Loading...
Mempersiapkan pengalaman terbaik untuk Anda
Menandai perjalanan satu dekade Midiatama Academia sebuah lembaga PJK3 meluncurkan beragam produknya seperti Peresmian Gedung LPK dan Pusat Sertifikasi K3, AIK3 (Artificial Intelligent for K3), Launching K3MAS (K3 Management System), MIDLEA (Midiatama Learning Academy) dan lainnya.
Mengusung tema perayaan Stronger, Innovation and Collaboration, PT Midiatama bertekad kembangkan inovasi dan meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak. Dalam perayaan hari jadinya Midiatama belum lama ini, dihadiri ratusan tamu undangan dari kalangan industri, mitra kerja, tokoh K3 nasional, serta perwakilan pemerintah berlangsung meriah.
Muhamad Idham, M.K.K.K Direktur Bina K3, Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia dalam sambutannya menyampaikan saat ini upaya meningkatkan K3 di Indonesia menjadi tantangan bagi semua pihak. Menurunkan angka kecelakaan di tempat kerja tentunya tidak dapat dilakukan sendiri dan membutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak. Termasuk dengan PT Midiatama sebagai salah penyedia jasa dan layanan K3 (PJK3).
“Saya yakin kolaborasi di Indonesia salah kunci saat ini. Kita tidak bisa berdiri sendiri tetapi harus saling bahu membahu mana yang punya kelebihan kita manfaatkan kita kolaborasikan. Baik itu pemerintah, perusahaan, akademisi, itu harus saling mengisi. Agar celah-celah yang menimbulkan kelemahan bangsaini bisa diperbaiki bersama,” tambahnya.
Dalam perkembangannya PT Midiatama juga telah menjadi rujukan kemenaker dalam upaya pembinaan tenaga-tenaga ahli K3 d Tanah Air. Hal ini lanjutnya, menunjukkan perkembangan positif PT Midiatama dalam upaya meningkatkan K3 di Indonesia melalui peningkatan skill pekerja K3 di berbagai sektor.
Selain itu, Idham mendukung PT Midiatama untuk terus mengembangkan teknologi digital untuk berinovasi. Menurutnya hal ini sangat penting. Adanya teknologi akan lebih mudah menjangkau penduduk Indonesia yang tersebar luas. Bisa lebih banyak masyarakat yang dengan lebih mudah mengakses beragam skill K3.
Tak hanya itu, adanya teknologi akan membuat transparansi inovasi bisa lebih baik lagi. Hal ini menjadikan masyarakat industri mendapat pencerahan dengan digitalisasi untuk mendapatkan pengetahuan khususnya tentang K3 lebih baik lagi. “Dan pada akhirnya kita berharap kita mampu menurunkan angka kecelakaan,” katanya.
Kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan pekerja adalah kunci untuk menciptakan tempat kerja yang aman. Inovasi dalam penerapan K3 harus memanfaatkan kemajuan teknologi untuk meningkatkan efisiensi. Dalam hal ini, Idham melihat PT Midiatama telah menunjukkan komitmen untuk mendukung pengembangan solusi baru yang efektif dalam program K3.
Pembinaan K3 yang terus menerus sangat penting untuk memastikan pemahaman dan kesadaran di antara semua pihak. Ia mengingatkan bahwa peringatan ulang tahun ini harus menjadi momentum untuk memperkuat K3 di Indonesia. “Selamat untuk PT Midiatama atas pencapaiannya, semoga terus berkembang sebagai mitra terpercaya dalam menciptakan tempat kerja yang aman dan produktif,” tutupnya.
Sementara itu Lazuardi Nurdin, Ketua UMUM PAKKI (Perkumpulan Ahli Keselamatan Konstruksi Indonesia) turut menyampaikan dengan tema Stronger, Innovation and Collaboration menurutnya sebagai hal tepat. Kolaborasi merupakan hal penting untuk pengembangan usaha bersama para stakeholder dalam mewujudkan keamanan di tempat kerja. “Untuk menjadi besar kita butuh berkolaborasi dan hal inilah yang digaungkan PT Midiatama. Semoga PT Midiatama terus berkembang dan sukses menjadi menjadi PJK3 nomor satu di Indonesia dan terus melahirkan inovasi-inovasi hebat lainnya,” paparnya.
Luncurkan Produk Baru
Muhammad Deny, ST., M.Eng, Direktur Midiatama Group dalam sambutannya mengucapkan terima kasih dari kehadiran undangan dan dukungan berbagai pihak dalam pengembangan PT Midiatama selama ini.
Kesempatan ini menjadi momen tidak hanya sekadar merayakan ulang tahun, katanya. Tetapi lebih menjadi momen untuk lebih meningkatkan komitmen mewujudkan pelaksanaan K3 yang lebih baik dengan memanfaatkan teknologi.
Sebagai bentuk komitmen terhadap transformasi dan digitalisasi layanan K3 di Indonesia, PT Midiatama meluncurkan beberapa inisiatif unggulan:
1.Peresmian Gedung LPK & Pusat Sertifikat K3
Gedung baru ini dirancang sebagai pusat pelatihan dan sertifikasi K3 terintegrasi, dengan fasilitas modern dan kurikulum industri 5.0 Gedung ini menjadi simbol keseriusan Midiatama dalam membina tenaga kerja kompeten dan berdaya saing tinggi secara nasional maupun internasional.
2.Launching AIK3 (Artificial Intelligence for K3)
AIK3 merupakan teknologi asisten virtual berbasis AI pertama di Indonesia yang dikembangkan khusus untuk edukasi dan asistensi budaya K3 secara real-time. Menghadirkan pengalaman belajar yang interaktif dan relevan bagi tenaga kerja dan praktisi.
3.Launching K3MAS (K3 Management System)
Platform manajemen operasional yang mempermudah agensi dan reseller pelatihan K3 dalam mengelola data, jadwal, peserta, hingga sertifikasi. Dirancang untuk meningkatkan efisien dan transparansi dalam ekosistem pelatihan K3.
4.Relaunching MIDLEA (Midiatama Learning Academy)
MIDLEA sebetulnya sudah diluncurkan beberapa tahun sebelumnya. Namun, kini hadir lebih interaktif dengan tampilan baru. MIDLEA mendukung self-paced learning, terintegrasi dengan Kartu Pra Kerja dan memudahkan akses pelatihan K3 di mana saja dan kapan saja.
5. Relaunching LSP KATIGA PASS
Lembaga sertifikasi profesi resmi yang diperbarui dengan pendekatan digital dan berbasis industri untuk menjawab kebutuhan kompetensi tenaga kerja K3 dan konstruksi masa kini.
Produk-produk ini, lanjut Denny merupakan upaya PT Midiatama untuk memanfaatkan teknologi yang dapat digunakan sebagai solusi bagi pelaksanaan K3 di Indonesia.
Pada momen perayaan ini, PT Midiatama juga memberikan apresiasi untuk para instruktur. “Disadari instruktur itu merupakan ujung tombak keberhasilan pelatihan. Dengan penghargaan yang tepat, kita sedang membangun semangat profesionalisme dan penghormatan terhadap profesi pelatih K3,” tegas Denny.
Dalam upaya meningkatkan pelaksanaan K3 di Tanah Air, Denny menegaskan, PT Midiatama menyadari tidak dapat melakukan pekerjaan sendirian, tetapi bila dilakukan bersama-sama maka tujuan mulia akan lebih mudah tercapai. “Untuk itu kami membuka diri berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan pelaksanaan K3 yang lebih baik di Tanah Air. Terima kasih atas semua dukungan berbagai pihak untuk kemajuan Midiatama. Tak lupa kepada seluruh Super Team (karyawan Midiatama) saya bangga bekerja dengan kalian. Tetap semangat dan semoga kita mencapai sukses bersama,” katanya semangat.
Penerangan yang buruk bukan berati yang gelap. Namun penerangan yang baik ditempat kerja adalah yang tidak menyilaukan, yang tidak berkedip, yang tidak menimbulkan bayangan kontras dan tidak menimbulkan panas. Biasanya intensitas pencahayaan dinyatakan dalam satuan Lux.
Dalam bekerja tentunya pencahayaan ini sangat penting, sehingga dalam regulasi pemerintah telah dibuatkan standarisasi berkaitan tingkat pencahayaan untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu. Misalnya untuk penerangan di halaman dan jalan standar yang ditetapkan pemerintah yaitu setidaknya 20 lux.
Atau untuk pekerjaan yang sifatnya mengerjakan bahan-bahan yang kasar, atau pergudangan untuk menyimpan barang-barang besar dan kasar setidaknya perlu 50 lux. Semakin teliti maka semakin tinggi juga intensitas yang diperlukan namun tetap ada batasannya. Karena pencahayaan yang terlalu terang juga bisa membahayakan.
Penerangan yang buruk atau yang tidak sesuai dengan jenis pekerjaannya akan menimbulkan risiko pada pekerja seperti kelelahan mata, berkurangannya kemampuan mampu hingga kerusakan indera mata.
Di beberapa kondisi, penerangan yang buruk juga dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Oleh karena itu penting memastikan bahwa kita bekerja dengan penerangan yang baik. Aturan terkait pencahayaan bisa dilihat di Permenaker no 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja (halaman 61)
1. Control Panel Fire Alarm
Dalam instalasi fire alarm system dibutuhkan sebuah panel, karena sistem ini bekerja secara otomatis. Sehingga membutuhkan panel untuk mengontrol semuanya.
Panel tersebut bernama MCFA (Master control fire alarm) atau yang lebih sering disebut dengan panel fire alarm. MCFA akan berperan sebagai panel pusat yang akan mengatur dan mengendalikan semua detektor dan alarm bell yang terpasang.
Jadi semua data dan sinyal yang diberikan detector akan diolah MCFA. Kemudian baru mengeluarkan output berupa suara bunyi alarm maupun disertai dengan indikator visual. Dengan seperti ini, petugas yang memiliki tanggung jawab di bangunan tersebut bisa segera mengetahui lokasi kebakaran.
2. Audible Visual Fire Alarm
Menjadi komponen yang sangat penting, karena komponen inilah yang akan memberikan tanda kepada orang-orang disekitar jika sedang terjadi kebakaran. Nah, komponen peringatan fire alarm ini dibagi menjadi 3 macam dengan fungsi yang berbeda-beda, sebagai berikut.
Sebenarnya beberapa jenis audible visual fire alarm memiliki fungsi dan tujuan yang sama. Hanya saja, Anda bisa sesuaikan dengan peringatan seperti apa yang sedang dibutuhkan untuk proteksi bangunan Anda.
3. Power Supply
Seperti yang kita tahu bahwa, fire alarm system memiliki banyak detector, apalagi yang menggunakan model Full Addressable. Maka dari itu, dibutuhkan daya listrik yang lumayan besar agar semua detektor bisa terus aktif dan siap siaga.
Itulah mengapa dibutuhkan peran power supply untuk terus memberikan daya listrik ke seluruh jaringan instalasi sistem alarm kebakaran.
Industri migas merupakan salah satu sektor yang berpotensi tinggi terhadap risiko kecelakaan kerja yang serius. Kondisi operasional yang kompleks dan lingkungan kerja yang berbahaya menuntut adopsi budaya keselamatan yang kuat sebagai prioritas utama. Langkah-langkah proaktif seperti identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan penerapan kontrol yang tepat menjadi kunci dalam menjaga keselamatan pekerja serta mencegah terjadinya insiden yang dapat mengancam kehidupan dan lingkungan. Dengan menerapkan praktik keselamatan yang baik dan menjaga konsistensi dalam implementasinya, industri migas dapat memastikan operasional yang aman, produktif, dan berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat.
1. Ledakan dan Kebakaran
Ledakan dan kebakaran merupakan insiden yang sering terjadi akibat kebocoran gas, percikan api, kesalahan manusia, atau faktor alam seperti gempa bumi. Kebocoran gas, misalnya, dapat terjadi ketika ada kerusakan pada saluran pipa atau tangki penyimpanan. Gas yang keluar bisa dengan mudah terbakar jika ada percikan api, baik yang berasal dari alat elektronik maupun dari sumber lain seperti rokok.
Kesalahan manusia juga tidak bisa diabaikan, karena kecerobohan dalam penggunaan bahan-bahan yang mudah terbakar atau kurangnya pemeliharaan peralatan dapat meningkatkan risiko terjadinya ledakan. Selain itu, faktor alam seperti gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan pada infrastruktur, yang pada gilirannya dapat memicu kebocoran gas atau percikan api.
2. Jatuh dari Ketinggian
Jatuh dari ketinggian adalah salah satu risiko kerja yang paling umum dan berbahaya, terutama di industri konstruksi, pertambangan, dan manufaktur. Penyebab utama jatuh dari ketinggian meliputi bekerja pada ketinggian yang signifikan tanpa perlindungan yang memadai, kondisi permukaan kerja yang tidak aman seperti lantai licin atau tidak stabil, serta kurangnya penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti sabuk pengaman atau helm. Misalnya, pekerja yang bekerja di atas scaffolding atau atap bangunan sering kali berisiko jatuh jika struktur tidak stabil atau jika mereka tidak menggunakan alat pelindung diri yang benar.
Dampak dari jatuh dari ketinggian dapat sangat parah. Cedera yang sering terjadi termasuk patah tulang, luka dalam, dan trauma kepala, yang dapat mengakibatkan cacat permanen atau kematian. Bahkan jatuh dari ketinggian yang relatif rendah dapat menyebabkan cedera serius jika pekerja tidak dilengkapi dengan alat pelindung diri yang tepat. Selain itu, jatuh dari ketinggian juga dapat menyebabkan trauma psikologis bagi pekerja, yang mungkin merasa cemas atau takut untuk bekerja di ketinggian di masa depan.
3. Paparan Bahan Kimia Berbahaya
Paparan bahan kimia berbahaya merupakan risiko yang sering dihadapi oleh pekerja di berbagai industri, seperti manufaktur, pertanian, dan laboratorium penelitian. Penyebab utama paparan ini meliputi gas beracun seperti karbon monoksida dan amonia, bahan kimia karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker seperti benzena dan asbes, serta bahan bakar fosil yang mengandung zat-zat berbahaya.
Paparan dapat terjadi melalui inhalasi, kontak kulit, atau konsumsi, dan sering kali tidak disadari hingga efek berbahayanya mulai terasa. Misalnya, pekerja yang terpapar gas beracun dalam ruangan tertutup tanpa ventilasi yang memadai dapat mengalami keracunan serius.
Dampak dari paparan bahan kimia berbahaya sangat beragam dan sering kali serius. Keracunan akut bisa terjadi jika seseorang terpapar konsentrasi tinggi dari gas atau zat beracun, yang dapat menyebabkan gejala seperti pusing, mual, hingga kehilangan kesadaran.
Pelatihan pekerja tentang bahaya bahan kimia dan cara menangani bahan tersebut dengan aman juga sangat penting. Pekerja harus dilatih untuk memahami label dan lembar data keselamatan bahan (MSDS), serta prosedur darurat jika terjadi paparan bahan kimia. Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, risiko paparan bahan kimia berbahaya dapat dikurangi secara signifikan, sehingga melindungi kesehatan dan keselamatan pekerja serta lingkungan sekitarnya.
4. Tersengat Listrik
Tersengat listrik adalah salah satu risiko yang serius dalam berbagai lingkungan kerja, terutama di industri konstruksi, manufaktur, dan layanan publik. Penyebab utama dari kejadian ini adalah kontak dengan kabel listrik bertegangan tinggi yang tidak terlindungi atau rusak, serta penggunaan peralatan listrik yang tidak aman. Misalnya, pekerja yang bekerja di dekat sumber listrik mungkin secara tidak sengaja menyentuh kabel yang terkelupas atau rusak, atau menggunakan alat listrik yang tidak terisolasi dengan baik. Kondisi ini meningkatkan risiko tersengat listrik, yang dapat menyebabkan cedera parah atau bahkan kematian.
Untuk mencegah tersengat listrik, diperlukan langkah-langkah pencegahan yang komprehensif. Isolasi kabel listrik merupakan langkah utama untuk menghindari kontak langsung dengan sumber listrik bertegangan tinggi. Kabel harus diperiksa secara rutin untuk memastikan bahwa tidak ada kerusakan atau kebocoran yang bisa menimbulkan risiko tersengat listrik. Selain itu, penggunaan peralatan listrik yang aman dan terstandarisasi juga penting untuk mencegah terjadinya insiden. Peralatan listrik harus selalu digunakan sesuai dengan petunjuk dan dilengkapi dengan fitur pengaman yang memadai.
5. Terpapar Radiasi
Terpapar radiasi merupakan risiko serius yang dapat terjadi di berbagai sektor, termasuk industri medis, nuklir, dan penelitian ilmiah. Penyebab utama paparan ini adalah sinar X dan sinar gamma yang sering digunakan dalam pemeriksaan medis dan terapi kanker, serta bahan radioaktif yang digunakan dalam berbagai aplikasi industri dan penelitian.
