Loading...
Mempersiapkan pengalaman terbaik untuk Anda
Mungkin kita sudah sering mendengar istilah PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) atau PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), namun pernahkah anda mendengar istilah PLTN? PLTN sendiri merupakan singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Pada 27 Juni 1954 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir pertama di dunia yang berhasil menghasilkan listrik untuk jaringan listrik di Obsninsk, Uni Soviet.
Pengertian PLTN
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) atau Nuclear Power Plant adalah jenis pembangkit yang berasal dari energi nuklir. Energi nuklir tercipta ketika atom-atom uranium terpecah dalam proses, fisi nuklir. Dalam proses ini, terjadi pembelahan nukleus atom menjadi beberapa bagian yang lebih kecil, yang kemudian melepaskan sejumlah besar energi dalam bentuk panas.
Kemudian, batang kendali bisa dimasukkan ke dalam inti reaktor untuk menekan laju reaksi. Dan panas yang dihasilkan oleh fisi mengubah air menjadi uap, yang memutar turbin untuk menghasilkan listrik bebas karbon.
Selama 50 tahun terakhir, penggunaan tenaga nuklir telah mengurangi emisi karbondioksida lebih dari 60 gigaton – hampir setara dengan emisi terkait energi global selama dua tahun.
Dilansir dari eia.gov, pada 1 Juli 2022, 92 reaktor nuklir beroperasi di 54 pembangkit listrik tenaga nuklir di 28 negara bagian. Dan sejak tahun 1990, pembangkit listrik tenaga nuklir telah menyumbanf 20% listrik Amerika Serikat. Tiga puluh dua dari pembangkit tersebut memiliki dua reaktor, dan tiga pembangkit memiliki tiga reaktor.
Namun dibalik kondisi dunia yang membutuhkan banyak listrik rendah karbon, beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di negara-negara maju justru mengalami penurunan kuantitasnya. Penurunan kualitas ini karena kurangnya investasi untuk pembangunan serta operasional PLTN.
Cara Kerja PLTN
Setelah mengetahui tentang apa itu Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, selanjutnya kita akan mengulas tentang cara kerja PLTN. Reaktor yang berfungsi sebagai pengendali fisi nuklir menggunakan uranium sebagai bahan bakar nuklir.
Uranium yang telah melalui proses penyulingan, kemudian dijadikan pelet keramik kecil dan ditumpuk dalam tabung logam tersegel yang disebut batang bahan bakar. Biasanya, lebih dari 200 batang ini digabungkan menjadi satu untuk membentuk rakitan bahan bakar dan tingkat daya menentukan jumlah rakitan yang ada pada inti reaktor.
Batang bahan bakar yang ada dalam bejana reaktor berisi air yang berfungsi sebagai medium dan pendingin. Medium ini membantu memperlambat neutron yang dihasilkan oleh fission agar reaksi berantai tetap berjalan.
Kemudian, batang kendali bisa dimasukkan ke dalam inti reaktor untuk menekan laju reaksi. Dan panas yang dihasilkan oleh fisi mengubah air menjadi uap, yang memutar turbin untuk menghasilkan listrik bebas karbon.
Jenis Reaktor Nuklir
Dilansir dari situs rimbakita, reaktor PLTN memiliki beragam jenis, berikut beberapa jenis reaktor nuklir:
1. Reaktor Fisi
Proses fisi terjadi ketika neutron bertumbukan dengan atom yang lebih besar, kemudian menyebabkan atom tersebut tereksitasi dan terbelah menjadi dua atom yang lebih kecil. Pada proses ini, neutron tambahan juga lepas sehingga reaksi berantai dapat dimulai. Sejumlah energi besar lepas ketika setiap atom terbelah.
Reaksi fisi pada reaktor paling sering menggunakan Uranium dan plutonium karena mudah untuk memulai dan mengendalikannya. Fisi dalam reaktor melepaskan energi yang kemudian berupah menjadi energi untuk memanaskan air menjadi uap. Penggunaan uapa adalah untuk memutar turbin untuk menghasilkan listrik bebas karbon.
