Loading...
Mempersiapkan pengalaman terbaik untuk Anda
Berbagai ahli memberikan pengertian atau definisi Hazop, di antaranya:
American Institute of Chemical Engineers (AIChe) memberikan pengertian Hazop sebagai:
“A Hazop study (often referred to as “a Hazop”) is a structured, text-oriented technique that identifies potential hazards and operability problems in a defined system” [ Studi Hazop (sering disebut sebagai sebuah “Hazop”) merupakan teknik yang terstruktur, berorientasi terhadap teks yang mengidentifikasi bahaya potensial dan masalah terkait dengan kemampuan operasi dalam sebuah sistem tertentu].
Center for Chemical Process Safety (CCPS) di dalam websitenya memberikan pengertian Hazop sebagai:
“A systematic qualitative technique to identify process hazards and potential operating problems using a series of guide words to study process deviations.”
[Teknik kualitatif sistematik yang digunakan untuk mengidentifikasi bahaya proses dan masalah operasi potensial dengan menggunakan sejumlah kata bantu untuk membantu mempelajari penyimpangan proses]
Stein Haugen, seorang peneliti dari NTNU (Norwegian University of Science and Technology), memberikan definisi Hazop sebagai:
“A Hazard and Operability (HAZOP) study is a structured and systematic examination of a planned or existing process or operation in order to identify and evaluate problems that may represent risks to personnel or equipment,or prevent efficient operation.”
[Studi Hazard and Operability (Hazop) bermakna sebuah pengujian terstruktur dan sistematis dari sebuah perencanaan atau proses yang sudah ada dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi masalah-masalah yang mungkin menghadirkan risiko untuk personil atau peralatan atau mencegah operasi yang efisien”].
F.A Gunawan (2016) memberikan catatan “metode ini (Hazop) berupaya mengidentifikasi bahaya dan risiko dengan cara memperkirakan segala kemungkinan penyimpangan terhadap parameter proses operasi”
Sejarah Hazop
Trevor A Kletz, seorang pakar teknik kimia, telah menguraikan sejarah dipakainya Hazop dalam publikasinya di tahun 1997. Kletz memulai ceritanya di tahun 1963 di Imperial Chemical Industries atau ICI (Kletz pernah bekerja di perusahaan tersebut). Saat itu, Divisi Kimia Organik Berat (Heavy Organic Chemical) / HOC) dari ICI sedang mendesain sebuah pabrik untuk memproduksi fenol dan aseton dari kumena (C9H12).
Tujuan Departemen Engineering pada saat itu adalah mencapai biaya kapital yang minimum (bukan biaya lifetime minimum atau keuntungan maksimal) dan ternyata bagian-bagian desain telah dipangkas untuk semua fitur yang dianggap tidak penting.
Pada saat itu juga, metode studi yang sangat populer disebut sebagai “critical examination” yang merupakan teknik formal untuk menguji sebuah aktivitas dan menghasilkan alternatif dengan bertanya:
Manager produksi memutuskan untuk melihat apakah metode critical examination dapat diaplikasikan untuk desain dari pabrik fenol guna mendeteksi kekurangan dalam desain dan mencari cara terbaik mengeluarkan uang ekstra yang mungkin tersedia.
Sebuah tim yang beranggotakan 3 orang ditunjuk: 2 anggota senior dari tim start-up dan seorang ahli dalam bidang critical examination. Tahun 1964, mereka bertemu selama 3 hari penuh per minggu selama 4 bulan, guna menguji diagram pabrik fenol dan menghabiskan kertas yang teramat banyak dengan berbagai pertanyaan dan jawaban.
Mereka menemukan bahwa banyak bahaya potensial dan problem operasi yang tidak bisa dilihat, sehingga mereka memodifikasi tekniknya. Mereka datang dengan sebuah ide baru yang mirip dengan Hazard Operability sekarang, meskipun seiring waktu metode Hazard Operability akan dikembangkan kemudian.
Beberapa bulan sebelum studi terkait fenol di divisi Heavy Organic Chemical dilakukan, Divisi Mond ICI (belakangan lebih terkenal sebagai Divisi Kimia dan Polimer ICI) di Wilayah Runcorn menggunakan teknik yang mirip tapi lebih singkat pada sebuah pabrik semi teknis.
Saat itu, tim terdiri dari 4 orang yang bekerja selama 21 jam (1/4 waktu dari studi yang dilakukan pada studi HOC di ICI sebelumnya) dan memungkinkan mereka mengklaim sebagai yang pertama melakukannya di lapangan.
Tujuan Hazop
Stein Haugen dan Marvin Rausand menjelaskan tujuan Hazop adalah:
Untuk mencegah terjadinya arc flash dan mengurangi risiko cedera atau kerusakan, langkah-langkah pencegahan berikut dapat diterapkan:
Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan ini secara konsisten, dapat mengurangi risiko terjadinya arc flash dan meningkatkan keselamatan pekerja di lingkungan kerja yang melibatkan listrik. Selain itu, pengawasan dan peninjauan terus menerus terhadap keamanan sistem kelistrikan juga sangat penting untuk menjaga lingkungan kerja tetap aman dari potensi bahaya arc flash.
