Setelah para pembaca mengetahui bermacam informasi mengenai cara penempatan, perawatan dan cara pakai APAR, para pembaca juga perlu mengetahui cara menghitung kebutuhan APAR. Dalam penyediaan APAR di setiap ruangan bangunan, tentunya tidak boleh sembarangan, karena akan berpengaruh dalam upaya pemadaman api.
Perlu diketahui para pembaca, jika satu ruangan dengan ruangan lain memiliki kebutuhan yang berbeda akan alat pemadam api ringan. Nah, pada artikel di bawah ini akan dijabarkan bagaimana cara menghitung APAR dan menyiapkannya di berbagai ruangan yang akan diproteksi.
Cara Menghitung Kebutuhan APAR di Tiap Ruang
Menghitung kebutuhan APAR sebenarnya sudah ditetapkan oleh National Fire Protection Association (NFPA) dan Peraturan dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan yang akan dirangkum pada poin-poin di bawah ini:
Aula/Koridor/Perkantoran. Untuk ruang perkantoran dengan luas 200m persegi, sebaiknya disediakan alat pemadam api dengan media dry chemical powder seberat 6 kg di tiap ruangannya. Lalu untuk ruangan terusan atau terbuka seperti koridor dan aula, sebaiknya disediakan APAR dengan berat dan jenis yang sama berjarak 20 meter tiap unitnya.
Kamar Tidur/Ruang Kantor/Ruangan berpartisi lainnya. Ruangan dengan partisi seperti kamar tidur dan ruang kantor sebaiknya juga diproteksi dengan alat pemadam api ringan. Untuk ruangan tersebut, sebaiknya disediakan alat pemadam api ringan dengan media dry chemical powder berukuran 3 kg di tiap ruangannya.
Ruang dengan alat elektronik/Ruang panel elektronik/Ruang penyimpanan genset. Ruangan dengan alat elektronik dan mekanik sebaiknya diberi 2 jenis alat pemadam api ringan. Alat pemadam api ringan yang harus disiapkan adalah APAR dengan media dry chemical powder bersatuan berat 4 kg dan APAR dengan media CO2 bersatuan berat 6 kg.
Area Produksi/Industri/Gardu Listirk. Dengan potensi kebakaran yang cukup tinggi pada ruangan-ruangan seperti ini, maka ketersediaan APAR sangatlah mutlak. Pada ruangan ini dihimbau untuk menyediakan APAR dengan media dry chemical powder ABC bermuatan besar juga APAR dengan media CO2 dengan berat 9 kg.
Catatan Tambahan Cara Menghitung Kebutuhan APAR
Setelah mengetahui cara menghitung kebutuhan APAR, para pembaca dihimbau juga untuk memperhatikan catatan tambahan terkait penyediaan APAR. Disarankan APAR diberi tanda dengan warna merah yang mencolok tepat di atas tempat APAR diletakan. Juga sebaiknya APAR diletakan di tempat yang mudah diakses saat terjadi kebakaran, contohnya di dekat pintu darurat.
sumber : pemadamapi.id
Manfaat menggunakan lifeline sangat besar, tidak hanya bagi keselamatan pekerja tetapi juga bagi keselamatan keseluruhan di tempat kerja. Penggunaan lifeline dapat mengurangi risiko kecelakaan serius atau fatal yang bisa terjadi jika pekerja jatuh dari ketinggian.
Selain itu, dengan meningkatkan keselamatan kerja, penggunaan lifeline juga dapat mengurangi biaya yang terkait dengan kecelakaan kerja, seperti biaya medis, kompensasi pekerja, atau penundaan proyek. Dengan demikian, lifeline bukan hanya merupakan alat pengaman individual, tetapi juga merupakan investasi penting untuk keselamatan dan kesejahteraan pekerja serta kelangsungan bisnis.
Jenis-Jenis Lifeline
Terdapat empat jenis utama lifeline yang digunakan dalam berbagai aplikasi keselamatan dan industri. Mari kita jelaskan lebih detail tentang masing-masing jenis:
Komponen Utama Lifeline
Komponen-komponen utama lifeline adalah unsur-unsur kunci yang bekerja bersama-sama untuk memberikan perlindungan dan keamanan kepada pekerja yang menggunakan lifeline. Berikut penjelasan tentang masing-masing komponen:
Antasida adalah obat untuk meredakan gejala akibat asam lambung berlebih, seperti nyeri ulu hati, kembung, mual, atau rasa panas di dada. Obat ini bisa digunakan dalam pengobatan sakit maag, penyakit asam lambung (GERD), tukak lambung, atau gastritis.
Antasida (antacid) bekerja dengan cara menetralkan asam lambung sehingga keluhan akibat naiknya asam lambung akan mereda. Obat ini dapat bekerja dalam hitungan jam setelah diminum. Namun, antasida hanya bisa meredakan gejala dan tidak dapat mengobati penyebab meningkatnya asam lambung.
Sukralfat atau sucralfate adalah obat untuk mengatasi tukak lambung, ulkus duodenum, atau gastritis kronis. Sukralfat tersedia dalam bentuk tablet, kaplet, dan suspensi yang hanya boleh digunakan dengan resep dokter.
Sukralfat bekerja dengan cara menempel di bagian lambung atau usus yang terluka. Obat ini melindungi lukadari asam lambung, enzim pencernaan, dan garam empedu. Dengan begitu, sukralfat mencegah luka menjadi semakin parah dan membantu penyembuhan luka lebih cepat.
Jika nantinya dengan penerapan pola hidup sehat tersebut kekambuhan sakit maag masih sering terjadi dan belum dapat teratasi dengan secara mandiri, maka sebaiknya periksakan diri anda ke dokter penyakit dalam.
sumber : alodokter
Penerangan yang buruk bukan berati yang gelap. Namun penerangan yang baik ditempat kerja adalah yang tidak menyilaukan, yang tidak berkedip, yang tidak menimbulkan bayangan kontras dan tidak menimbulkan panas. Biasanya intensitas pencahayaan dinyatakan dalam satuan Lux.
Dalam bekerja tentunya pencahayaan ini sangat penting, sehingga dalam regulasi pemerintah telah dibuatkan standarisasi berkaitan tingkat pencahayaan untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu. Misalnya untuk penerangan di halaman dan jalan standar yang ditetapkan pemerintah yaitu setidaknya 20 lux.
Atau untuk pekerjaan yang sifatnya mengerjakan bahan-bahan yang kasar, atau pergudangan untuk menyimpan barang-barang besar dan kasar setidaknya perlu 50 lux. Semakin teliti maka semakin tinggi juga intensitas yang diperlukan namun tetap ada batasannya. Karena pencahayaan yang terlalu terang juga bisa membahayakan.
Penerangan yang buruk atau yang tidak sesuai dengan jenis pekerjaannya akan menimbulkan risiko pada pekerja seperti kelelahan mata, berkurangannya kemampuan mampu hingga kerusakan indera mata.
Di beberapa kondisi, penerangan yang buruk juga dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Oleh karena itu penting memastikan bahwa kita bekerja dengan penerangan yang baik. Aturan terkait pencahayaan bisa dilihat di Permenaker no 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja (halaman 61)
1. Control Panel Fire Alarm
Dalam instalasi fire alarm system dibutuhkan sebuah panel, karena sistem ini bekerja secara otomatis. Sehingga membutuhkan panel untuk mengontrol semuanya.
Panel tersebut bernama MCFA (Master control fire alarm) atau yang lebih sering disebut dengan panel fire alarm. MCFA akan berperan sebagai panel pusat yang akan mengatur dan mengendalikan semua detektor dan alarm bell yang terpasang.
Jadi semua data dan sinyal yang diberikan detector akan diolah MCFA. Kemudian baru mengeluarkan output berupa suara bunyi alarm maupun disertai dengan indikator visual. Dengan seperti ini, petugas yang memiliki tanggung jawab di bangunan tersebut bisa segera mengetahui lokasi kebakaran.
2. Audible Visual Fire Alarm
Menjadi komponen yang sangat penting, karena komponen inilah yang akan memberikan tanda kepada orang-orang disekitar jika sedang terjadi kebakaran. Nah, komponen peringatan fire alarm ini dibagi menjadi 3 macam dengan fungsi yang berbeda-beda, sebagai berikut.
Sebenarnya beberapa jenis audible visual fire alarm memiliki fungsi dan tujuan yang sama. Hanya saja, Anda bisa sesuaikan dengan peringatan seperti apa yang sedang dibutuhkan untuk proteksi bangunan Anda.
3. Power Supply
Seperti yang kita tahu bahwa, fire alarm system memiliki banyak detector, apalagi yang menggunakan model Full Addressable. Maka dari itu, dibutuhkan daya listrik yang lumayan besar agar semua detektor bisa terus aktif dan siap siaga.
Itulah mengapa dibutuhkan peran power supply untuk terus memberikan daya listrik ke seluruh jaringan instalasi sistem alarm kebakaran.