2. Reaktor Fusi
Proses fusi terjadi ketika dua atom bertumbukan untuk membentuk atom yang lebih berat, seperti ketika dua atom hidrogen menyatu membentuk satu atom helium. Proses ini adalah proses yang sama seperti yang menggerakkan matahari dan menciptakan energi dalam jumlah besar. Fusi juga tidak menghasilkan produk fisi yang bersifat radioaktif.
Kajian tentang reaksi fusi terus dilakukan oleh para ilmuwan, namun dalam prosesnya mengalami kesulitan karena untuk menyatukan kedua inti mebutuhkan tekanan suhu yang besar.
Keselamatan tidak hanya tanggung jawab individu, tetapi juga tanggung jawab kolektif. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan dan pengelola proyek untuk memastikan bahwa semua pekerja dilengkapi dengan lifeline yang sesuai dan mendapat pelatihan yang diperlukan untuk menggunakan peralatan tersebut dengan aman.
Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, di mana setiap pekerja dapat bekerja dengan damai dan produktif, tanpa khawatir akan risiko yang tidak perlu.
Memilih lifeline yang tepat adalah keputusan penting yang memerlukan pertimbangan serius terhadap beberapa faktor kunci. Berikut adalah beberapa faktor yang harus dipertimbangkan saat memilih lifeline:
Tips Menggunakan Lifeline dengan Aman
Menggunakan lifeline dengan aman adalah kunci untuk menjaga keselamatan di tempat kerja yang melibatkan pekerjaan di ketinggian. Berikut beberapa tips yang dapat membantu Anda menggunakan lifeline dengan aman:
Penerangan yang buruk bukan berati yang gelap. Namun penerangan yang baik ditempat kerja adalah yang tidak menyilaukan, yang tidak berkedip, yang tidak menimbulkan bayangan kontras dan tidak menimbulkan panas. Biasanya intensitas pencahayaan dinyatakan dalam satuan Lux.
Dalam bekerja tentunya pencahayaan ini sangat penting, sehingga dalam regulasi pemerintah telah dibuatkan standarisasi berkaitan tingkat pencahayaan untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu. Misalnya untuk penerangan di halaman dan jalan standar yang ditetapkan pemerintah yaitu setidaknya 20 lux.
Atau untuk pekerjaan yang sifatnya mengerjakan bahan-bahan yang kasar, atau pergudangan untuk menyimpan barang-barang besar dan kasar setidaknya perlu 50 lux. Semakin teliti maka semakin tinggi juga intensitas yang diperlukan namun tetap ada batasannya. Karena pencahayaan yang terlalu terang juga bisa membahayakan.
Penerangan yang buruk atau yang tidak sesuai dengan jenis pekerjaannya akan menimbulkan risiko pada pekerja seperti kelelahan mata, berkurangannya kemampuan mampu hingga kerusakan indera mata.
Di beberapa kondisi, penerangan yang buruk juga dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Oleh karena itu penting memastikan bahwa kita bekerja dengan penerangan yang baik. Aturan terkait pencahayaan bisa dilihat di Permenaker no 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja (halaman 61)
Dalam era industri modern, mesin milling memegang peranan penting sebagai salah satu teknologi paling vital dalam proses manufaktur. Mesin ini tidak hanya menjadi tulang punggung produksi massal, tetapi juga menjadi kunci dalam pembuatan komponen presisi untuk berbagai industri. Dengan kemampuannya yang luar biasa dalam menghasilkan potongan dengan akurasi tinggi dan dalam berbagai jenis material, mesin milling memungkinkan produsen untuk mencapai tingkat presisi yang sulit dicapai dengan metode manual.
Artikel ini akan menjelajahi berbagai aplikasi mesin milling, keunggulannya dalam pembuatan perkakas, suku cadang mesin, struktur logam, produk konsumen, serta peranannya dalam prototyping dan pengembangan produk baru.
1. Pembuatan Perkakas dan Alat
Mesin milling sangat cocok untuk pembuatan berbagai jenis perkakas dan alat karena kemampuannya menghasilkan produk dengan presisi tinggi. Salah satu aplikasi utamanya adalah dalam pembuatan mata pisau bor. Mata pisau bor yang dihasilkan oleh mesin milling memiliki ketajaman dan keakuratan yang luar biasa, sehingga memastikan performa optimal saat digunakan untuk pengeboran. Kualitas ini sangat penting dalam berbagai industri yang memerlukan pengeboran presisi tinggi.
Selain itu, mesin milling juga digunakan untuk memproduksi cutter milling. Cutter ini digunakan dalam berbagai proses pemotongan dan perlu dibuat dengan bentuk dan ukuran yang sangat spesifik. Mesin milling memungkinkan pembuatan cutter milling yang sesuai dengan kebutuhan operasional, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pemotongan. Alat ini juga memastikan bahwa setiap pemotongan dilakukan dengan tepat, mengurangi kesalahan dan limbah material.
2. Pembuatan Suku Cadang Mesin
Mesin milling memiliki peran penting dalam pembuatan suku cadang mesin yang presisi. Salah satu komponen yang sering dibuat menggunakan mesin milling adalah poros. Poros memerlukan ketepatan tinggi dalam proses pembuatannya agar dapat berfungsi dengan baik dalam sistem mekanis. Mesin milling memungkinkan pembuatan poros dengan akurasi yang diperlukan, memastikan bahwa setiap poros dapat beroperasi dengan optimal dan tahan lama.
Selain itu, bearing atau bantalan juga dapat diproduksi menggunakan mesin milling. Bearing harus dibuat dengan toleransi ketat untuk mengurangi gesekan dan meningkatkan efisiensi pergerakan dalam mesin. Dengan menggunakan mesin milling, bearing dapat dibuat dengan presisi tinggi, memastikan kinerja yang optimal dan umur panjang. Ini sangat penting untuk menjaga keandalan dan performa mesin secara keseluruhan.
3. Fabrikasi Struktur Logam
Mesin milling memainkan peran penting dalam fabrikasi struktur logam dengan kemampuan memotong dan membentuk berbagai komponen dengan presisi tinggi. Salah satu aplikasi utamanya adalah dalam pembuatan rangka bangunan. Mesin milling memungkinkan pemotongan dan pembentukan elemen struktural dengan akurasi yang diperlukan, memastikan kekuatan dan kestabilan bangunan. Rangka bangunan yang dibuat dengan mesin milling memiliki dimensi yang tepat, yang sangat penting untuk konstruksi yang aman dan andal.
Selain itu, mesin milling digunakan untuk memproduksi tangga logam. Tangga memerlukan ketepatan dalam setiap bagiannya agar dapat dipasang dengan benar dan aman digunakan. Dengan mesin milling, tangga dapat dibuat dengan detail yang presisi, memastikan setiap langkah dan komponen tangga terpasang dengan kokoh. Hasilnya adalah tangga yang tidak hanya fungsional tetapi juga memiliki estetika yang baik.
Railing atau pegangan tangga juga dapat diproduksi menggunakan mesin milling. Railing memerlukan ketelitian dalam pembuatannya untuk memastikan keamanan dan kenyamanan penggunaan. Mesin milling memungkinkan pembuatan railing dengan desain yang tepat dan kualitas permukaan yang halus. Hal ini penting untuk memastikan bahwa railing dapat memberikan dukungan yang aman dan terlihat menarik dalam berbagai lingkungan, baik residensial maupun komersial.
4. Pembuatan Produk Konsumen
Mesin milling memiliki peran penting dalam pembuatan berbagai produk konsumen dengan presisi tinggi dan kualitas yang konsisten. Salah satu aplikasi utamanya adalah dalam pembuatan suku cadang mobil. Komponen mobil seperti blok mesin, poros engkol, dan sistem rem memerlukan ketelitian tinggi untuk memastikan performa dan keselamatan. Mesin milling memungkinkan pembuatan suku cadang mobil dengan dimensi yang tepat dan permukaan yang halus, memastikan setiap komponen berfungsi dengan optimal.
Selain itu, mesin milling digunakan dalam produksi suku cadang elektronik. Komponen elektronik, seperti casing perangkat, heatsink, dan konektor, memerlukan presisi tinggi untuk memastikan kinerja yang baik dan kompatibilitas. Dengan mesin milling, suku cadang elektronik dapat dibuat dengan detail yang akurat dan kualitas yang tinggi, mendukung perkembangan teknologi yang cepat dan kebutuhan akan perangkat yang lebih kecil dan lebih efisien.
Alat rumah tangga juga dapat diproduksi menggunakan mesin milling. Alat-alat seperti blender, mixer, dan alat pemotong memerlukan komponen yang tepat dan berkualitas tinggi untuk memastikan kinerja yang andal dan tahan lama. Mesin milling memungkinkan pembuatan komponen alat rumah tangga dengan akurasi tinggi, memastikan bahwa setiap bagian berfungsi dengan baik dan memiliki umur pakai yang panjang.
5. Prototyping dan Pengembangan Produk
Mesin milling memiliki peran krusial dalam prototyping dan pengembangan produk baru, memungkinkan desainer dan insinyur untuk membuat prototipe dan model dengan presisi tinggi. Proses ini sangat penting dalam fase awal pengembangan produk, karena memungkinkan tim untuk menguji dan menyempurnakan desain sebelum memulai produksi massal.
Dalam pembuatan prototipe, mesin milling memungkinkan pembuatan komponen yang sangat akurat dan detail. Desainer dapat membuat model skala penuh dari produk yang direncanakan, yang mencakup semua elemen fungsional dan estetika. Dengan mesin milling, berbagai bahan seperti logam, plastik, dan komposit dapat dipotong dan dibentuk sesuai dengan spesifikasi desain, memungkinkan pengujian yang realistis terhadap kinerja dan kualitas produk.
Selain itu, mesin milling memungkinkan iterasi cepat dalam desain produk. Ketika masalah atau kekurangan ditemukan pada prototipe awal, desainer dapat dengan cepat membuat modifikasi pada model digital dan menghasilkan versi baru menggunakan mesin milling. Proses ini mengurangi waktu dan biaya yang terkait dengan pengembangan produk, karena memungkinkan pengujian dan perbaikan yang berkelanjutan tanpa memerlukan alat atau cetakan khusus.
sumber: indonesiasafetycenter
1. Control Panel Fire Alarm
Dalam instalasi fire alarm system dibutuhkan sebuah panel, karena sistem ini bekerja secara otomatis. Sehingga membutuhkan panel untuk mengontrol semuanya.
Panel tersebut bernama MCFA (Master control fire alarm) atau yang lebih sering disebut dengan panel fire alarm. MCFA akan berperan sebagai panel pusat yang akan mengatur dan mengendalikan semua detektor dan alarm bell yang terpasang.
Jadi semua data dan sinyal yang diberikan detector akan diolah MCFA. Kemudian baru mengeluarkan output berupa suara bunyi alarm maupun disertai dengan indikator visual. Dengan seperti ini, petugas yang memiliki tanggung jawab di bangunan tersebut bisa segera mengetahui lokasi kebakaran.
2. Audible Visual Fire Alarm
Menjadi komponen yang sangat penting, karena komponen inilah yang akan memberikan tanda kepada orang-orang disekitar jika sedang terjadi kebakaran. Nah, komponen peringatan fire alarm ini dibagi menjadi 3 macam dengan fungsi yang berbeda-beda, sebagai berikut.
Sebenarnya beberapa jenis audible visual fire alarm memiliki fungsi dan tujuan yang sama. Hanya saja, Anda bisa sesuaikan dengan peringatan seperti apa yang sedang dibutuhkan untuk proteksi bangunan Anda.
3. Power Supply
Seperti yang kita tahu bahwa, fire alarm system memiliki banyak detector, apalagi yang menggunakan model Full Addressable. Maka dari itu, dibutuhkan daya listrik yang lumayan besar agar semua detektor bisa terus aktif dan siap siaga.
Itulah mengapa dibutuhkan peran power supply untuk terus memberikan daya listrik ke seluruh jaringan instalasi sistem alarm kebakaran.