Pertimbangkan 6 Poin Ini dalam Pemilihan Vendor
Safety K3

Pertimbangkan 6 Poin Ini dalam Pemilihan Vendor

11 Januari 2024

Mendapatkan suplai bahan baku yang berkualitas dan sesuai standar perusahaan menjadi tantangan tersendiri untuk tim pengadaan. Tidak heran, pemilihan vendor menjadi poin yang tidak dapat dikesampingkan, demi tercapainya standar bahan baku yang diperlukan untuk membuat produk yang diinginkan perusahaan.

Meski demikian tidak sedikit perusahaan yang masih memilih vendor hanya berdasarkan relasi semata. Padahal jika dicermati, banyak strategi dan cara tepat memilih vendor untuk keperluan procurement barang dan jasa.

Kenapa Penting untuk Memilih Vendor yang Tepat?

Sejatinya pemilihan vendor tidak sekedar urusan suplai bahan baku semata, namun juga harus mempertimbangkan banyak hal lain. Standar bahan baku yang diperlukan, baik dari segi kualitas dan kuantitas, harus menjadi poin yang masuk dalam pertimbangan tersebut.

Poin-poin di bawah ini bisa jadi hal yang Anda perhatikan, karena pada akhirnya vendor yang dipilih juga akan menjalankan beberapa fungsi yang penting dalam aktivitas perusahaan.

  • Memastikan kualitas bahan baku, fungsi pertama dari pemilihan vendor yang tepat adalah bahwa pihak tersebut akan menjadi bagian dalam proses produksi, dan memastikan kualitas bahan baku yang digunakan
  • Jumlah dan kapasitas bahan baku, tanpa adanya jaminan kemampuan vendor dalam memenuhi jumlah pesanan, maka fungsi pengendalian jumlah suplai bahan baku akan kacau. Akibatnya Anda harus mencari vendor lain untuk memenuhi kebutuhan Anda. Pekerjaan lain yang akan menyita waktu bukan?
  • Mengontrol biaya produksi, karena harga bahan baku yang diberikan oleh vendor juga akan berpengaruh ke biaya produksi, harga jual produk, dan keuntungan yang didapatkan, maka hal ini tidak boleh dikesampingkan. Secara tidak langsung memilih vendor yang tepat juga berfungsi untuk mengontrol total biaya produksi dan menjaga margin harga penjualan produk
  • Potensi kerja sama jangka panjang, memiliki partner bisnis jangka panjang dapat membawa banyak keuntungan bagi perusahaan. Namun demikian, hal ini tidak akan didapatkan jika vendor yang dipilih tidak dapat memenuhi harapan dan kontrak yang telah dibuat

Keempat alasan di atas menjadi hal yang mendasari perlunya strategi dan cara tepat dalam pemilihan vendor. Tidak main-main, fungsi-fungsi yang disebutkan tadi akan membawa pengaruh besar pada aktivitas perusahaan dan produk yang Anda hasilkan.

Maka Berikut Strategi dan Cara Pemilihan Vendor yang Ideal

Setidaknya ada 7 strategi dan cara pemilihan vendor yang dinilai ideal untuk digunakan. Memang tidak kemudian langsung diadaptasi penuh, namun poin berikut bisa menjadi acuan untuk perusahaan Anda ketika akan menentukan pemilihan vendor yang tepat untuk bisnis.

Nantinya strategi ini akan dapat disempurnakan dengan penyesuaian dengan kebutuhan bisnis yang Anda miliki, sehingga memberikan output optimal untuk pengadaan barang dan jasa yang Anda perlukan.

1. MilikI Standar yang Jelas

Tetapkan standar-standar yang jelas untuk vendor yang akan Anda gunakan. Kriteria yang jelas pada spesifikasi vendor harus Anda miliki, berikut dengan bahan baku atau produk yang dapat disediakan oleh vendor.

Pastikan standar ini disusun dengan cermat sesuai kebutuhan pengadaan barang dan jasa yang Anda miliki agar kandidat vendor yang disaring benar-benar sesuai harapan.

2. Reputasi Bisnis

Poin kedua dalam pemilihan vendor yang tepat adalah reputasi. Ingat, reputasi tidak didapatkan secara instan, namun melalui proses panjang dan banyak transaksi. Jadi ketika Anda mendapatkan rekomendasi vendor dengan reputasi yang baik, maka hal ini harus menjadi pertimbangan dan nilai plus.

3. Jangan Ragu Meminta Sampel

Contoh produk yang akan Anda minta untuk diadakan sebaiknya dapat diperoleh terlebih dahulu. Sampel produk ini akan menjadi salah satu poin penilaian yang baik, karena secara langsung dapat membantu Anda melihat kemampuan pengadaan dari sisi kualitas produk yang diperlukan.

Memang hal ini tidak 100% menjamin produk yang dikirimkan akan serupa dengan yang ditawarkan. Namun setidaknya dengan memastikan spesifikasinya sama dengan produk yang akan dijadikan bahan pengadaan, Anda memiliki penilaian yang lebih baik.

4. Metode Distribusi

Tidak sekedar fokus pada kualitas dan kapasitas pengadaannya saja, namun Anda juga wajib mempertimbangkan metode pengiriman yang digunakan. Treatment saat pengiriman, moda transportasi, kapasitas, dan perkiraan waktu, semua menjadi hal yang wajib dipertimbangkan.

Jangan ragu mengajukan pertanyaan detail seperti ini agar Anda memperoleh informasi yang jelas dan data yang lengkap sebagai bahan pertimbangan.

5. Jangan Lupa Soal Kontrak

Kontrak, perjanjian, atau berkas lain yang menjadi tanda legal kerja sama yang akan dilakukan harus dibuat dengan detail dan rinci berdasarkan kesepakatan dua pihak yang terlihat. Nah pada poin ini, pastikan terdapat tanda tangan yang valid atau bentuk persetujuan lain secara langsung, sebagai pengikat pengadaan yang akan dilakukan.

Hindari vendor atau pihak yang mementingkan proyek berjalan terlebih dahulu dan mengesampingkan berkas legal, karena membuka peluang terjadinya kecurangan.

6. Jajaki Potensi Kerja Sama Jangka Panjang

Jika memungkinkan jangan ragu untuk menjajaki potensi kerja sama jangka panjang. Alih-alih mencari vendor baru untuk pengadaan barang atau jasa sejenis, jika memang vendor ini terbukti dapat memenuhi ekspektasi dan memuaskan, ada baiknya kerja sama yang dijalin dibuat menjadi sebuah kerja sama jangka panjang.

Artikel Lainnya

Mengenal Fungsi dan Manfaat Lifeline
Safety K309 September 2024

Mengenal Fungsi dan Manfaat Lifeline

Dalam dunia industri, keselamatan merupakan hal yang tak bisa diabaikan. Lifeline, atau tali pengaman safety, menjadi salah satu alat penting dalam menjaga keselamatan para pekerja, terutama di lingkungan kerja yang tinggi atau berbahaya. Dan Lifeline bukan hanya sekadar tali biasa, tetapi sebuah sistem pengaman yang dirancang untuk menahan atau menopang beban serta mengamankan pekerja dari jatuh atau tergelincir.

Pengertian Lifeline

Lifeline merupakan tali yang menjadi bagian integral dari sistem keselamatan yang dirancang untuk melindungi pekerja di lingkungan kerja yang memerlukan perlindungan dari jatuh atau tergelincir. Bahan yang digunakan untuk membuat lifeline biasanya dipilih karena kekuatan dan ketahanannya terhadap tekanan dan keausan, seperti nilon yang kuat atau baja tahan lama. Namun, selain kekuatan materi, desain lifeline juga memperhitungkan fleksibilitas agar pengguna dapat bergerak dengan relatif bebas tanpa mengorbankan keamanan.

Attachment point pada lifeline menjadi komponen kunci yang memungkinkan pengguna terhubung ke anchor point dengan aman. Anchor point biasanya dipasang pada struktur yang stabil dan kuat, seperti dinding beton atau tiang baja, untuk memastikan bahwa lifeline dapat menahan beban pengguna dengan efektif. Pemasangan attachment point dan anchor point harus dilakukan dengan cermat sesuai dengan panduan keselamatan yang berlaku, serta mempertimbangkan faktor-faktor seperti beban maksimum yang akan ditanggung oleh lifeline dan posisi pengguna saat bekerja.

Dalam situasi darurat, lifeline menjadi jaminan bagi keselamatan pekerja. Ketika terjadi kejadian tak terduga seperti jatuh atau tergelincir, lifeline akan mencegah pengguna jatuh ke bawah dengan menahan beban tubuhnya. Oleh karena itu, penggunaan lifeline tidak hanya mengurangi risiko kecelakaan, tetapi juga memberikan kepercayaan diri ekstra bagi pekerja yang harus beroperasi di ketinggian atau lingkungan kerja yang berpotensi berbahaya.

Fungsi Lifeline

Lifeline memiliki beberapa fungsi utama yang mendukung keselamatan dan efisiensi di lingkungan kerja yang berpotensi berbahaya:

  1. Mencegah jatuh dari ketinggian
    Sebagai pengaman sekunder, lifeline berperan penting dalam menyediakan lapisan tambahan perlindungan jika terjadi kegagalan pada sistem pengaman utama, seperti safety harness. Dengan lifeline yang terpasang dengan benar, pekerja memiliki perlindungan tambahan yang dapat mencegah jatuh bebas.
  1. Membantu proses evakuasi
    Lifeline juga menjadi alat penting dalam proses evakuasi darurat. Dalam situasi di mana seseorang terjebak di ketinggian, lifeline dapat digunakan untuk membantu mereka turun ke tempat yang lebih aman dengan cepat dan efisien, mengurangi risiko cedera atau bahaya yang lebih besar.
  1. Memosisikan pekerja
    Lifeline juga memungkinkan pekerja untuk diposisikan dengan tepat di tempat-tempat yang sulit dijangkau. Hal ini memungkinkan mereka untuk melakukan pekerjaan mereka dengan lebih efektif dan efisien, bahkan di lingkungan kerja yang sulit atau terbatas aksesnya. Dengan demikian, lifeline tidak hanya berfungsi sebagai alat pengaman, tetapi juga sebagai alat bantu dalam menjalankan tugas-tugas pekerjaan dengan lebih aman dan efisien.

Manfaat Lifeline

Penggunaan lifeline dalam lingkungan kerja membawa berbagai manfaat yang signifikan bagi keselamatan dan produktivitas:

  1. Meningkatkan keselamatan kerja
    Manfaat utama lifeline adalah kemampuannya untuk mengurangi risiko jatuh dari ketinggian serta cedera yang terkait dengannya. Dengan menyediakan perlindungan tambahan, lifeline membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman bagi para pekerja, sehingga mengurangi kemungkinan kecelakaan yang serius.
  1. Meningkatkan efisiensi kerja
    Lifeline meningkatkan efisiensi kerja dengan memungkinkan pekerja untuk bergerak dengan lebih leluasa dan cepat di lingkungan kerja yang tinggi atau sulit dijangkau. Dengan adanya lifeline yang terpasang, pekerja dapat fokus pada tugas-tugas mereka tanpa harus khawatir akan risiko jatuh atau tergelincir, sehingga mempercepat proses penyelesaian pekerjaan.
  1. Meningkatkan moral kerja
    Lifeline dapat meningkatkan moral kerja para pekerja. Dengan merasa aman dan dilindungi oleh lifeline, para pekerja dapat merasa lebih percaya diri dan nyaman dalam menjalankan tugas-tugas mereka di lingkungan kerja yang berpotensi berbahaya. Hal ini dapat berdampak positif pada motivasi dan kinerja mereka, serta menciptakan budaya kerja yang lebih responsif terhadap keselamatan dan kesejahteraan pekerja.
Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan Saat Memilih Lifeline
Safety K319 September 2024

Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan Saat Memilih Lifeline

Keselamatan tidak hanya tanggung jawab individu, tetapi juga tanggung jawab kolektif. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan dan pengelola proyek untuk memastikan bahwa semua pekerja dilengkapi dengan lifeline yang sesuai dan mendapat pelatihan yang diperlukan untuk menggunakan peralatan tersebut dengan aman.

Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, di mana setiap pekerja dapat bekerja dengan damai dan produktif, tanpa khawatir akan risiko yang tidak perlu.

Memilih lifeline yang tepat adalah keputusan penting yang memerlukan pertimbangan serius terhadap beberapa faktor kunci. Berikut adalah beberapa faktor yang harus dipertimbangkan saat memilih lifeline:

  1. Jenis Pekerjaan yang Dilakukan
    Pertimbangkan jenis pekerjaan yang akan dilakukan dengan lifeline. Apakah itu pekerjaan di atap, climbing, industrial, atau rescue? Setiap jenis pekerjaan memiliki persyaratan yang berbeda dalam hal jenis lifeline yang dibutuhkan.
  1. Ketinggian Pekerjaan
    Tentukan ketinggian di mana lifeline akan digunakan. Pekerjaan di ketinggian yang berbeda mungkin memerlukan jenis lifeline yang berbeda pula. Misalnya, pekerjaan di ketinggian yang sangat tinggi mungkin memerlukan lifeline dengan shock absorber untuk meredam gaya benturan saat jatuh.
  1. Berat Pengguna
    Pastikan lifeline yang dipilih memiliki kapasitas beban yang sesuai dengan berat pengguna. Setiap lifeline memiliki batas berat maksimum yang dapat menahannya. Penting untuk memilih lifeline yang mampu menopang berat pengguna dengan aman.
  1. Kondisi Lingkungan
    Perhatikan kondisi lingkungan tempat lifeline akan digunakan. Apakah itu dalam cuaca ekstrem, lingkungan yang korosif, atau di sekitar benda-benda tajam? Lifeline yang dipilih harus tahan terhadap kondisi lingkungan yang spesifik di tempat kerja.
  1. Standar dan Peraturan Keselamatan
    Pastikan lifeline mematuhi standar keselamatan dan peraturan yang berlaku. Setiap negara atau wilayah memiliki regulasi yang mengatur penggunaan lifeline dan perlengkapan keselamatan kerja lainnya. Pastikan untuk memilih lifeline yang sesuai dengan standar dan peraturan yang berlaku.

Tips Menggunakan Lifeline dengan Aman

Menggunakan lifeline dengan aman adalah kunci untuk menjaga keselamatan di tempat kerja yang melibatkan pekerjaan di ketinggian. Berikut beberapa tips yang dapat membantu Anda menggunakan lifeline dengan aman:

  1. Lakukan Pemeriksaan Lifeline Secara Berkala
    Periksa lifeline secara rutin untuk memastikan bahwa tidak ada kerusakan atau keausan yang terjadi. Pastikan semua komponen lifeline, seperti tali, karabiner, dan harness, berfungsi dengan baik dan dalam kondisi yang baik.
  1. Gunakan Peralatan yang Sesuai dengan Standar Keselamatan
    Pastikan bahwa lifeline dan semua peralatan keselamatan yang terkait memenuhi standar keselamatan yang berlaku. Gunakan hanya peralatan yang telah diuji dan disetujui untuk penggunaan di lingkungan kerja Anda.
  1. Ikuti Pelatihan Penggunaan Lifeline
    Sebelum menggunakan lifeline, pastikan untuk mengikuti pelatihan yang sesuai tentang cara menggunakan lifeline dengan benar. Pelatihan ini akan membantu Anda memahami cara memasang lifeline dengan benar, cara menggunakan peralatan dengan aman, dan langkah-langkah yang harus diambil dalam situasi darurat.
  2. Lakukan Pekerjaan dengan Hati-hati dan Fokus
    Saat menggunakan lifeline, selalu lakukan pekerjaan dengan hati-hati dan fokus. Hindari mengalihkan perhatian atau melakukan tindakan yang berisiko saat terhubung dengan lifeline. Tetap konsentrasi pada tugas Anda dan patuhi prosedur keselamatan yang telah ditetapkan.
Bahaya Penerangan Yang Buruk Bagi Pekerja
Safety K307 April 2022

Bahaya Penerangan Yang Buruk Bagi Pekerja

Penerangan yang buruk bukan berati yang gelap. Namun penerangan yang baik ditempat kerja adalah yang tidak menyilaukan, yang tidak berkedip, yang tidak menimbulkan bayangan kontras dan tidak menimbulkan panas.  Biasanya intensitas pencahayaan dinyatakan dalam satuan Lux.

Dalam bekerja tentunya pencahayaan ini sangat penting, sehingga dalam regulasi pemerintah telah dibuatkan standarisasi berkaitan tingkat pencahayaan untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu. Misalnya untuk penerangan di halaman dan jalan standar yang ditetapkan pemerintah yaitu setidaknya 20 lux.

Atau untuk pekerjaan yang sifatnya mengerjakan bahan-bahan yang kasar, atau pergudangan untuk menyimpan barang-barang besar dan kasar setidaknya perlu 50 lux. Semakin teliti maka semakin tinggi juga intensitas yang diperlukan namun tetap ada batasannya. Karena pencahayaan yang terlalu terang juga bisa membahayakan.

Penerangan yang buruk atau yang tidak sesuai dengan jenis pekerjaannya akan menimbulkan risiko pada pekerja seperti kelelahan mata, berkurangannya kemampuan mampu hingga kerusakan indera mata.

Di beberapa kondisi, penerangan yang buruk juga dapat mengakibatkan kecelakaan kerja.  Oleh karena itu penting memastikan bahwa kita bekerja dengan penerangan yang baik. Aturan terkait pencahayaan bisa dilihat di Permenaker no 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja (halaman 61)


Baik bukan berarti sangat terang, buruk bukan berarti redup. Tapi baik adalah yang sesuai dengan kebutuhan kita.
 
sumber : hsepedia
Selain Fire Detector, Apa Komponen Lain yang Ada pada Fire Alarm?
Safety K324 Agustus 2023

Selain Fire Detector, Apa Komponen Lain yang Ada pada Fire Alarm?

1. Control Panel Fire Alarm

Dalam instalasi fire alarm system dibutuhkan sebuah panel, karena sistem ini bekerja secara otomatis. Sehingga membutuhkan panel untuk mengontrol semuanya.

Panel tersebut bernama MCFA (Master control fire alarm) atau yang lebih sering disebut dengan panel fire alarm. MCFA akan berperan sebagai panel pusat yang akan mengatur dan mengendalikan semua detektor dan alarm bell yang terpasang.

Jadi semua data dan sinyal yang diberikan detector akan diolah MCFA. Kemudian baru mengeluarkan output berupa suara bunyi alarm maupun disertai dengan indikator visual. Dengan seperti ini, petugas yang memiliki tanggung jawab di bangunan tersebut bisa segera mengetahui lokasi kebakaran.

2. Audible Visual Fire Alarm

fire alarm horn strobe

Menjadi komponen yang sangat penting, karena komponen inilah yang akan memberikan tanda kepada orang-orang disekitar jika sedang terjadi kebakaran. Nah, komponen peringatan fire alarm ini dibagi menjadi 3 macam dengan fungsi yang berbeda-beda, sebagai berikut.

  • Audible berupa perangkat yang akan memberikan peringatan berupa suara sirine, klakson, maupun seperti lonceng.
  • Strobe cenderung memberikan peringatan bahaya kebakaran melalui kedipan lampu. Jadi, misal terdeteksi kebakaran, Strobe ini akan mem-flash lampu tanda bahaya kebakaran tanpa dengan adanya peringatan suara.
  • Horn Strobe merupakan komponen peringatan kebakaran yang banyak digunakan. Jadi, horn strobe ini akan menggabungkan antara alarm audible dengan strobe. Sehingga, nanti jika terjadi kebakaran akan ditandai dengan peringatan suara yang disertai dengan kedipan lampu bahaya.

Sebenarnya beberapa jenis audible visual fire alarm memiliki fungsi dan tujuan yang sama. Hanya saja, Anda bisa sesuaikan dengan peringatan seperti apa yang sedang dibutuhkan untuk proteksi bangunan Anda.

3. Power Supply

power supply fire alarm

Seperti yang kita tahu bahwa, fire alarm system memiliki banyak detector, apalagi yang menggunakan model Full Addressable. Maka dari itu, dibutuhkan daya listrik yang lumayan besar agar semua detektor bisa terus aktif dan siap siaga.

Itulah mengapa dibutuhkan peran power supply untuk terus memberikan daya listrik ke seluruh jaringan instalasi sistem alarm kebakaran.