Proses Pembuatan SOP K3
Safety K3

Proses Pembuatan SOP K3

27 Oktober 2022

Risiko di lapangan dapat terjadi secara tidak terduga,Tidak heran jika banyak perusahaan yang memiliki budaya keselamatan kerja (K3) bagi karyawannya. Oleh karna itu Pentingnya tiap perusahan memiliki SOP K3.

Menurut data dari BPJS Ketenagakerjaan, angka kecelakaan kerja setiap tahunnya masih relatif tinggi di Indonesia. Pada tahun 2016 saja, jumlah kasus yang dilaporkan melebihi 100.000. Tentu saja kerugian yang ditimbulkan tidak hanya signifikan, tetapi juga moral. Korban mengalami luka ringan, cacat dan meninggal dunia.

SOP atau Standar Operasional Prosedur adalah Serangkaian instruksi yang ditujukan untuk membantu seorang pekerja melakukan suatu proses kerja atau tindakan. Tujuan dibuatnya SOP adalah untuk mencapai efisiensi dan konsistensi hasil serta menghindari kesalahpahaman dan kesalahan dalam proses kerja.Dengan begitu, keselamatan  pekerja dapat dijamin dan kecelakaan bisa dikurangi.

Acuan Serta Panduan Pembuatan SOP K3

Di dalam dunia kerja ada beberapa referensi untuk membuat SOP K3 yang merupakan standar untuk sistem manajemen. Sebagai contoh, SMK3 adalah sistem manajemen K3 yang diterapkan di Indonesia. SMK3 mengadopsi AS4801, yang merupakan standar keselamatan pekerja yang diterapkan di Australia. Standar referensi internasional yang saat ini digunakan adalah ISO 45001:2018.

Pedoman pembuatan SOP kesehatan dan keselamatan kerja harus mengacu pada prinsip-prinsip dasar SMK3 yang diterapkan di Indonesia, yaitu:

  1. Penetapan kebijakan termasuk dalam pembangunan dan pemeliharaan dokumen
  2. Perencanaan K3 termasuk pembuatan dan dokumentasi dalam pembuatan rencana K3
  3. Pelaksanaan K3 termasuk pengendalian perancangan, kontrak, pengendalikan dokumen, pengendalian produk, pemeriksaan keamanan kerja berdasarkan prinsip SMK3 serta pengelolaan materi dan perpindahannya
  4. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3. Hal ini termasuk standar dalam pemantauan, pengumpulan, penggunaan dan pemeriksaan SMK3
  5. Peninjauan dan peningkatan  kinerja SMK3. Langkah ini termasuk proses pelaporan dan perbaikan seandainya di dalam proses masih terjadi kekurangan atau kesalahan.

Jika perusahaan menerapkan SMK3, audit eksternal akan dilakukan oleh badan akreditasi atau ditunjuk oleh Menteri. Semua perusahaan harus memenuhi persyaratan yang dipersyaratkan untuk dapat berpartisipasi dalam proses audit ini. Persyaratan ini tergantung pada unit bisnis tempat Anda beroperasi. Jika perusahaan lolos audit, maka akan mendapatkan sertifikat SMK3 yang berlaku selama 3 tahun.

Langkah penerapan budaya K3

SOP yang sudah disusun perlu disosialisasikan dan dipertahankan dalam semua proses kerja. Budaya kesehatan dan keselamatan kerja dapat dikembangkan dalam empat langkah:

  1. Pertama: reaktif atau insting natural. Di tahap ini, K3 baru tercipta setelah terjadi insiden kecelakaan, otomatis target zero accident bakal mustahil tercapai.
  2. Kedua: dependen. Dalam pelaksanaannya, tahap K3 ini membutuhkan pengawasan khusus; target zero accident sulit diwujudkan.
  3. Ketiga: independen. Terdapat kesadaran diri atas pentingnya K3, dampaknya para pekerja akan berhati-hati karena begitu memperhatikan keselamatan diri sendiri. Di sini, tercapainya zero accident ada kesempatan untuk berhasil.
  4. Keempat: interdependen. Di sini pentingnya K3 tidak hanya disadari buat diri sendiri, melainkan para pekerja sudah saling mengingatkan apabila ada yang lalai dan sebagainya. Terwujudnya zero accident di tahap ini sangat terbuka lebar.

