh perusahaan, terutama Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)  listrik. Sebab, kecelakaan kerja akibat listrik dapat menyebabkan cedera serius atau bahkan kematian serta kerugian materi.

Penerapan K3 Listrik juga telah diatur oleh pemerintah dalam sejumlah regulasi. Seperti UU Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, serta sejumlah SNI yang menyangkut keamanan listrik.

Penerapan K3 listrik bertujuan untuk mencegah kecelakaan dan cedera yang terkait dengan penggunaan dan penanganan listrik di lingkungan kerja. Cakupan, K3 listrik meliputi penyusunan prosedur dan panduan, pelatihan, identifikasi bahaya, penggunaan peralatan yang aman, proteksi dan pengawasan, inspeksi lapangan dan penanganan darurat.

Penerapan K3 listrik dalam membantu mengurangi risiko kecelakaan dan cedera serius yang terkait dengan penggunaan listrik. Berikut langkah-langkah efektif untuk mencegah cedera dan kecelakaan terkait listrik, serta mengedukasi tentang praktik K3 yang aman dalam lingkungan kerja.

1. Pemahaman tentang Bahaya Listrik (Understanding Electrical Hazards)

Aspek pertama dalam menjaga K3 Listrik yaitu pemahaman tentang bahaya listrik yang dapat menyebabkan cedera serius, kebakaran, atau kerusakan peralatan jika tidak dikelola dengan benar. Oleh sebab itu, penting untuk mengenali dan memahami berbagai bahaya yang terkait dengan listrik, seperti paparan langsung, terjebak dalam aliran listrik, atau kegagalan peralatan listrik. Dengan pemahaman ini, kita dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.

2. Identifikasi dan Penandaan Bahaya Listrik (Identification and Labeling of Electrical Hazards)

Langkah kedua yaitu mengidentifikasi dan menandai bahaya listrik, terutama di area yang memiliki potensi bahaya listrik. Misalnya, sirkuit listrik, panel kontrol, atau peralatan berisiko harus diberi label yang tepat dan mudah dikenali.

Selain itu, beri petunjuk keselamatan di tempat yang muda terlihat, seperti tanda peringatan tegangan tinggi atau petunjuk penggunaan peralatan listrik dengan aman.

3. Pelatihan Keselamatan Listrik (Electrical Safety Training)

Pelatihan keselamatan listrik merupakan langkah selanjutnya dalam penerapan K3 Listrik yang efektif. Dengan Pelatihan tersebut harus diberikan kepada seluruh karyawan agar memiliki pemahaman yang memadai tentang penggunaan peralatan yang aman, prosedur darurat, dan tindakan pencegahan lainnya terkait keselamatan listrik. 

Pelatihan ini juga akan membekali karyawan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menghindari bahaya dan merespons situasi darurat dengan tepat.

4. Pemeriksaan Rutin dan Perawatan Peralatan Listrik (Regular Inspection and Maintenance of Electrical Equipment)

Langkah selanjutnya yaitu melakukan pemeriksaan rutin dan perawatan peralatan listrik  untuk memastikan bahwa tidak ada kerusakan yang dapat menyebabkan kegagalan atau bahaya listrik. Pemeriksaan dan pengawasan ini harus dilakukan secara berkala agar K3 Listrik berjalan dengan optimal.

Pemeriksaan dan perawatan harus sesuai dengan pedoman produsen atau standar keamanan yang berlaku. Jika ditemukan kerusakan segara perbaiki atau ganti sesuai kebutuhan.

5. Tindakan Darurat dan Prosedur Evakuasi (Emergency Actions and Evacuation Procedures)

Langkah terakhir yaitu penguatan proses dan tindakan situasi darurat yang melibatkan listrik. Seperti prosedur dalam memutuskan sumber daya listrik dalam keadaan darurat, penggunaan pemadam api yang tepat, atau prosedur evakuasi jika terjadi kebakaran atau keadaan berbahaya lainnya. 

Tindakan darurat ini perlu harus dipahami oleh seluruh karyawan melalui pelatihan untuk memastikan semua orang tahu bagaimana merespons dengan benar dan cepat dalam situasi darurat tersebut.

10 Juli 2025.
Midiatama
Tanda Perusahaan Perlu Perbarui Prosedur Keselamatan Kerja
Safety K3
Tanda Perusahaan Perlu Perbarui Prosedur Keselamatan Kerja

Jika perusahaan Anda sudah berhasil menekan angka kecelakaan kerja selama beberapa tahun terakhir, bukan berarti kecelakaan kerja tidak akan terjadi untuk tahun-tahun berikutnya. Anda juga perlu memastikan prosedur keselamatan yang diterapkan hingga saat ini benar-benar efektif atau tidak.

