Loading...
Mempersiapkan pengalaman terbaik untuk Anda
Tanpa disadari, bukan hanya karyawan yang sering melakukan kesalahan dalam one on one meeting. Nyatanya, pegiat HR dan manajer juga kerap keliru ketika menjalankan inisiatif tersebut. Pada dasarnya, one on one meeting adalah pertemuan yang biasanya dilakukan manajer/HR dan karyawan dengan agenda tertentu.
Agenda atau topik yang dibicarakan cukup beragam, umumnya mengenai kualitas kerja, pengembangan karier, serta kesejahteraan karyawan. Meskipun terdengar mudah untuk dilakukan, ada beberapa kesalahan yang seringkali dilakukan oleh para manajer.
Kesalahan ini pun mungkin terlihat sepele. Akan tetapi, jika dibiarkan berlanjut, informasi yang hendak diberikan takkan diterima dengan baik oleh karyawan. Alhasil, segala perkembangan yang perlu dilakukan malah terhambat.
Nah, memangnya, apa saja contoh-contoh kesalahan yang sering dilakukan manajer/HR dalam one on one meeting? Lalu, seperti apa cara terbaik untuk memperbaikinya?
Kesalahan One on One Meeting
1. Terlalu sering melakukan reschedule atau membatalkan meeting
Salah satu kesalahan yang sering dilakukan HR dan manajer dalam one on one meeting adalah terlalu sering reschedule atau membatalkan meeting. Selain karena liburan, keadaan darurat, maupun cuti sakit, sebaiknya kamu tidak membatalkan sesi meeting ini.
Mengapa demikian? Sebab, menurut hasil penelitian Harvard Business Review, hal ini dapat membuat karyawan merasa tidak diprioritaskan. Terlalu sering melakukan rescheduling juga bisa menyulitkan proses perkembangan yang diperlukan kayawan.
2. Hanya membicarakan update pekerjaan
Kesalahan one on one meeting selanjutnya adalah hanya membicarakan update pekerjaan. Sejatinya, 1-on-1 meeting dilakukan supaya manajer dan karyawan bisa memiliki relasi yang baik danberdiskusi dengan lebih lancar.
Apabila kamu lebih sering membicarakan update pekerjaan bawahanmu, karyawan bakal merasa tertekan dan justru merasa segan. Maka dari itu, segera atasi masalah ini dan mulai berdiskusi mengenai perkembangan dan pertumbuhan karyawan agar mereka merasa diperhatikan dan nyaman saat menjalani pertemuan ini.
3. One on one meeting bukan performance review
Kesalahan 1on1 meeting berikutnya yang sering dilakukan HR adalah menganggap performance review dan one on one meeting itu sama. Performance review merupakan sebuah sesi diskusi untuk tujuan jangka panjang serta hasil kerja karyawan.
Di sisi lain, one on one meeting perlu digunakan sebagai sesi coaching dan dukungan kepada karyawan. Melihat perbedaan konsep antara performance review dan one on one meeting, sudah jelas bahwa keduanya memiliki tujuan akhir yang tidak serupa.
4. Tidak membiarkan karyawan berbicara
Kesalahan one one meeting lainnya yang seringkali dilakukan manajer atau HR adalah tidak membiarkan karyawan berbicara. One on one meeting seharusnya diperlakukan sebagai waktu khusus untuk memerhatikan kebutuhan karyawan.
Maka dari itu, utamakan permasalahan karyawan dan buatlah tempat yang membuat mereka nyaman untuk berbagi cerita. Dari cerita para karyawan pun kamu nantinya bisa mempersiapkan inisiatif yang sekiranya bisa menjadi solusi atas permasalahan mereka.
5. Tidak terbuka dengan karyawan
Kesalahan one on one meeting yang terakhir adalah tidak terbuka dengan karyawan. Adanya rasa segan yang dimiliki oleh para karyawan akan menyulitkan mereka untuk mau berbicara dan berdiskusi bersama.
Oleh sebab itu, ciptakanlah ruang yang nyaman sehingga para karyawan bisa merasa nyaman dalam menceritakan perasaan dan kesulitan mereka.
Cara Memperbaiki Kesalahan One on One Meeting
1. Sering memantau kabar karyawan
Salah satu hal yang dapat kamu lakukan untuk memperbaiki hubungan dengan karyawan adalah sering memantau kabar mereka. Memantau kabar ini dapat dilakukan secara langsung, melalui video call, online chat setidaknya seminggu sekali. Kamu juga dapat menyelipkan saran maupun masukan kepada karyawan.
Secara tidak langsung, kamu pun ikut membantu karyawan mu untuk berkembang melalui saran yang mereka terima di setiap minggu.
2. Menggunakan agenda fokus yang fleksibel
Meskipun one on one meeting terkesan formal, menggunakan agenda fokus yang fleksibel akan membuat pertemuan terasa ringan dan lebih bermakna. Topik yang biasa digunakan oleh para manajer dalam one on one meeting adalah permasalahan yang sedang dialami dalam karyawan, serta saran untuk hal yang perlu diperbaiki.
Akan tetapi, kamu bisa tetap lebih fleksibel sehingga suasana pertemuan akan lebih santai dan tidak terlalu serius.
3. Menjadi pendengar yang baik
Supaya one on one meeting yang dilakukan bisa berhasil, seorang manajer harus bisa menjadi pendengar yang baik. Sebab, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, pertemuan ini merupakan waktu yang digunakan oleh para karyawan untuk berkeluh kesah dan menceritakan diri mereka.
Oleh karena itu, kamu harus mau mendengarkan dan menunjukkan sikap yang mau mendengarkan serta memberikan saran yang sesuai dengan masalah yang diberikan.
4. Memberikan dukungan dan saran konstruktif
One on one meeting merupakan platform yang dapat digunakan oleh para manajer untuk membangun kepercayaan anggota timnya. Daripada memunculkan permasalahan, sebaiknya manajer mencari cara terbaik dalam menyingkirkan permasalahan dan menyediakan sarana agar para karyawan dapat berkembang.
Memberikan dukungan yang tepat serta masukan konstruktif merupakan salah satu cara yang perlu dilakukan oleh para manajer. Selain mendekatkan diri dengan bawahannya, manajer juga dapat membantu mereka untuk berkembang melalui saran-saran yang diberikan.
Itulah beberapa kesalahan serta cara yang dapat dilakukan oleh manajer terhadap karyawannya dalam melakukan one on one meeting. Jangan lupa diterapkan, ya!
Dalam dunia industri, keselamatan merupakan hal yang tak bisa diabaikan. Lifeline, atau tali pengaman safety, menjadi salah satu alat penting dalam menjaga keselamatan para pekerja, terutama di lingkungan kerja yang tinggi atau berbahaya. Dan Lifeline bukan hanya sekadar tali biasa, tetapi sebuah sistem pengaman yang dirancang untuk menahan atau menopang beban serta mengamankan pekerja dari jatuh atau tergelincir.
Pengertian Lifeline
Lifeline merupakan tali yang menjadi bagian integral dari sistem keselamatan yang dirancang untuk melindungi pekerja di lingkungan kerja yang memerlukan perlindungan dari jatuh atau tergelincir. Bahan yang digunakan untuk membuat lifeline biasanya dipilih karena kekuatan dan ketahanannya terhadap tekanan dan keausan, seperti nilon yang kuat atau baja tahan lama. Namun, selain kekuatan materi, desain lifeline juga memperhitungkan fleksibilitas agar pengguna dapat bergerak dengan relatif bebas tanpa mengorbankan keamanan.
Attachment point pada lifeline menjadi komponen kunci yang memungkinkan pengguna terhubung ke anchor point dengan aman. Anchor point biasanya dipasang pada struktur yang stabil dan kuat, seperti dinding beton atau tiang baja, untuk memastikan bahwa lifeline dapat menahan beban pengguna dengan efektif. Pemasangan attachment point dan anchor point harus dilakukan dengan cermat sesuai dengan panduan keselamatan yang berlaku, serta mempertimbangkan faktor-faktor seperti beban maksimum yang akan ditanggung oleh lifeline dan posisi pengguna saat bekerja.
Dalam situasi darurat, lifeline menjadi jaminan bagi keselamatan pekerja. Ketika terjadi kejadian tak terduga seperti jatuh atau tergelincir, lifeline akan mencegah pengguna jatuh ke bawah dengan menahan beban tubuhnya. Oleh karena itu, penggunaan lifeline tidak hanya mengurangi risiko kecelakaan, tetapi juga memberikan kepercayaan diri ekstra bagi pekerja yang harus beroperasi di ketinggian atau lingkungan kerja yang berpotensi berbahaya.