Artikel Lainnya

Selain Fire Detector, Apa Komponen Lain yang Ada pada Fire Alarm?
Safety K324 Agustus 2023

Selain Fire Detector, Apa Komponen Lain yang Ada pada Fire Alarm?

1. Control Panel Fire Alarm

Dalam instalasi fire alarm system dibutuhkan sebuah panel, karena sistem ini bekerja secara otomatis. Sehingga membutuhkan panel untuk mengontrol semuanya.

Panel tersebut bernama MCFA (Master control fire alarm) atau yang lebih sering disebut dengan panel fire alarm. MCFA akan berperan sebagai panel pusat yang akan mengatur dan mengendalikan semua detektor dan alarm bell yang terpasang.

Jadi semua data dan sinyal yang diberikan detector akan diolah MCFA. Kemudian baru mengeluarkan output berupa suara bunyi alarm maupun disertai dengan indikator visual. Dengan seperti ini, petugas yang memiliki tanggung jawab di bangunan tersebut bisa segera mengetahui lokasi kebakaran.

2. Audible Visual Fire Alarm

fire alarm horn strobe

Menjadi komponen yang sangat penting, karena komponen inilah yang akan memberikan tanda kepada orang-orang disekitar jika sedang terjadi kebakaran. Nah, komponen peringatan fire alarm ini dibagi menjadi 3 macam dengan fungsi yang berbeda-beda, sebagai berikut.

  • Audible berupa perangkat yang akan memberikan peringatan berupa suara sirine, klakson, maupun seperti lonceng.
  • Strobe cenderung memberikan peringatan bahaya kebakaran melalui kedipan lampu. Jadi, misal terdeteksi kebakaran, Strobe ini akan mem-flash lampu tanda bahaya kebakaran tanpa dengan adanya peringatan suara.
  • Horn Strobe merupakan komponen peringatan kebakaran yang banyak digunakan. Jadi, horn strobe ini akan menggabungkan antara alarm audible dengan strobe. Sehingga, nanti jika terjadi kebakaran akan ditandai dengan peringatan suara yang disertai dengan kedipan lampu bahaya.

Sebenarnya beberapa jenis audible visual fire alarm memiliki fungsi dan tujuan yang sama. Hanya saja, Anda bisa sesuaikan dengan peringatan seperti apa yang sedang dibutuhkan untuk proteksi bangunan Anda.

3. Power Supply

power supply fire alarm

Seperti yang kita tahu bahwa, fire alarm system memiliki banyak detector, apalagi yang menggunakan model Full Addressable. Maka dari itu, dibutuhkan daya listrik yang lumayan besar agar semua detektor bisa terus aktif dan siap siaga.

Itulah mengapa dibutuhkan peran power supply untuk terus memberikan daya listrik ke seluruh jaringan instalasi sistem alarm kebakaran.

Waspadai Bahaya Arc Flash – Ledakan Api Listrik
Safety K319 Agustus 2024

Waspadai Bahaya Arc Flash – Ledakan Api Listrik

Arc flash merupakan fenomena yang terjadi ketika arus listrik melompat melalui udara antara dua konduktor atau dari satu konduktor ke grounding. Ini sering kali disebabkan oleh kesalahan operasi, konsleting, atau kegagalan peralatan listrik. Arc flash dapat menghasilkan panas yang sangat tinggi, ledakan, percikan api, dan radiasi berbahaya. Dampaknya bisa sangat merusak, mulai dari luka bakar parah hingga kerusakan fatal pada peralatan dan fasilitas.

Dalam beberapa kasus, arc flash dapat menyebabkan cedera atau kematian bagi pekerja yang berada di dekatnya. Luka bakar serius, kerusakan pada organ internal akibat tekanan udara yang tinggi, serta cedera akibat terpentalnya benda-benda yang terkena dampak ledakan, merupakan beberapa dampak fatal yang dapat terjadi akibat arc flash.

Artikel ini bertujuan untuk membantu pembaca memahami arc flash secara menyeluruh, mulai dari penyebabnya hingga cara-cara untuk mencegahnya. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bahaya ini, pembaca akan dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi diri mereka sendiri dan rekan kerja dari risiko arc flash. Melalui pemahaman dan tindakan pencegahan yang tepat, diharapkan kecelakaan akibat arc flash dapat diminimalkan, meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan di tempat kerja.

Pengertian Arc Flash

Arc flash adalah ledakan api listrik yang terjadi karena korsleting atau hubungan pendek pada sistem kelistrikan. Ketika arus listrik melompat melalui udara antara dua konduktor atau dari satu konduktor ke grounding, itu dapat menyebabkan percikan api dan ledakan yang berbahaya.

Beberapa tanda-tanda yang menunjukkan kemungkinan terjadinya arc flash meliputi:

  1. Percikan Api: Percikan api terlihat sebagai kilatan cahaya yang tiba-tiba dan tidak terduga. Percikan ini bisa terjadi di sekitar peralatan listrik atau di tempat di mana ada hubungan pendek atau korsleting.
  2. Suara Ledakan Keras: Arc flash sering disertai dengan suara ledakan keras atau dentuman yang terdengar. Suara ini bisa sangat keras dan mengejutkan.
  3. Panas yang Ekstrem: Arc flash menghasilkan panas yang sangat tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Panas ini bisa dirasakan bahkan dari jarak yang jauh dan dapat menyebabkan luka bakar serius pada tubuh atau kerusakan pada peralatan listrik.

Mengenali tanda-tanda ini dapat membantu untuk mengidentifikasi potensi bahaya arc flash dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan untuk melindungi diri dan lingkungan sekitar dari risiko yang terkait.

Penyebab Arc Flash

Arc flash dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu:

  1. Kontak Langsung dengan Tegangan Listrik Tinggi: Ketika dua konduktor dengan tegangan listrik tinggi bersentuhan secara langsung atau mendekati satu sama lain, hal ini dapat menyebabkan percikan api dan ledakan yang disebut arc flash.
  2. Kerusakan Isolasi Kabel: Isolasi kabel yang rusak atau aus meningkatkan risiko terjadinya arc flash. Kerusakan ini bisa disebabkan oleh faktor seperti keausan normal, tekanan mekanis, paparan panas berlebih, atau bahkan kegagalan peralatan listrik.
  3. Debu dan Kotoran pada Peralatan Listrik: Debu, kotoran, atau partikel lain yang menumpuk pada peralatan listrik dapat menyebabkan gangguan isolasi dan meningkatkan kemungkinan terjadinya korsleting atau hubungan pendek yang mengarah ke arc flash.
  4. Kesalahan Manusia Saat Bekerja dengan Sistem Kelistrikan: Kesalahan operasional atau kesalahan manusia lainnya saat bekerja dengan sistem kelistrikan, seperti memasang atau memperbaiki peralatan tanpa mematikan daya listrik terlebih dahulu, dapat menyebabkan arc flash.

Mengetahui penyebab-penyebab ini penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat guna mengurangi risiko terjadinya arc flash di lingkungan kerja. Hal ini meliputi pelaksanaan prosedur keselamatan kerja yang ketat, pemeliharaan peralatan secara teratur, dan pelatihan yang memadai bagi pekerja yang berhubungan dengan sistem kelistrikan.

Dampak Arc Flash

Arc flash dapat memiliki dampak yang sangat serius bagi individu yang terkena, termasuk:

  1. Luka Bakar Serius: Arc flash menghasilkan panas yang sangat tinggi dalam waktu yang sangat singkat, menyebabkan luka bakar serius pada kulit dan jaringan tubuh yang terkena. Luka bakar ini dapat mencakup luka bakar termal, luka bakar kimia akibat bahan isolasi yang terbakar, dan luka bakar busur listrik yang unik karena arus listrik yang melintasi tubuh.
  2. Kerusakan Mata dan Pendengaran: Percikan api dan ledakan dari arc flash dapat menyebabkan cedera mata seperti luka bakar kimia atau fisik, serta kerusakan permanen pada pendengaran akibat gelombang suara yang sangat tinggi. Penggunaan perlindungan mata dan telinga yang tepat sangat penting untuk mencegah cedera ini.
  3. Gangguan Pernapasan: Arc flash juga dapat menghasilkan gas beracun atau partikel yang dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan atau bahkan kerusakan paru-paru. Pernapasan perlindungan yang tepat diperlukan untuk melindungi pekerja dari risiko ini.
  4. Kematian: Dalam kasus-kasus yang sangat parah, arc flash dapat menyebabkan kematian langsung akibat luka bakar yang parah, kerusakan organ internal, atau cedera lainnya yang mengancam jiwa.

Mengingat potensi dampak yang serius ini, pencegahan arc flash dan perlindungan pekerja dari risiko tersebut harus menjadi prioritas utama dalam lingkungan kerja yang melibatkan listrik. Ini termasuk penggunaan peralatan perlindungan diri yang sesuai, pelatihan yang tepat, dan penerapan prosedur keselamatan yang ketat untuk mengurangi risiko terjadinya arc flash dan melindungi keselamatan dan kesejahteraan pekerja.

sumber: indonesiasafetycenter

Mengapa perlu melakukan penilaian risiko kebakaran?
Safety K326 Agustus 2024

Mengapa perlu melakukan penilaian risiko kebakaran?

Penilaian risiko kebakaran dirancang untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya kebakaran dengan mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko kebakaran di dalam gedung. Namun, tidak hanya memeriksa struktur bangunan itu sendiri, tapi isi bangunan, tata letak, dan penggunaan bangunan. Bagaimana penggunaan bangunan tersebut mempengaruhi risiko kebakaran? Berapa banyak orang yang ada di dalam gedung? Bagaimana mereka akan selamat jika terjadi kebakaran? Langkah apa yang harus diambil untuk meminimalisir bahaya?

Untuk bisnis atau bangunan umum seperti toko, gedung perkantoran, atau tempat-tempat vital lainnya dan bahkan stasiun bis dan kereta api, perlu dilakukan penilaian risiko kebakaran. Semua properti perlu mendapat penilaian risiko kebakaran. Ini bukan dokumen opsional dan diwajibkan oleh hukum Inggris.

Penilaian Resiko Kebakaran adalah proses yang melibatkan evaluasi sistematis terhadap faktor-faktor yang menentukan bahaya kebakaran, serta kemungkinan kebakaran akan terjadi, dan konsekuensinya jika terjadi.

5 langkah untuk Penilaian Risiko:

  1. Identify fire hazards
  2. Identify people at risk
  3. Evaluate, Remove, Reduce and Protect from risk
  4. Record, Plan, Inform, Instruct and Train
  5. Review and Evaluate

Penting untuk diingat bahwa Penilaian Resiko Kebakaran Anda harus menunjukkan bahwa sejauh masuk akal, Anda telah mempertimbangkan kebutuhan semua orang yang relevan termasuk penyandang cacat, atau gangguan yang dapat mengurangi pelarian mereka dari tempat tersebut.

Tapi mengapa perlu penilaian risiko kebakaran?

Alasannya adalah bahwa penilaian risiko kebakaran diperlukan karena diatur dalam Regulatory Reform (Fire Safety) Order 2005. Di Indonesia Penerapan FRA ini dapat mengacu kepada standar National Fire Protection Association (NFPA) dan juga peraturan lokal seperti PerMen PU No. 26 Tahun 2008. Pengelolaan proteksi kebakaran adalah upaya mencegah terjadinya kebakaran atau meluasnya kebakaran ke ruangan-ruangan ataupun lantai-lantai bangunan, termasuk ke bangunan lainnya melalui eliminasi ataupun minimalisasi risiko bahaya kebakaran, pengaturan zona-zona yang berpotensi menimbulkan kebakaran, serta kesiapan dan kesiagaan sistem proteksi aktif maupun pasif.

Secara sederhana, peraturan tersebut menyatakan bahwa penilaian risiko kebakaran harus dilakukan, namun juga mencantumkan berbagai persyaratan lainnya seperti: siapa yang dapat melakukan penilaian risiko kebakaran, siapa yang bertanggung jawab jika terjadi kebakaran, bagaimana prosedur dalam tanggap darurat dan untuk wilayah rawan bahaya, bagaiamana memberikan sosialisasi kepada setiap karyawan sehingga karyawan mampu menyelamatkan diri, dan informasi apa yang harus diberikan kepada karyawan.