Banyaknya karyawan baru, masuknya peralatan kerja baru, atau bahkan job desk baru, saatnya Anda memperbarui prosedur keselamatan kerja sesuai kondisi terbaru perusahaan Anda. Berikut tujuh tanda perusahaan perlu perbarui prosedur keselamatan kerja:

1. Prosedur keselamatan kerja yang ada tidak efektif

Jika prosedur keselamatan kerja di perusahaan Anda dinilai tidak efektif dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, sebaiknya lakukan peninjauan ulang dan tambahkan informasi terbaru sesuai kondisi perusahaan saat itu.

2. Beberapa tahun terakhir, tidak ada karyawan yang mengalami kecelakaan kerja

Ini merupakan prestasi baik bagi perusahaan Anda. Tetapi, jika karyawan sudah merasa puas dengan prosedur keselamatan kerja yang ada, mereka bisa saja mengabaikan prosedur yang berlaku. Alhasil, kecelakaan kerja bisa saja terjadi di tahun-tahun berikutnya.

3. Perusahaan berpengalaman menangani insiden keselamatan kerja

Perusahaan memang berpengalaman mengatasi insiden keselamatan kerja akibat kelalaian karyawan. Namun tetap saja, jika insiden kerja masih terjadi, hal ini berarti prosedur keselamatan kerja yang ada tidak berjalan lancar dan diabaikan karyawan. Anda bisa mengaudit prosedur keselamatan kerja dan menambahkan informasi baru sesuai kondisi perusahaan terbaru atau peraturan yang berlaku.

4. Banyaknya karyawan baru yang membutuhkan pelatihan keselamatan kerja

Pastikan karyawan baru di perusahaan Anda mendapatkan pelatihan keselamatan kerja. Pelatihan keselamatan kerja, meliputi penjelasan job desk dan prosedur keselamatan kerja terbaru sesuai job desk.

5. Karyawan tidak mematuhi prosedur keselamatan kerja

Walaupun prosedur keselamatan kerja sudah diinformasikan kepada seluruh karyawan, faktanya ada saja karyawan yang tidak mematuhinya, misalnya tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) saat bekerja. Sudah saatnya Anda memperbarui prosedur keselamatan kerja atau gunakan cara lain untuk mensosialisasikan keselamatan kerja kepada karyawan, seperti memasang safety poster menarik di area kerja.

6. Karyawan tidak mematuhi langkah-langkah kerja sesuai prosedur yang berlaku

Ada saja karyawan yang ‘bandel’ tidak mematuhi langkah-langkah kerja sesuai peraturan yang berlaku. Sebagai contohnya, karyawan A sedang bekerja memperbaiki mesin, ia mengabaikan salah satu prosedur kerja atau melakukan langkah kerja secara acak. Hal tersebut dapat merusak peralatan kerja atau bahkan membahayakan nyawa karyawan.

7. Masuknya peralatan produksi baru

Walaupun peralatan produksi yang baru memiliki fungsi yang mirip dengan peralatan yang sudah ada, namun Anda harus meninjau kembali prosedur pengoperasian / keselamatan yang relevan, seperti prosedur lockoutdan tagout untuk peralatan baru.

07 Juli 2025.
Midiatama
Cara Mencegah Kebakaran Proyek Akibat Kebiasaan Pekerja Merokok
Safety K3
Cara Mencegah Kebakaran Proyek Akibat Kebiasaan Pekerja Merokok

Beragam hal dapat menjadi sumber penyebab malapetaka ini termasuk diantaranya adalah akibat kebiasaan pekerja yang suka merokok sembarangan. penyebabnya seringkali sepele, yaitu membuang sisa puntung rokok yang ternyata masih ada apinya ke area mudah terbakar, hasilnya seluruh proyek bisa ikut terbakar habis  sebelum pemadam kebakaran datang.

Namun sebagai seorang engineer teknik sipil tentu punya kiat-kiat jitu dalam mengatasi masalah ini, nah.. sebagai bahan masukan atau sekedar penyegar kembali disini kita mencoba menuliskan beberapa solusi yang mungkin dapat dipraktekan sebagai upaya mencegah terjadinya bahaya kebakaran di proyek.

Cara mencegah kebakaran proyek akibat kebiasaan pekerja merokok:

Di Awasi, kontraktor menugaskan personel khusus untuk melakukan pekerjaan pengawasan bekerjasama dengan para mandor atau kepala tukang agar para pekerja proyek tidak merokok pada area yang berpotensi menimbulkan bahaya kebakaran. bisa juga dengan membuat peraturan tegas seperti denda pemotongan gaji apabila ketahuan merokok di area proyek.

Di Ajari, Melakukan penyuluhan kepada para pekerja agar mengurangi atau bahkan tidak merokok sama sekali, melakukan sosialisasi tentang bahaya akibat merokok dan membantu para pekerja agar bisa lepas dari jeratan ketagihan rokok. Memberikan bonus hadiah bagi pekerja yang tidak merokok selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.