Tips Keselamatan Kerja untuk Menghindari Arc Flash
Berikut adalah beberapa tips keselamatan kerja yang dapat membantu menghindari risiko arc flash di lingkungan kerja:
Dengan mematuhi tips keselamatan kerja ini dan mengadopsi praktik keselamatan yang baik, Anda dapat membantu mengurangi risiko terjadinya arc flash dan menjaga keselamatan diri sendiri serta rekan kerja di lingkungan kerja yang melibatkan listrik. Keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama dalam setiap pekerjaan yang melibatkan risiko listrik.
Kesimpulan
Dalam kesimpulan, penting untuk diingat bahwa arc flash adalah bahaya serius yang dapat terjadi di lingkungan kerja yang melibatkan listrik. Dampaknya dapat fatal, menyebabkan luka bakar serius, kerusakan mata dan pendengaran, gangguan pernapasan, bahkan kematian. Namun, dengan pemahaman yang baik tentang penyebab, tanda-tanda, dampak, dan langkah-langkah pencegahan arc flash, kita dapat mengurangi risiko dan menjaga keselamatan diri dan rekan kerja.
Melakukan inspeksi dan pemeliharaan sistem kelistrikan secara berkala, menggunakan alat pelindung diri yang tepat, melatih pekerja tentang bahaya arc flash, memasang perangkat perlindungan arc flash, serta mengikuti tips keselamatan kerja yang tepat dapat membantu mencegah kejadian arc flash dan melindungi keselamatan di tempat kerja. Keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama, dan langkah-langkah pencegahan harus diadopsi secara konsisten untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dari risiko arc flash.
sumber: indonesiasafetycenter
Mengetahui klasifikasi area berbahaya merupakan hal yang sangat penting dalam lingkungan kerja karena dapat membantu mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko yang mungkin terjadi. Kecelakaan kerja dapat memiliki dampak negatif yang serius, termasuk cedera fisik yang parah atau bahkan kematian bagi pekerja yang terlibat.
Selain itu, kecelakaan juga dapat merugikan perusahaan dengan menyebabkan kerusakan pada peralatan dan properti, mengganggu produktivitas, serta menimbulkan biaya medis dan kompensasi yang tinggi.
Tips Menerapkan Tindakan Pencegahan di Tempat Kerja
Menerapkan tindakan pencegahan di tempat kerja memerlukan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu dalam menerapkan tindakan pencegahan di tempat kerja:
Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman adalah tanggung jawab bersama. Keselamatan kerja merupakan prioritas yang harus dipegang oleh semua pihak terlibat, baik manajemen perusahaan maupun para pekerja. Dengan memahami klasifikasi area berbahaya dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat, kita dapat meminimalkan risiko kecelakaan kerja yang serius.
Dan dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang sesuai, seperti pelatihan keselamatan, penggunaan peralatan pelindung diri, dan penegakan prosedur keselamatan, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi semua.
Manfaat menggunakan lifeline sangat besar, tidak hanya bagi keselamatan pekerja tetapi juga bagi keselamatan keseluruhan di tempat kerja. Penggunaan lifeline dapat mengurangi risiko kecelakaan serius atau fatal yang bisa terjadi jika pekerja jatuh dari ketinggian.
Selain itu, dengan meningkatkan keselamatan kerja, penggunaan lifeline juga dapat mengurangi biaya yang terkait dengan kecelakaan kerja, seperti biaya medis, kompensasi pekerja, atau penundaan proyek. Dengan demikian, lifeline bukan hanya merupakan alat pengaman individual, tetapi juga merupakan investasi penting untuk keselamatan dan kesejahteraan pekerja serta kelangsungan bisnis.
Jenis-Jenis Lifeline
Terdapat empat jenis utama lifeline yang digunakan dalam berbagai aplikasi keselamatan dan industri. Mari kita jelaskan lebih detail tentang masing-masing jenis:
Komponen Utama Lifeline
Komponen-komponen utama lifeline adalah unsur-unsur kunci yang bekerja bersama-sama untuk memberikan perlindungan dan keamanan kepada pekerja yang menggunakan lifeline. Berikut penjelasan tentang masing-masing komponen:
Peran klasifikasi area berbahaya sangat penting dalam pencegahan kecelakaan karena memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi dan menetapkan prioritas keselamatan dengan lebih efektif. Dengan mengetahui klasifikasi tersebut, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai, seperti menyusun prosedur keselamatan yang tepat dan menyediakan pelatihan kepada pekerja.
Selain itu, pengetahuan akan klasifikasi area berbahaya juga dapat meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan pekerja terhadap potensi bahaya di lingkungan kerja mereka, sehingga membantu mengurangi risiko terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan. Dengan demikian, pemahaman akan klasifikasi area berbahaya menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif.
Klasifikasi area berbahaya tersebut mencakup berbagai tingkat risiko dan karakteristik yang berbeda. Ini penting untuk memastikan keselamatan dan keamanan di lingkungan kerja. Berikut adalah penjelasan singkat tentang setiap klasifikasi:
Tindakan Pencegahan untuk Masing-Masing Klasifikasi Area Berbahaya
Tindakan pencegahan untuk setiap klasifikasi area berbahaya dirancang untuk mengidentifikasi, mengurangi, dan mengendalikan risiko potensial yang terkait dengan area tersebut. Berikut adalah penjelasan lebih rinci untuk masing-masing klasifikasi: