Loading...
Mempersiapkan pengalaman terbaik untuk Anda

Kebakaran bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Sebagai contoh di tempat kerja, kebakaran dapat terjadi karena berbagai faktor dan kelalaian manusia. Oleh karena itu, kita perlu membuat tindakan pencegahan untuk menghindari terjadinya kebakaran yang dapat berdampak sangat fatal. Salah satu caranya adalah dengan memberikan pelatihan terhadap karyawan dalam hal kepedulian terhadap keselamatan kerja, dan pengarahan tentang penanganan potensi bahaya kebakaran.
Berikut ini, kami akan membagikan informasi kepada Anda mengenai beberapa faktor yang bisa memicu terjadi kebakaran di lingkungan kerja.
1. Material atau Sampah
Material atau sampah seperti tumpukan kertas, kardus dan bahan mudah terbakar lainnya jika dibuang tidak teratur dapat meningkatkan potensi terjadinya kebakaran. Apalagi terdapat sumber nyala api yang akan secara cepat membakar material tersebut. Sebaiknya Anda tidak menyimpan material yang mudah terbakar di tempat kerja atau dengan cara menjauhkan material yang mudah terbakar dari sumber nyala api.
2. Cairan dan Gas
Cairan dan gas merupakan ancaman di beberapa tempat kerja seperti industri yang memproduksi etilena,, minyak, dll. Selain itu, dapur atau pantry kantor biasanya juga menyimpan cairan dan uap yang mudah terbakar. Apabila bahan-bahan tersebut terkoneksi dengan panas, maka yang akan terjadi tidak hanya kebakaran tetapi juga ledakan. Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko terjadinya kebakaran, pastikan selalu cairan yang mudah terbakar tersimpan dan disegel serta dibersihkan selalu jika ada tumpahan.
3. Peralatan Listrik
Peralatan listrik sering menjadi pemicu kebakaran pada umumnya. Peralatan listrik dan mesin panas memiliki potensi terbakar lebih mudah dan cepat apabila Anda tidak mencabut peralatan yang digunakan. Untuk itu, lakukan monitor secara berkala di tempat kerja Anda terhadap tanda-tanda kabel yang terkelupas dan longgar, busi rusak atau peralatan rusak yang dapat memicu korsleting listrik. Pastikan pemeriksaan ini dilakukan oleh yang tenaga ahli dibidangnya.
4. Overload Stop Kontak
Overload stop kontak merupakan kebiasaan kita menyambungkan kabel pada satu stop kontak. Tetapi jika terlalu banyak peralatan elektronik yang dipasangkan pada satu stop kontak akan mengakibatkan overheating dan berpotensi mengalami kebakaran. Oleh karena itu, usahakan untuk tidak menggunakan peralatan lebih dari 13 ampere untuk 3000 watt di seluruh stop kontak.
5. Rokok
Rokok juga menjadi pemicu kebakaran dimana puntung rokok yang masih menyala tetapi dibuang sembarangan akan menyebabkan bahan yang mudah terkabar langsung terbakar dengan mudahnya. Tidak sedikit kebakaran yang terjadi di lingkungan kerja karena puntung rokok ini. Oleh karena itu, selalu jaga ketertiban untuk tidak merokok di area kerja untuk meminimalisir terjadinya kebakaran.
6. Kelalaian atau Kesalahan Manusia
Kelalaian atau kesalahan manusia seperti penyalahgunaan peralatan, kecelakaan, meninggalkan kompor atau mesin pemanas tanpa pengawasan, serta rokok yang dibuang sembarang. Kelalaian tersebut bisa diminimalisir dengan memberikan pelatihan yang tepat mengenai langkah-langah penanganan kebakaran serta tindakan saat terjadi kebarakan.
Hal ini penting untuk diketahui supaya dapat mengantisipasi upaya pencegahan dan menghadapi bahaya potensi kebakaran. Beberapa pemicu terjadinya kebakaran di atas dapat dicegah dengan memahami langkah-langkah keselamatan sebelum, saat dan sesudah terjadi kebakaran di tempat kerja. Selain menyediakan alat pemadam api ringan seperti nozzle, sebaiknya Anda juga mengikuti pelatihan dalam mempelajari penanganan keselamatan saat kebakaran.
Arc flash merupakan fenomena yang terjadi ketika arus listrik melompat melalui udara antara dua konduktor atau dari satu konduktor ke grounding. Ini sering kali disebabkan oleh kesalahan operasi, konsleting, atau kegagalan peralatan listrik. Arc flash dapat menghasilkan panas yang sangat tinggi, ledakan, percikan api, dan radiasi berbahaya. Dampaknya bisa sangat merusak, mulai dari luka bakar parah hingga kerusakan fatal pada peralatan dan fasilitas.
Dalam beberapa kasus, arc flash dapat menyebabkan cedera atau kematian bagi pekerja yang berada di dekatnya. Luka bakar serius, kerusakan pada organ internal akibat tekanan udara yang tinggi, serta cedera akibat terpentalnya benda-benda yang terkena dampak ledakan, merupakan beberapa dampak fatal yang dapat terjadi akibat arc flash.
Artikel ini bertujuan untuk membantu pembaca memahami arc flash secara menyeluruh, mulai dari penyebabnya hingga cara-cara untuk mencegahnya. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bahaya ini, pembaca akan dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi diri mereka sendiri dan rekan kerja dari risiko arc flash. Melalui pemahaman dan tindakan pencegahan yang tepat, diharapkan kecelakaan akibat arc flash dapat diminimalkan, meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan di tempat kerja.
Pengertian Arc Flash
Arc flash adalah ledakan api listrik yang terjadi karena korsleting atau hubungan pendek pada sistem kelistrikan. Ketika arus listrik melompat melalui udara antara dua konduktor atau dari satu konduktor ke grounding, itu dapat menyebabkan percikan api dan ledakan yang berbahaya.
Beberapa tanda-tanda yang menunjukkan kemungkinan terjadinya arc flash meliputi:
Mengenali tanda-tanda ini dapat membantu untuk mengidentifikasi potensi bahaya arc flash dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan untuk melindungi diri dan lingkungan sekitar dari risiko yang terkait.
Penyebab Arc Flash
Arc flash dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu:
Mengetahui penyebab-penyebab ini penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat guna mengurangi risiko terjadinya arc flash di lingkungan kerja. Hal ini meliputi pelaksanaan prosedur keselamatan kerja yang ketat, pemeliharaan peralatan secara teratur, dan pelatihan yang memadai bagi pekerja yang berhubungan dengan sistem kelistrikan.
Dampak Arc Flash
Arc flash dapat memiliki dampak yang sangat serius bagi individu yang terkena, termasuk:
Mengingat potensi dampak yang serius ini, pencegahan arc flash dan perlindungan pekerja dari risiko tersebut harus menjadi prioritas utama dalam lingkungan kerja yang melibatkan listrik. Ini termasuk penggunaan peralatan perlindungan diri yang sesuai, pelatihan yang tepat, dan penerapan prosedur keselamatan yang ketat untuk mengurangi risiko terjadinya arc flash dan melindungi keselamatan dan kesejahteraan pekerja.
sumber: indonesiasafetycenter