Fungsi Lifeline
Lifeline memiliki beberapa fungsi utama yang mendukung keselamatan dan efisiensi di lingkungan kerja yang berpotensi berbahaya:
Manfaat Lifeline
Penggunaan lifeline dalam lingkungan kerja membawa berbagai manfaat yang signifikan bagi keselamatan dan produktivitas:
Penerangan yang buruk bukan berati yang gelap. Namun penerangan yang baik ditempat kerja adalah yang tidak menyilaukan, yang tidak berkedip, yang tidak menimbulkan bayangan kontras dan tidak menimbulkan panas. Biasanya intensitas pencahayaan dinyatakan dalam satuan Lux.
Dalam bekerja tentunya pencahayaan ini sangat penting, sehingga dalam regulasi pemerintah telah dibuatkan standarisasi berkaitan tingkat pencahayaan untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu. Misalnya untuk penerangan di halaman dan jalan standar yang ditetapkan pemerintah yaitu setidaknya 20 lux.
Atau untuk pekerjaan yang sifatnya mengerjakan bahan-bahan yang kasar, atau pergudangan untuk menyimpan barang-barang besar dan kasar setidaknya perlu 50 lux. Semakin teliti maka semakin tinggi juga intensitas yang diperlukan namun tetap ada batasannya. Karena pencahayaan yang terlalu terang juga bisa membahayakan.
Penerangan yang buruk atau yang tidak sesuai dengan jenis pekerjaannya akan menimbulkan risiko pada pekerja seperti kelelahan mata, berkurangannya kemampuan mampu hingga kerusakan indera mata.
Di beberapa kondisi, penerangan yang buruk juga dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Oleh karena itu penting memastikan bahwa kita bekerja dengan penerangan yang baik. Aturan terkait pencahayaan bisa dilihat di Permenaker no 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja (halaman 61)
Mengetahui klasifikasi area berbahaya merupakan hal yang sangat penting dalam lingkungan kerja karena dapat membantu mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko yang mungkin terjadi. Kecelakaan kerja dapat memiliki dampak negatif yang serius, termasuk cedera fisik yang parah atau bahkan kematian bagi pekerja yang terlibat.
Selain itu, kecelakaan juga dapat merugikan perusahaan dengan menyebabkan kerusakan pada peralatan dan properti, mengganggu produktivitas, serta menimbulkan biaya medis dan kompensasi yang tinggi.
Tips Menerapkan Tindakan Pencegahan di Tempat Kerja
Menerapkan tindakan pencegahan di tempat kerja memerlukan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu dalam menerapkan tindakan pencegahan di tempat kerja:
Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman adalah tanggung jawab bersama. Keselamatan kerja merupakan prioritas yang harus dipegang oleh semua pihak terlibat, baik manajemen perusahaan maupun para pekerja. Dengan memahami klasifikasi area berbahaya dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat, kita dapat meminimalkan risiko kecelakaan kerja yang serius.
Dan dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang sesuai, seperti pelatihan keselamatan, penggunaan peralatan pelindung diri, dan penegakan prosedur keselamatan, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi semua.
Antasida adalah obat untuk meredakan gejala akibat asam lambung berlebih, seperti nyeri ulu hati, kembung, mual, atau rasa panas di dada. Obat ini bisa digunakan dalam pengobatan sakit maag, penyakit asam lambung (GERD), tukak lambung, atau gastritis.
Antasida (antacid) bekerja dengan cara menetralkan asam lambung sehingga keluhan akibat naiknya asam lambung akan mereda. Obat ini dapat bekerja dalam hitungan jam setelah diminum. Namun, antasida hanya bisa meredakan gejala dan tidak dapat mengobati penyebab meningkatnya asam lambung.
Sukralfat atau sucralfate adalah obat untuk mengatasi tukak lambung, ulkus duodenum, atau gastritis kronis. Sukralfat tersedia dalam bentuk tablet, kaplet, dan suspensi yang hanya boleh digunakan dengan resep dokter.
Sukralfat bekerja dengan cara menempel di bagian lambung atau usus yang terluka. Obat ini melindungi lukadari asam lambung, enzim pencernaan, dan garam empedu. Dengan begitu, sukralfat mencegah luka menjadi semakin parah dan membantu penyembuhan luka lebih cepat.
Jika nantinya dengan penerapan pola hidup sehat tersebut kekambuhan sakit maag masih sering terjadi dan belum dapat teratasi dengan secara mandiri, maka sebaiknya periksakan diri anda ke dokter penyakit dalam.
sumber : alodokter