Limbah air memerlukan penanganan yang tepat sebelum dibuang. Wastewater Treatment Plant (WWTP) adalah langkah meminimalisasi limbah air mengontaminasi lingkungan.
Wastewater adalah atau air limbah adalah air bekas pakai. Air ini mengandung berbagai jenis zat sampah termasuk limbah dari tubuh manusia, sisa makanan, minyak, sabun hingga bahan kimia.
Di rumah, wastewater juga termasuk air yang berasal dari wastafel, pancuran, bak mandi, toilet, mesin cuci dan lain sebagainya. Dunia industri juga menyumbangkan bagian yang tak sedikit dari air bekas pakai yang perlu dibersihkan.
Dalam pengelolaan limbah air, dikenal istilah wastewater treatment plant atau WWTP.WWTP adalah hal yang secara khusus wajib dipahami oleh semua pengusaha yang industrinya menghasilkan limbah air untuk menjaga lingkungan tetap bersih. Simak lebih jauh pengertian WWTP, cara kerja dan manfaatnya berikut ini!
Secara garis besar proses pengolahan di dalamnya adalah sama. Secara garis besar ada 3 proses dalam instalasi WWTP/IPAL, yakni:
1. Fase pemisahan (separation phase)
Dalam fase ini maka ada proses pemisahan antara limbah berbentuk cair dan padatan. Ini perlu dipisahkan karena masing-masing bentuk limbah mengalami proses yang berbeda-beda.Limbah padat (padatan) yang dihasilkan akan diolah melalui proses oksidasi atau polishing pada tahap selanjutnya.
Untuk padatan minyak dan lemak akan diolah melalui saponifikasi (penyabunan). Sedangkan untuk padatan lumpur (sludge) diolah melalui proses dewatering. Sedangkan limbah cair yang dihasilkan akan diolah dengan sistem filtrasi yang akan disesuaikan dengan kualitas airnya.
2. Fase oksidasi (oxidation phase)
Pada fase ini akan dikurangi nilai BOD dan COD. BOD dan COD adalah jumlah senyawa organik dalam limbah. Nilai tinggi BOD dan COD dalam limbah akan berdampak buruk pada lingkungan sekitar. Maka pada proses oksidasi ini nilai BOD dan COD akan dikurangi, selain itu juga dikurangi toksisitas (racun). Sehingga saat dibuang akan mengurangi pencemaran lingkungan.
3. Fase pemolesan (polishing phase)
Kondisi air limbah biasanya kualitasnya berbeda-beda dari waktu ke waktu (fluktuatif). Maka perlu diperhatikan beberapa parameter seperti pH, sebelum dibuang ke lingkungan sekitarnya.
Polishing dilakukan tergantung dari hasil kualitas limbah sebelum ditreatment baru setelah itu dapat dibuang (disposal) atau digunakan kembali (reuse). Bila diperlukan ditambahkan proses absorbsi dengan menggunakan karbon aktif. Atau menggunakan karbon filter untuk menghilangkan kontaminan dan pengotor yang masih ada dalam limbah.
Mengetahui klasifikasi area berbahaya merupakan hal yang sangat penting dalam lingkungan kerja karena dapat membantu mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko yang mungkin terjadi. Kecelakaan kerja dapat memiliki dampak negatif yang serius, termasuk cedera fisik yang parah atau bahkan kematian bagi pekerja yang terlibat.
Selain itu, kecelakaan juga dapat merugikan perusahaan dengan menyebabkan kerusakan pada peralatan dan properti, mengganggu produktivitas, serta menimbulkan biaya medis dan kompensasi yang tinggi.
Tips Menerapkan Tindakan Pencegahan di Tempat Kerja
Menerapkan tindakan pencegahan di tempat kerja memerlukan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu dalam menerapkan tindakan pencegahan di tempat kerja:
Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman adalah tanggung jawab bersama. Keselamatan kerja merupakan prioritas yang harus dipegang oleh semua pihak terlibat, baik manajemen perusahaan maupun para pekerja. Dengan memahami klasifikasi area berbahaya dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat, kita dapat meminimalkan risiko kecelakaan kerja yang serius.
Dan dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang sesuai, seperti pelatihan keselamatan, penggunaan peralatan pelindung diri, dan penegakan prosedur keselamatan, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi semua.
Penerangan yang buruk bukan berati yang gelap. Namun penerangan yang baik ditempat kerja adalah yang tidak menyilaukan, yang tidak berkedip, yang tidak menimbulkan bayangan kontras dan tidak menimbulkan panas. Biasanya intensitas pencahayaan dinyatakan dalam satuan Lux.