Di Ingatkan, Memasang rambu-rambu untuk mengingatkan pekerja untuk tidak merokok, misalnya bertuliskan kata-kata berbahasa lembut yang berbunyi “TERIMAKASIH ANDA TIDAK MEROKOK”.

Di Fasilitasi, Membuat area yang secara khusus disediakan untuk merokok, tempat ini diletakan pada area yang aman dari bahaya kebakaran serta dibuat senyaman mungkin agar bisa dimanfaatkan pekerja dengan baik untuk menyalurkan hobi merokok. dengan begini maka seluruh area proyek selain tempat tersebut adalah tempat larangan untuk merokok.

Di Amankan, Menyiapkan alat pemadam kebakaran pada titik-titik rawan agar sewaktu-waktu dapat digunakan untuk memadamkan api kecil yang bisa berpotensi untuk membesar.

Begitulah beberapa alternatif yang bisa dilakukan untuk mengatasi aktifitas merokok pekerja di area proyek agar tidak menimbulkan bahaya kebakaran. Semoga seluruh pekerja proyek di Indonesia maupun dunia dapat bekerjasma dengan baik dalam hal ini

04 Juli 2025.
Midiatama
1
2
1
2
3
...
54

Artikel Populer

10 Perbedaan Sertifikasi Ahli K3 Umum BNSP dan Kemnaker RI

05 September 2024.
410 Views
10 Perbedaan Sertifikasi Ahli K3 Umum BNSP dan Kemnaker RI

Tips Menerapkan Tindakan Pencegahan di Tempat Kerja

27 September 2024.
388 Views
Tips Menerapkan Tindakan Pencegahan di Tempat Kerja

Selain Fire Detector, Apa Komponen Lain yang Ada pada Fire Alarm?

24 Agustus 2023.
365 Views
Selain Fire Detector, Apa Komponen Lain yang Ada pada Fire Alarm?

Bagaimana Cara Mencegah dan Mengurangi Rasa Sakit Perut Saat Maag Kambuh?

11 Mei 2023.
338 Views
Bagaimana Cara Mencegah dan Mengurangi Rasa Sakit Perut Saat Maag Kambuh?

Waspadai Bahaya Arc Flash – Ledakan Api Listrik

19 Agustus 2024.
325 Views
Waspadai Bahaya Arc Flash – Ledakan Api Listrik

6 Klasifikasi Area Berbahaya dan Tindakan Pencegahannya

23 September 2024.
321 Views
6 Klasifikasi Area Berbahaya dan Tindakan Pencegahannya

Mengapa perlu melakukan penilaian risiko kebakaran?

26 Agustus 2024.
313 Views
Mengapa perlu melakukan penilaian risiko kebakaran?

Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan Saat Memilih Lifeline

19 September 2024.
299 Views
Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan Saat Memilih Lifeline
Kontak Kami
Fast Respon (Sales)

0899-3386423 (Beni)

0852-1011-9176 (Risma)

0878-88880799 (Soka)

0815-32705432 (Amanda)

Telephone (Office)

021-2126380 (24 Jam)

021-22545432 (Jam Kerja)

021-58906930 (Jam kerja)

Email

[email protected]

[email protected]

Office

Gedung Wisma Presisi, Lantai 1 No 4, Jalan Taman Aries RT.05/RW2, Meruya Utara Kembangan Jakarta Barat 11620

Business Partner

Lihat partner lainnya

HSE
Garuda
LSPK3 Indonesia
ALPK3 Indonesia
Bantuan

Hubungi Kami

Syarat

Syarat dan Ketentuan

FAQ

Sosial Media

Facebook

Instagram

Youtube

Aplikasi Miccapro
Aplikasi Miccapro di App StoreAplikasi Miccapro di Google Play
HUBUNGI KAMI
Fast Respon (Sales)

0899-3386423 (Beni)

0852-1011-9176 (Risma)

0878-88880799 (Soka)

0815-32705432 (Amanda)

Telephone (Office)

021-2126380 (24 Jam)

021-22545432 (Jam Kerja)

021-58906930 (Jam kerja)

ALAMAT KAMI

PT. Mitra Dinamis Yang Utama (PJK3 Midiatama Academy) Gedung Wisma Presisi, Lantai 1 No. 4, Jalan Taman Aries RT.5/RW.2 Meruya Utara Kembangan Jakarta Barat 11620

Email

[email protected]

[email protected]

Jam Kerja

08.00 WIB - 17.00 WIB

BANTUAN

Hubungi Kami

Syarat

Syarat dan Ketentuan

FAQ

Business Partner
HSE
Garuda
LSPK3 Indonesia
ALPK3 Indonesia

Lihat lebih banyak

SOCIAL MEDIA

Facebook

Instagram

Youtube

Aplikasi Miccapro
Aplikasi Miccapro di App StoreAplikasi Miccapro di Google Play
© Copyright 2020 - 2025 PT Mitra Dinamis Yang Utama
Powered By Midiatama