Penerangan yang buruk bukan berati yang gelap. Namun penerangan yang baik ditempat kerja adalah yang tidak menyilaukan, yang tidak berkedip, yang tidak menimbulkan bayangan kontras dan tidak menimbulkan panas. Biasanya intensitas pencahayaan dinyatakan dalam satuan Lux.
Dalam bekerja tentunya pencahayaan ini sangat penting, sehingga dalam regulasi pemerintah telah dibuatkan standarisasi berkaitan tingkat pencahayaan untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu. Misalnya untuk penerangan di halaman dan jalan standar yang ditetapkan pemerintah yaitu setidaknya 20 lux.
Atau untuk pekerjaan yang sifatnya mengerjakan bahan-bahan yang kasar, atau pergudangan untuk menyimpan barang-barang besar dan kasar setidaknya perlu 50 lux. Semakin teliti maka semakin tinggi juga intensitas yang diperlukan namun tetap ada batasannya. Karena pencahayaan yang terlalu terang juga bisa membahayakan.
Penerangan yang buruk atau yang tidak sesuai dengan jenis pekerjaannya akan menimbulkan risiko pada pekerja seperti kelelahan mata, berkurangannya kemampuan mampu hingga kerusakan indera mata.
Di beberapa kondisi, penerangan yang buruk juga dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Oleh karena itu penting memastikan bahwa kita bekerja dengan penerangan yang baik. Aturan terkait pencahayaan bisa dilihat di Permenaker no 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja (halaman 61)



1. Control Panel Fire Alarm
Dalam instalasi fire alarm system dibutuhkan sebuah panel, karena sistem ini bekerja secara otomatis. Sehingga membutuhkan panel untuk mengontrol semuanya.
Panel tersebut bernama MCFA (Master control fire alarm) atau yang lebih sering disebut dengan panel fire alarm. MCFA akan berperan sebagai panel pusat yang akan mengatur dan mengendalikan semua detektor dan alarm bell yang terpasang.
Jadi semua data dan sinyal yang diberikan detector akan diolah MCFA. Kemudian baru mengeluarkan output berupa suara bunyi alarm maupun disertai dengan indikator visual. Dengan seperti ini, petugas yang memiliki tanggung jawab di bangunan tersebut bisa segera mengetahui lokasi kebakaran.
2. Audible Visual Fire Alarm

Menjadi komponen yang sangat penting, karena komponen inilah yang akan memberikan tanda kepada orang-orang disekitar jika sedang terjadi kebakaran. Nah, komponen peringatan fire alarm ini dibagi menjadi 3 macam dengan fungsi yang berbeda-beda, sebagai berikut.
Sebenarnya beberapa jenis audible visual fire alarm memiliki fungsi dan tujuan yang sama. Hanya saja, Anda bisa sesuaikan dengan peringatan seperti apa yang sedang dibutuhkan untuk proteksi bangunan Anda.
3. Power Supply

Seperti yang kita tahu bahwa, fire alarm system memiliki banyak detector, apalagi yang menggunakan model Full Addressable. Maka dari itu, dibutuhkan daya listrik yang lumayan besar agar semua detektor bisa terus aktif dan siap siaga.
Itulah mengapa dibutuhkan peran power supply untuk terus memberikan daya listrik ke seluruh jaringan instalasi sistem alarm kebakaran.

Peran klasifikasi area berbahaya sangat penting dalam pencegahan kecelakaan karena memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi dan menetapkan prioritas keselamatan dengan lebih efektif. Dengan mengetahui klasifikasi tersebut, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai, seperti menyusun prosedur keselamatan yang tepat dan menyediakan pelatihan kepada pekerja.
Selain itu, pengetahuan akan klasifikasi area berbahaya juga dapat meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan pekerja terhadap potensi bahaya di lingkungan kerja mereka, sehingga membantu mengurangi risiko terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan. Dengan demikian, pemahaman akan klasifikasi area berbahaya menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif.
Klasifikasi area berbahaya tersebut mencakup berbagai tingkat risiko dan karakteristik yang berbeda. Ini penting untuk memastikan keselamatan dan keamanan di lingkungan kerja. Berikut adalah penjelasan singkat tentang setiap klasifikasi:
Tindakan Pencegahan untuk Masing-Masing Klasifikasi Area Berbahaya
Tindakan pencegahan untuk setiap klasifikasi area berbahaya dirancang untuk mengidentifikasi, mengurangi, dan mengendalikan risiko potensial yang terkait dengan area tersebut. Berikut adalah penjelasan lebih rinci untuk masing-masing klasifikasi: