Cara Mengatasi Listrik Spaning
Safety K3

Cara Mengatasi Listrik Spaning

23 Maret 2023

Tegangan listrik yang tidak stabil (spaning) harus segera diatasi karena dapat mempengaruhi kinerja peralatan elektronika. Nah berikut ini merupakan cara mengatasi listrik spaneng atau tegangan (voltase) naik turun.

1. Mencari Letak Gangguan

Langkah awal dalam mengatasi lisrik spaning adalah dengan mencari letak gangguan, apakah terjadi pada jaringan listrik PLN atau terjadi pada instalasi listrik di rumah. Untuk mengecek apakah tegangan listrik PLN stabil atau tidak adalah dengan mengeceknya melalui KWH Meter prabayar dengan menekan kode “41” lalu “Enter” atau “04” lalu “Enter”.

Jika nilai tegangan yang ditampilkan pada layar sesuai standar maka tegagan listrik jaringan PLN stabil (Standar tegangan PLN tidak lebih dari 231 volt atau tidak kurang dari 198 volt). Jika tidak sesuai standar, maka tegangan listrik jaringan PLN tidak stabil. Solusinya adalah dengan menghubungi petugas PLN untuk memperbaiki jaringan listriknya.

Untuk mengecek apakah tegangan listrik tidak stabil dikarenakan instalasi rumah maka dapat melakukan pengukuran menggunakan multimeter. Jika tegangan hasil pengukuran tidak sesuai standar maka instalasi listrik mengalami gangguan.

Jika instalasi listrik rumah yang menjadi penyebab tegangan tidak stabil maka hubungi teknisi listrik untuk menemukan dan memperbaiki gangguan listrik tersebut.

2. Menggunakan Stabilizer

Stabilizer merupakan peralatan listrik yang berfungsi untuk menjaga agar tegangan dan arus listrik tetap stabil (normal). Alat ini dapat digunakan untuk skalar rumah tangga maupun industri. Kekurangannya, alat ini tidak adapat menyimpan energi.

3. Menggunakan UPS

UPS (Uninterruptible Power Supply) merupakan peralatan listrik yang berfungsi untuk menstabilkan energi listrik dan dapat digunakan sebagai penyimpan energi listrik karena memiliki baterai.

4. Memperbaiki Kualitas Instalasi Listrik

Spaneng listrik atau tegangan naik turun juga dapat disebabkan oleh kualitas instalasi listrik yang tidak baik seperti menggunakan komponen instalasi yang tidak standar, menggunakan kabel yang tidak sesuai KHA (Kapasitas Hantar Arus) dan pemasagan instalasi yang tidak sesuai standar.

Untuk memperbaiki kualitas instalasi listrik maka dapat dilakukan dengan memenuhi standari yang diatur dalam PUIL (Persyatan Umum Instalasi Listrik). Konsultasikan dengan teknisi listrik untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Jadi itulah penjelasan meteri tentang penyebab listrik spaneng (tegangan naik turun) dan cara mengatasi listrik spaning.

sumber : carailmu. com

Artikel Lainnya

Tips Menerapkan Tindakan Pencegahan di Tempat Kerja
Safety K327 September 2024

Tips Menerapkan Tindakan Pencegahan di Tempat Kerja

Mengetahui klasifikasi area berbahaya merupakan hal yang sangat penting dalam lingkungan kerja karena dapat membantu mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko yang mungkin terjadi. Kecelakaan kerja dapat memiliki dampak negatif yang serius, termasuk cedera fisik yang parah atau bahkan kematian bagi pekerja yang terlibat.

Selain itu, kecelakaan juga dapat merugikan perusahaan dengan menyebabkan kerusakan pada peralatan dan properti, mengganggu produktivitas, serta menimbulkan biaya medis dan kompensasi yang tinggi. 

Tips Menerapkan Tindakan Pencegahan di Tempat Kerja

Menerapkan tindakan pencegahan di tempat kerja memerlukan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu dalam menerapkan tindakan pencegahan di tempat kerja:

  1. Komitmen manajemen untuk keselamatan kerja
    Manajemen harus memberikan komitmen yang kuat untuk keselamatan kerja dengan menetapkan kebijakan, memberikan sumber daya yang cukup, dan mendukung upaya keselamatan.
  2. Melibatkan pekerja dalam identifikasi bahaya dan penilaian risiko
    Pekerja adalah sumber informasi yang berharga tentang kondisi di tempat kerja. Libatkan mereka dalam proses identifikasi bahaya dan penilaian risiko untuk mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang potensi bahaya di tempat kerja.
  3. Menyediakan pelatihan keselamatan kerja yang berkelanjutan
    Memberikan pelatihan keselamatan kerja yang terus-menerus kepada semua pekerja untuk meningkatkan kesadaran mereka terhadap bahaya dan cara mengurangi risiko di tempat kerja.
  4. Menerapkan dan memelihara program K3 yang efektif
    Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) harus dirancang dengan baik, diterapkan secara konsisten, dan diperbarui sesuai dengan perubahan kondisi di tempat kerja.
  5. Melakukan inspeksi rutin dan audit keselamatan kerja
    Lakukan inspeksi rutin untuk mengidentifikasi bahaya potensial dan memastikan bahwa semua tindakan pencegahan telah diterapkan dengan benar. Audit keselamatan kerja juga penting untuk mengevaluasi efektivitas program K3.
  6. Memberikan penghargaan dan pengakuan atas perilaku kerja yang aman
    Berikan penghargaan dan pengakuan kepada pekerja yang berkontribusi pada keselamatan kerja dengan mematuhi prosedur keselamatan, mengidentifikasi bahaya, atau memberikan saran untuk meningkatkan keselamatan.

Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman adalah tanggung jawab bersama. Keselamatan kerja merupakan prioritas yang harus dipegang oleh semua pihak terlibat, baik manajemen perusahaan maupun para pekerja. Dengan memahami klasifikasi area berbahaya dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat, kita dapat meminimalkan risiko kecelakaan kerja yang serius.

Dan dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang sesuai, seperti pelatihan keselamatan, penggunaan peralatan pelindung diri, dan penegakan prosedur keselamatan, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi semua.

Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan Saat Memilih Lifeline
Safety K319 September 2024

Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan Saat Memilih Lifeline

Keselamatan tidak hanya tanggung jawab individu, tetapi juga tanggung jawab kolektif. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan dan pengelola proyek untuk memastikan bahwa semua pekerja dilengkapi dengan lifeline yang sesuai dan mendapat pelatihan yang diperlukan untuk menggunakan peralatan tersebut dengan aman.

Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, di mana setiap pekerja dapat bekerja dengan damai dan produktif, tanpa khawatir akan risiko yang tidak perlu.

Memilih lifeline yang tepat adalah keputusan penting yang memerlukan pertimbangan serius terhadap beberapa faktor kunci. Berikut adalah beberapa faktor yang harus dipertimbangkan saat memilih lifeline:

  1. Jenis Pekerjaan yang Dilakukan
    Pertimbangkan jenis pekerjaan yang akan dilakukan dengan lifeline. Apakah itu pekerjaan di atap, climbing, industrial, atau rescue? Setiap jenis pekerjaan memiliki persyaratan yang berbeda dalam hal jenis lifeline yang dibutuhkan.
  1. Ketinggian Pekerjaan
    Tentukan ketinggian di mana lifeline akan digunakan. Pekerjaan di ketinggian yang berbeda mungkin memerlukan jenis lifeline yang berbeda pula. Misalnya, pekerjaan di ketinggian yang sangat tinggi mungkin memerlukan lifeline dengan shock absorber untuk meredam gaya benturan saat jatuh.
  1. Berat Pengguna
    Pastikan lifeline yang dipilih memiliki kapasitas beban yang sesuai dengan berat pengguna. Setiap lifeline memiliki batas berat maksimum yang dapat menahannya. Penting untuk memilih lifeline yang mampu menopang berat pengguna dengan aman.
  1. Kondisi Lingkungan
    Perhatikan kondisi lingkungan tempat lifeline akan digunakan. Apakah itu dalam cuaca ekstrem, lingkungan yang korosif, atau di sekitar benda-benda tajam? Lifeline yang dipilih harus tahan terhadap kondisi lingkungan yang spesifik di tempat kerja.
  1. Standar dan Peraturan Keselamatan
    Pastikan lifeline mematuhi standar keselamatan dan peraturan yang berlaku. Setiap negara atau wilayah memiliki regulasi yang mengatur penggunaan lifeline dan perlengkapan keselamatan kerja lainnya. Pastikan untuk memilih lifeline yang sesuai dengan standar dan peraturan yang berlaku.

Tips Menggunakan Lifeline dengan Aman

Menggunakan lifeline dengan aman adalah kunci untuk menjaga keselamatan di tempat kerja yang melibatkan pekerjaan di ketinggian. Berikut beberapa tips yang dapat membantu Anda menggunakan lifeline dengan aman:

  1. Lakukan Pemeriksaan Lifeline Secara Berkala
    Periksa lifeline secara rutin untuk memastikan bahwa tidak ada kerusakan atau keausan yang terjadi. Pastikan semua komponen lifeline, seperti tali, karabiner, dan harness, berfungsi dengan baik dan dalam kondisi yang baik.
  1. Gunakan Peralatan yang Sesuai dengan Standar Keselamatan
    Pastikan bahwa lifeline dan semua peralatan keselamatan yang terkait memenuhi standar keselamatan yang berlaku. Gunakan hanya peralatan yang telah diuji dan disetujui untuk penggunaan di lingkungan kerja Anda.
  1. Ikuti Pelatihan Penggunaan Lifeline
    Sebelum menggunakan lifeline, pastikan untuk mengikuti pelatihan yang sesuai tentang cara menggunakan lifeline dengan benar. Pelatihan ini akan membantu Anda memahami cara memasang lifeline dengan benar, cara menggunakan peralatan dengan aman, dan langkah-langkah yang harus diambil dalam situasi darurat.
  2. Lakukan Pekerjaan dengan Hati-hati dan Fokus
    Saat menggunakan lifeline, selalu lakukan pekerjaan dengan hati-hati dan fokus. Hindari mengalihkan perhatian atau melakukan tindakan yang berisiko saat terhubung dengan lifeline. Tetap konsentrasi pada tugas Anda dan patuhi prosedur keselamatan yang telah ditetapkan.
Tips Keselamatan Kerja untuk Menghindari Arc Flash
Safety K322 Agustus 2024

Tips Keselamatan Kerja untuk Menghindari Arc Flash

Untuk mencegah terjadinya arc flash dan mengurangi risiko cedera atau kerusakan, langkah-langkah pencegahan berikut dapat diterapkan:

  1. Melakukan Inspeksi dan Pemeliharaan Sistem Kelistrikan Secara Berkala: Inspeksi rutin dan pemeliharaan sistem kelistrikan adalah kunci untuk mendeteksi dan mengatasi potensi masalah yang dapat menyebabkan arc flash. Ini termasuk pemeriksaan terhadap kondisi isolasi kabel, penggantian peralatan yang rusak atau aus, serta pemeliharaan sistem grounding yang baik.
  2. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang Tepat: Penggunaan alat pelindung diri (APD) yang sesuai sangat penting saat bekerja dengan sistem kelistrikan. Ini termasuk helm pelindung, kacamata pelindung, sarung tangan isolasi, pakaian pelindung, sepatu isolasi, dan peralatan pelindung lainnya. APD ini dapat membantu melindungi pekerja dari dampak langsung arc flash.
  3. Melatih Pekerja tentang Bahaya Arc Flash dan Cara Mencegahnya: Pelatihan yang tepat tentang bahaya arc flash, penggunaan peralatan pelindung diri, serta prosedur keselamatan yang harus diikuti saat bekerja dengan sistem kelistrikan sangat penting. Pekerja harus memahami tanda-tanda dan penyebab arc flash, serta langkah-langkah yang harus diambil untuk mencegah kejadian tersebut.
  4. Memasang Perangkat Arc Flash Protection pada Sistem Kelistrikan: Memasang perangkat perlindungan arc flash seperti pelindung busur listrik (arc flash protection devices) dapat membantu mengurangi risiko arc flash dengan mendeteksi dan merespons secara cepat saat terjadi gangguan dalam sistem kelistrikan. Perangkat ini dapat memutuskan sirkuit secara otomatis untuk mencegah atau meminimalkan dampak arc flash.

Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan ini secara konsisten, dapat mengurangi risiko terjadinya arc flash dan meningkatkan keselamatan pekerja di lingkungan kerja yang melibatkan listrik. Selain itu, pengawasan dan peninjauan terus menerus terhadap keamanan sistem kelistrikan juga sangat penting untuk menjaga lingkungan kerja tetap aman dari potensi bahaya arc flash.

Tips Keselamatan Kerja untuk Menghindari Arc Flash

Berikut adalah beberapa tips keselamatan kerja yang dapat membantu menghindari risiko arc flash di lingkungan kerja:

  1. Matikan Sumber Listrik Sebelum Melakukan Pekerjaan pada Sistem Kelistrikan: Pastikan untuk selalu mematikan sumber listrik dan mengunci atau tandai sirkuit yang akan dikerjakan sebelum memulai pekerjaan pada sistem kelistrikan. Hal ini akan menghindari terjadinya arc flash akibat kontak tidak disengaja dengan konduktor hidup.
  2. Gunakan Alat yang Terinsulasi dengan Baik: Pastikan untuk menggunakan alat-alat yang memiliki isolasi yang baik dan sesuai standar keselamatan. Gunakan sarung tangan isolasi, alat-alat yang terbuat dari bahan isolasi, dan peralatan perlindungan diri (APD) lainnya yang dirancang khusus untuk melindungi dari potensi bahaya arc flash.
  3. Hindari Bekerja di Area yang Basah atau Lembab: Arc flash dapat terjadi lebih mudah di lingkungan yang basah atau lembab karena air dapat mengurangi isolasi dan meningkatkan risiko terjadinya hubungan pendek atau korsleting. Hindari bekerja di area yang basah atau lembab jika memungkinkan, atau pastikan untuk mengambil langkah-langkah perlindungan ekstra jika tidak dapat dihindari.
  4. Selalu Waspada dan Perhatikan Sekitar: Selalu tetap waspada terhadap lingkungan sekitar Anda saat bekerja dengan sistem kelistrikan. Perhatikan tanda-tanda potensi bahaya seperti bau terbakar, suara aneh, atau percikan api. Jika Anda melihat atau mendengar sesuatu yang mencurigakan, segera hentikan pekerjaan dan laporkan kepada supervisor atau personel yang bertanggung jawab.

Dengan mematuhi tips keselamatan kerja ini dan mengadopsi praktik keselamatan yang baik, Anda dapat membantu mengurangi risiko terjadinya arc flash dan menjaga keselamatan diri sendiri serta rekan kerja di lingkungan kerja yang melibatkan listrik. Keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama dalam setiap pekerjaan yang melibatkan risiko listrik.

Kesimpulan

Dalam kesimpulan, penting untuk diingat bahwa arc flash adalah bahaya serius yang dapat terjadi di lingkungan kerja yang melibatkan listrik. Dampaknya dapat fatal, menyebabkan luka bakar serius, kerusakan mata dan pendengaran, gangguan pernapasan, bahkan kematian. Namun, dengan pemahaman yang baik tentang penyebab, tanda-tanda, dampak, dan langkah-langkah pencegahan arc flash, kita dapat mengurangi risiko dan menjaga keselamatan diri dan rekan kerja.

Melakukan inspeksi dan pemeliharaan sistem kelistrikan secara berkala, menggunakan alat pelindung diri yang tepat, melatih pekerja tentang bahaya arc flash, memasang perangkat perlindungan arc flash, serta mengikuti tips keselamatan kerja yang tepat dapat membantu mencegah kejadian arc flash dan melindungi keselamatan di tempat kerja. Keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama, dan langkah-langkah pencegahan harus diadopsi secara konsisten untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dari risiko arc flash.

sumber: indonesiasafetycenter

Mengenal Jenis Lifeline dan Komponen Utama Lifeline
Safety K316 September 2024

Mengenal Jenis Lifeline dan Komponen Utama Lifeline

Manfaat menggunakan lifeline sangat besar, tidak hanya bagi keselamatan pekerja tetapi juga bagi keselamatan keseluruhan di tempat kerja. Penggunaan lifeline dapat mengurangi risiko kecelakaan serius atau fatal yang bisa terjadi jika pekerja jatuh dari ketinggian.

Selain itu, dengan meningkatkan keselamatan kerja, penggunaan lifeline juga dapat mengurangi biaya yang terkait dengan kecelakaan kerja, seperti biaya medis, kompensasi pekerja, atau penundaan proyek. Dengan demikian, lifeline bukan hanya merupakan alat pengaman individual, tetapi juga merupakan investasi penting untuk keselamatan dan kesejahteraan pekerja serta kelangsungan bisnis.

Jenis-Jenis Lifeline

Terdapat empat jenis utama lifeline yang digunakan dalam berbagai aplikasi keselamatan dan industri. Mari kita jelaskan lebih detail tentang masing-masing jenis:

  1. Lifeline Statis
    Lifeline statis adalah jenis lifeline yang terpasang secara permanen pada anchor point tertentu. Lifeline ini biasanya digunakan dalam aplikasi climbing dan rescue di mana pekerja atau penyelamat perlu terikat pada titik tetap untuk mengamankan diri atau melakukan penyelamatan. Contoh dari lifeline statis mencakup single-leg lifeline, yang terdiri dari satu tali yang terhubung ke anchor point, serta double-leg lifeline, yang memiliki dua tali untuk meningkatkan keamanan.
  1. Lifeline Dinamis
    Lifeline dinamis memiliki fungsi shock absorber yang dapat meredam energi benturan saat terjadi jatuh. Ini membuatnya sangat cocok untuk aplikasi climbing dan industrial di mana risiko jatuh besar. Contoh dari lifeline dinamis mencakup single-leg lifeline dan double-leg lifeline dengan fungsi shock absorber yang disematkan. Saat terjadi jatuh, shock absorber pada lifeline dinamis akan mengurangi gaya yang bekerja pada tubuh pekerja, sehingga mengurangi risiko cedera serius.
  1. Lifeline Horizontal
    Lifeline horizontal dipasang untuk memberikan jalur horizontal yang aman bagi pekerja untuk bergerak di atas permukaan tertentu. Lifeline ini sering digunakan dalam aplikasi industrial dan rescue di mana pekerja harus berpindah secara horizontal di atas atap, platform, atau struktur lainnya. Contoh dari lifeline horizontal mencakup single-line lifeline, yang digunakan oleh satu pekerja, dan multi-line lifeline, yang memungkinkan beberapa pekerja untuk terikat pada satu lifeline untuk bekerja bersama-sama.
  1. Lifeline Vertical
    Lifeline vertical dipasang untuk naik atau turun secara vertikal, seperti dalam situasi climbing atau penyelamatan. Lifeline ini umumnya digunakan saat pekerja harus naik atau turun dari gedung tinggi, menara, atau struktur vertikal lainnya. Contoh dari lifeline vertical mencakup single-line lifeline, yang digunakan oleh satu pekerja, serta lifeline vertical dengan desain seperti tangga yang memudahkan pekerja untuk naik atau turun dengan lebih aman dan efisien.

Komponen Utama Lifeline

Komponen-komponen utama lifeline adalah unsur-unsur kunci yang bekerja bersama-sama untuk memberikan perlindungan dan keamanan kepada pekerja yang menggunakan lifeline. Berikut penjelasan tentang masing-masing komponen:

  1. Tali
    Tali adalah bagian utama dari lifeline yang terbuat dari bahan yang kuat dan tahan lama, seperti baja atau serat sintetis yang kuat. Tali ini menjadi tulang punggung dari keseluruhan sistem lifeline dan bertanggung jawab untuk menahan beban pekerja saat terjadi kejadian darurat, seperti jatuh.
  1. Karabiner
    Karabiner adalah alat pengait yang digunakan untuk menghubungkan lifeline ke anchor point atau titik pengait pada harness pekerja. Karabiner haruslah dirancang untuk menahan beban yang tinggi dan memiliki mekanisme penguncian yang aman untuk mencegah kelonggaran yang tidak diinginkan.
  1. Shock absorber
    Shock absorber adalah komponen penting dalam lifeline dinamis yang berfungsi untuk menyerap energi benturan saat terjadi jatuh. Saat pekerja jatuh, shock absorber akan meredam gaya benturan yang bekerja pada tubuh pekerja, mengurangi risiko cedera serius.
  1. Harness
    Harness adalah alat yang dipakai di tubuh pekerja untuk mendukung dan mendistribusikan beban jatuh saat terjadi kejadian darurat. Harness terdiri dari sabuk-sabuk yang melekat di tubuh pekerja dan titik-titik pengait untuk menghubungkan lifeline dan peralatan keselamatan lainnya.
  1. Descent device
    Descent device adalah alat yang digunakan untuk turun secara terkontrol pada lifeline. Alat ini biasanya digunakan dalam situasi penyelamatan atau evakuasi di mana pekerja harus turun dari ketinggian dengan aman dan terkendali.