Dalam bekerja tentunya pencahayaan ini sangat penting, sehingga dalam regulasi pemerintah telah dibuatkan standarisasi berkaitan tingkat pencahayaan untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu. Misalnya untuk penerangan di halaman dan jalan standar yang ditetapkan pemerintah yaitu setidaknya 20 lux.
Atau untuk pekerjaan yang sifatnya mengerjakan bahan-bahan yang kasar, atau pergudangan untuk menyimpan barang-barang besar dan kasar setidaknya perlu 50 lux. Semakin teliti maka semakin tinggi juga intensitas yang diperlukan namun tetap ada batasannya. Karena pencahayaan yang terlalu terang juga bisa membahayakan.
Penerangan yang buruk atau yang tidak sesuai dengan jenis pekerjaannya akan menimbulkan risiko pada pekerja seperti kelelahan mata, berkurangannya kemampuan mampu hingga kerusakan indera mata.
Di beberapa kondisi, penerangan yang buruk juga dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Oleh karena itu penting memastikan bahwa kita bekerja dengan penerangan yang baik. Aturan terkait pencahayaan bisa dilihat di Permenaker no 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja (halaman 61)
1. Control Panel Fire Alarm
Dalam instalasi fire alarm system dibutuhkan sebuah panel, karena sistem ini bekerja secara otomatis. Sehingga membutuhkan panel untuk mengontrol semuanya.
Panel tersebut bernama MCFA (Master control fire alarm) atau yang lebih sering disebut dengan panel fire alarm. MCFA akan berperan sebagai panel pusat yang akan mengatur dan mengendalikan semua detektor dan alarm bell yang terpasang.
Jadi semua data dan sinyal yang diberikan detector akan diolah MCFA. Kemudian baru mengeluarkan output berupa suara bunyi alarm maupun disertai dengan indikator visual. Dengan seperti ini, petugas yang memiliki tanggung jawab di bangunan tersebut bisa segera mengetahui lokasi kebakaran.
2. Audible Visual Fire Alarm
Menjadi komponen yang sangat penting, karena komponen inilah yang akan memberikan tanda kepada orang-orang disekitar jika sedang terjadi kebakaran. Nah, komponen peringatan fire alarm ini dibagi menjadi 3 macam dengan fungsi yang berbeda-beda, sebagai berikut.
Sebenarnya beberapa jenis audible visual fire alarm memiliki fungsi dan tujuan yang sama. Hanya saja, Anda bisa sesuaikan dengan peringatan seperti apa yang sedang dibutuhkan untuk proteksi bangunan Anda.
3. Power Supply
Seperti yang kita tahu bahwa, fire alarm system memiliki banyak detector, apalagi yang menggunakan model Full Addressable. Maka dari itu, dibutuhkan daya listrik yang lumayan besar agar semua detektor bisa terus aktif dan siap siaga.
Itulah mengapa dibutuhkan peran power supply untuk terus memberikan daya listrik ke seluruh jaringan instalasi sistem alarm kebakaran.
Antasida adalah obat untuk meredakan gejala akibat asam lambung berlebih, seperti nyeri ulu hati, kembung, mual, atau rasa panas di dada. Obat ini bisa digunakan dalam pengobatan sakit maag, penyakit asam lambung (GERD), tukak lambung, atau gastritis.
Antasida (antacid) bekerja dengan cara menetralkan asam lambung sehingga keluhan akibat naiknya asam lambung akan mereda. Obat ini dapat bekerja dalam hitungan jam setelah diminum. Namun, antasida hanya bisa meredakan gejala dan tidak dapat mengobati penyebab meningkatnya asam lambung.
Sukralfat atau sucralfate adalah obat untuk mengatasi tukak lambung, ulkus duodenum, atau gastritis kronis. Sukralfat tersedia dalam bentuk tablet, kaplet, dan suspensi yang hanya boleh digunakan dengan resep dokter.
Sukralfat bekerja dengan cara menempel di bagian lambung atau usus yang terluka. Obat ini melindungi lukadari asam lambung, enzim pencernaan, dan garam empedu. Dengan begitu, sukralfat mencegah luka menjadi semakin parah dan membantu penyembuhan luka lebih cepat.
Jika nantinya dengan penerapan pola hidup sehat tersebut kekambuhan sakit maag masih sering terjadi dan belum dapat teratasi dengan secara mandiri, maka sebaiknya periksakan diri anda ke dokter penyakit dalam.
sumber : alodokter