Penting untuk dipahami bahwa kegagalan mematuhi Regulasi (Keselamatan Kebakaran) atau kelalaian yang menyebabkan kebakaran pada orang lain dapat dituntut secara pidana kurungan paling lama 5 tahun atau pidana kurungan paling lama setahun menurut pasal 188 KUHP. Dalam beberapa kasus, pihak yang bersalah berakhir dengan hukuman penjara.

Penting untuk dicatat bahwa undang-undang meminta penilaian risiko agar ‘sesuai’ dan ‘cukup’. Masalahnya adalah bahwa ada tingkat interpretasi di sini: apa yang mungkin cocok untuk satu properti tentu tidak akan sesuai untuk yang lain. Inilah sebabnya mengapa penting untuk menyesuaikan penilaian risiko kebakaran di masing-masing lokasi, serta untuk memperbarui dan meninjau penilaian saat dan kapan perubahan terjadi, seperti saat ruangan dipindahkan, orang-orang di bangunan tersebut berubah (terutama jika terdapat anak-anak atau orang cacat atau lanjut usia).

Siapa pun dapat melakukan penilaian risiko kebakaran, asalkan dianggap ‘kompeten’, namun baru-baru ini ditemukan bahwa banyak pemilik bisnis tidak memiliki keterampilan atau pengetahuan untuk menyelesaikan penilaian risiko tanpa bantuan. Masalahnya muncul ketika orang yang melakukan penilaian risiko kebakaran tidak memiliki pengalaman dan kemampuan untuk sepenuhnya menganalisis risiko. Bagaimana jika risiko atau bahaya tidak terjawab?

Tapi bagaimana Anda menemukan penilai risiko yang andal? Jawabannya sederhana: use only verified and certified risk assessors!

Penilaian risiko kebakaran mudah dilakukan, namun sulit dilakukan dengan baik. Hampir semua orang yang memiliki latar belakang di industri kebakaran dapat menjadikan diri mereka sebagai penilai risiko kebakaran yang ‘profesional’. Bahkan ada ratusan perusahaan yang mengaku sebagai ‘expert’ risk assessors, namun tanpa ada bukti nyata seperti tidak memiliki sertifikat.

Bahaya Penerangan Yang Buruk Bagi Pekerja
Safety K307 April 2022

Bahaya Penerangan Yang Buruk Bagi Pekerja

Penerangan yang buruk bukan berati yang gelap. Namun penerangan yang baik ditempat kerja adalah yang tidak menyilaukan, yang tidak berkedip, yang tidak menimbulkan bayangan kontras dan tidak menimbulkan panas.  Biasanya intensitas pencahayaan dinyatakan dalam satuan Lux.

Dalam bekerja tentunya pencahayaan ini sangat penting, sehingga dalam regulasi pemerintah telah dibuatkan standarisasi berkaitan tingkat pencahayaan untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu. Misalnya untuk penerangan di halaman dan jalan standar yang ditetapkan pemerintah yaitu setidaknya 20 lux.

Atau untuk pekerjaan yang sifatnya mengerjakan bahan-bahan yang kasar, atau pergudangan untuk menyimpan barang-barang besar dan kasar setidaknya perlu 50 lux. Semakin teliti maka semakin tinggi juga intensitas yang diperlukan namun tetap ada batasannya. Karena pencahayaan yang terlalu terang juga bisa membahayakan.

Penerangan yang buruk atau yang tidak sesuai dengan jenis pekerjaannya akan menimbulkan risiko pada pekerja seperti kelelahan mata, berkurangannya kemampuan mampu hingga kerusakan indera mata.

Di beberapa kondisi, penerangan yang buruk juga dapat mengakibatkan kecelakaan kerja.  Oleh karena itu penting memastikan bahwa kita bekerja dengan penerangan yang baik. Aturan terkait pencahayaan bisa dilihat di Permenaker no 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja (halaman 61)


Baik bukan berarti sangat terang, buruk bukan berarti redup. Tapi baik adalah yang sesuai dengan kebutuhan kita.
 
sumber : hsepedia