Sinar X dan sinar gamma memiliki energi yang sangat tinggi, sehingga dapat menembus jaringan tubuh dan menyebabkan kerusakan pada sel-sel dan DNA. Bahan radioaktif, seperti uranium dan plutonium, juga dapat memancarkan radiasi yang berbahaya jika tidak ditangani dengan benar. Pekerja yang terpapar radiasi dalam jangka waktu yang lama atau dalam dosis tinggi berisiko tinggi mengalami berbagai dampak kesehatan yang serius.
6. Kecelakaan Kendaraan
Kecelakaan kendaraan merupakan salah satu penyebab utama cedera parah dan kematian di banyak negara. Penyebab utama kecelakaan kendaraan seringkali berkaitan dengan kesalahan manusia, seperti mengemudi dalam keadaan mabuk, tidak mematuhi aturan lalu lintas, atau kurangnya perhatian saat mengemudi.
Selain itu, kondisi jalan yang tidak aman seperti jalan yang licin, rusak, atau kurangnya pencahayaan dapat memperburuk situasi dan meningkatkan risiko kecelakaan. Kendaraan yang tidak terawat dengan baik juga menjadi faktor penyebab yang signifikan, karena masalah mekanis seperti rem yang tidak berfungsi atau ban yang aus dapat menyebabkan kehilangan kendali dan kecelakaan.
Dampak dari kecelakaan kendaraan bisa sangat parah, mulai dari cedera fisik yang serius hingga kematian. Cedera yang umum terjadi termasuk patah tulang, luka dalam, dan cedera kepala yang dapat mengakibatkan kecacatan permanen atau memerlukan perawatan medis jangka panjang.
7. Tenggelam
Tenggelam merupakan salah satu risiko utama bagi pekerja yang bekerja di lingkungan perairan, seperti di kapal, platform minyak, atau konstruksi jembatan. Penyebab utama terjadinya tenggelam meliputi bekerja di atas air tanpa alat pelindung diri yang memadai, seperti jaket pelampung atau alat bantu apung lainnya. Kurangnya alat pelindung diri membuat pekerja rentan terhadap bahaya tenggelam jika mereka terjatuh ke dalam air. Cuaca buruk seperti badai, angin kencang, atau gelombang tinggi juga memperbesar risiko tenggelam, karena kondisi ini dapat membuat permukaan air menjadi tidak stabil dan sulit untuk melakukan penyelamatan jika terjadi insiden.
Dampak dari tenggelam sangat serius dan sering kali berujung pada kematian. Korban yang tenggelam bisa kehilangan kesadaran dalam beberapa menit karena kekurangan oksigen, yang kemudian dapat menyebabkan kerusakan otak permanen atau kematian jika tidak segera diselamatkan. Selain risiko kematian, insiden tenggelam juga bisa menyebabkan trauma psikologis yang mendalam bagi korban yang selamat maupun rekan kerja yang menyaksikan kejadian tersebut.
8. Penyakit akibat Kerja
Penyakit akibat kerja adalah masalah serius yang bisa terjadi di berbagai industri dan pekerjaan. Penyebab utama dari penyakit ini mencakup paparan terhadap bahan kimia berbahaya seperti asbes, merkuri, atau pestisida, yang dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh atau bahkan kanker jika terpapar dalam jangka panjang. Debu silika, yang sering ditemukan di industri pertambangan dan konstruksi, dapat masuk ke saluran pernapasan dan menyebabkan penyakit paru-paru kronis seperti silikosis.
Paparan kebisingan yang berkepanjangan di lingkungan kerja yang bising, seperti di pabrik atau bandara, dapat menyebabkan gangguan pendengaran permanen. Selain itu, postur kerja yang tidak ergonomis, seperti duduk atau berdiri terlalu lama tanpa penyangga yang tepat, dapat menyebabkan penyakit muskuloskeletal, termasuk nyeri punggung dan gangguan pada persendian.
9. Kekerasan di Tempat Kerja
Kekerasan di tempat kerja merupakan masalah serius yang dapat terjadi di berbagai sektor dan jenis pekerjaan. Penyebab utama kekerasan ini meliputi stres kerja yang berlebihan, yang dapat memicu perilaku agresif atau reaksi emosional yang tidak terkendali di antara rekan kerja. Selain itu, bullying atau perundungan oleh atasan atau rekan kerja dapat menyebabkan lingkungan kerja yang tidak nyaman dan tidak aman. Pelecehan seksual, baik verbal maupun fisik, juga merupakan bentuk kekerasan yang sering terjadi di tempat kerja dan dapat berdampak sangat merugikan bagi korban. Kekerasan ini dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung dan sering kali melibatkan kekuasaan atau dominasi pihak tertentu terhadap yang lain.
Dampak dari kekerasan di tempat kerja sangat merugikan, baik bagi individu maupun organisasi. Cedera fisik akibat kekerasan dapat menyebabkan luka serius dan membutuhkan perawatan medis, sementara trauma emosional dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Kekerasan di tempat kerja juga dapat menyebabkan penurunan produktivitas karena pekerja yang mengalami kekerasan atau merasa tidak aman akan kesulitan untuk fokus dan bekerja dengan efektif. Lingkungan kerja yang tidak aman juga dapat menyebabkan tingginya tingkat absensi dan pergantian karyawan, yang pada akhirnya merugikan organisasi secara keseluruhan.
10. Bencana Alam
Bencana alam adalah peristiwa yang tidak dapat diprediksi secara pasti dan dapat terjadi kapan saja, menyebabkan kerusakan besar dan risiko terhadap kehidupan manusia serta lingkungan. Penyebab utama bencana alam meliputi berbagai fenomena alam seperti gempa bumi, yang terjadi akibat pergerakan lempeng tektonik dan dapat menyebabkan kerusakan struktural yang parah serta memicu tsunami jika terjadi di bawah laut.
Untuk mengurangi dampak dari bencana alam, penerapan sistem peringatan dini sangat penting. Sistem ini harus mampu mendeteksi tanda-tanda awal bencana seperti gempa bumi atau badai dan memberikan peringatan kepada masyarakat dan pihak berwenang dengan cepat. Dengan peringatan dini, orang-orang dapat mengungsi dari daerah berisiko tinggi dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan, seperti memperkuat bangunan atau mengevakuasi ternak dan barang berharga.
sumber: indonesiasafetycenter
Dalam dunia industri, keselamatan merupakan hal yang tak bisa diabaikan. Lifeline, atau tali pengaman safety, menjadi salah satu alat penting dalam menjaga keselamatan para pekerja, terutama di lingkungan kerja yang tinggi atau berbahaya. Dan Lifeline bukan hanya sekadar tali biasa, tetapi sebuah sistem pengaman yang dirancang untuk menahan atau menopang beban serta mengamankan pekerja dari jatuh atau tergelincir.
Pengertian Lifeline
Lifeline merupakan tali yang menjadi bagian integral dari sistem keselamatan yang dirancang untuk melindungi pekerja di lingkungan kerja yang memerlukan perlindungan dari jatuh atau tergelincir. Bahan yang digunakan untuk membuat lifeline biasanya dipilih karena kekuatan dan ketahanannya terhadap tekanan dan keausan, seperti nilon yang kuat atau baja tahan lama. Namun, selain kekuatan materi, desain lifeline juga memperhitungkan fleksibilitas agar pengguna dapat bergerak dengan relatif bebas tanpa mengorbankan keamanan.
Attachment point pada lifeline menjadi komponen kunci yang memungkinkan pengguna terhubung ke anchor point dengan aman. Anchor point biasanya dipasang pada struktur yang stabil dan kuat, seperti dinding beton atau tiang baja, untuk memastikan bahwa lifeline dapat menahan beban pengguna dengan efektif. Pemasangan attachment point dan anchor point harus dilakukan dengan cermat sesuai dengan panduan keselamatan yang berlaku, serta mempertimbangkan faktor-faktor seperti beban maksimum yang akan ditanggung oleh lifeline dan posisi pengguna saat bekerja.
Dalam situasi darurat, lifeline menjadi jaminan bagi keselamatan pekerja. Ketika terjadi kejadian tak terduga seperti jatuh atau tergelincir, lifeline akan mencegah pengguna jatuh ke bawah dengan menahan beban tubuhnya. Oleh karena itu, penggunaan lifeline tidak hanya mengurangi risiko kecelakaan, tetapi juga memberikan kepercayaan diri ekstra bagi pekerja yang harus beroperasi di ketinggian atau lingkungan kerja yang berpotensi berbahaya.
Fungsi Lifeline
Lifeline memiliki beberapa fungsi utama yang mendukung keselamatan dan efisiensi di lingkungan kerja yang berpotensi berbahaya:
Manfaat Lifeline
Penggunaan lifeline dalam lingkungan kerja membawa berbagai manfaat yang signifikan bagi keselamatan dan produktivitas: