Logo
Logo
BerandaPelatihanMidiatamaJadwalInstrukturKarirArtikel
Login
Artikel
Artikel Populer
10 Perbedaan Sertifikasi Ahli K3 Umum BNSP dan Kemnaker RI

10 Perbedaan Sertifikasi Ahli K3 Umum BNSP dan Kemnaker RI

6 Juni -14 Juni 2024, 410 Views

Tips Menerapkan Tindakan Pencegahan di Tempat Kerja

Tips Menerapkan Tindakan Pencegahan di Tempat Kerja

6 Juni -14 Juni 2024, 388 Views

Selain Fire Detector, Apa Komponen Lain yang Ada pada Fire Alarm?

Selain Fire Detector, Apa Komponen Lain yang Ada pada Fire Alarm?

6 Juni -14 Juni 2024, 365 Views

Bagaimana Cara Mencegah dan Mengurangi Rasa Sakit Perut Saat Maag Kambuh?

Bagaimana Cara Mencegah dan Mengurangi Rasa Sakit Perut Saat Maag Kambuh?

6 Juni -14 Juni 2024, 338 Views

Waspadai Bahaya Arc Flash – Ledakan Api Listrik

Waspadai Bahaya Arc Flash – Ledakan Api Listrik

6 Juni -14 Juni 2024, 325 Views

6 Klasifikasi Area Berbahaya dan Tindakan Pencegahannya

6 Klasifikasi Area Berbahaya dan Tindakan Pencegahannya

6 Juni -14 Juni 2024, 321 Views

Mengapa perlu melakukan penilaian risiko kebakaran?

Mengapa perlu melakukan penilaian risiko kebakaran?

6 Juni -14 Juni 2024, 313 Views

Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan Saat Memilih Lifeline

Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan Saat Memilih Lifeline

6 Juni -14 Juni 2024, 299 Views

Artikel Terbaru
Safety K3
Siapa saja yang berisiko terkena HAVS?
17 November 2022
Siapa saja yang berisiko terkena HAVS?
Safety K3
Bahaya Getaran Pada Alat Kerja, Pekerja Berisiko Terkena Hand-Arm Vibration Syndrome
14 November 2022
Bahaya Getaran Pada Alat Kerja, Pekerja Berisiko Terkena Hand-Arm Vibration Syndrome
Safety K3
Upaya Perusahaan Dalam Mencegah Penyakit Akibat Kerja
10 November 2022
Upaya Perusahaan Dalam Mencegah Penyakit Akibat Kerja
Safety K3
Beberapa Pengobatan dari Hernia Inguinalis
07 November 2022
Beberapa Pengobatan dari Hernia Inguinalis
Safety K3
Waspadai Hernia Inguinalis di Tempat Kerja
04 November 2022
Waspadai Hernia Inguinalis di Tempat Kerja
Safety K3
Waspadai Carpal Tunnel Syndrome di Tempat Kerja
02 November 2022
Waspadai Carpal Tunnel Syndrome di Tempat Kerja
Safety K3
Proses Pembuatan SOP K3
27 Oktober 2022
Proses Pembuatan SOP K3
Safety K3
Tanggung Jawab Teknisi Listrik Instalasi di Industri
24 Oktober 2022
Tanggung Jawab Teknisi Listrik Instalasi di Industri
1
...
26
27
28
25
26
27
28
29
...
53
  1. Home
  2. Artikel

Artikel

Siapa saja yang berisiko terkena HAVS?
Safety K3
Siapa saja yang berisiko terkena HAVS?

HAVS adalah penyakit kerja akibat getaran mekanis yang menyerang tangan dan lengan pekerja. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala vaskuler, neurologi, dan muskuloskeletal pada jari, tangan, dan lengan yang disebabkan penggunaan alat yang bergetar secara terus-menerus, seperti penggunaan bor (drill), gerinda, bor listrik, gergaji, dan alat penghancur beton (jackhammer).

HAVS biasanya dialami oleh seseorang yang bekerja di industri:

  • Konstruksi dan pemeliharaan jalan raya atau jalur kereta api
  • Konstruksi dan pembongkaran bangunan
  • Kehutanan
  • Pengecoran logam
  • Manufaktur
  • Pertambangan
  • Perakitan dan perbaikan kendaraan bermotor
  • Sarana publik (misalnya air, gas, listrik, telekomunikasi)
  • Pembuatan dan perbaikan kapal.

Risiko HAVS juga bisa dialami pekerja yang sehari-harinya menggunakan atau mengoperasikan alat-alat bergetar atau mesin bergetar seperti alat penghancur beton, gergaji mesin, mesin bor, mesin gerinda, impact wrench, palu/ pahat listrik, dan peralatan mekanis lainnya. 

Perlu Anda ketahui, pekerja semakin berisiko tinggi terkena HAVS jika secara rutin mengoperasikan:

  • Palu/pahat listrik atau bor listrik lebih dari 15 menit per hari
  • Mesin berputar atau penggunaan peralatan/ mesin yang bergetar lainnya selama lebih dari 1 jam per hari.

Mengapa HAVS bisa berbahaya?

Frekuensi getaran yang merambat melalui tangan dan lengan akibat penggunaan peralatan yang bergetar biasanya berkisar antara 20-500 Hz. Frekuensi paling berbahaya adalah pada 128 Hz. Meski begitu, frekuensi getaran antara 5-20 Hz juga sebetulnya sudah membahayakan pekerja jika penggunaan alat kerja dilakukan secara rutin dalam jangka waktu lama.

Paparan getaran pada tangan yang disebabkan peralatan atau mesin yang bergetar dalam waktu singkat memang tidak akan berpengaruh, namun dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan gangguan atau kelainan berupa:

  • Kelainan pada peredaran darah dan syaraf. Kerusakan syaraf akan mengakibatkan berkurangnya kepekaan pada motorik dan gangguan pada ketangkasan.
  • Angioneurosis jari-jari tangan. Biasanya terjadi di daerah dingin, penderita akan merasakan kebal pada jari-jari tangan saat bekerja atau sesaat setelah melakukan pekerjaan.
  • Gangguan tulang, sendi, dan otot.

Jika dibiarkan, HAVS bisa membahayakan hidup pekerja. Efek HAVS ini bisa menyebabkan menurunnya kualitas hidup pekerja karena penderita menjadi sulit berkonsentrasi, cepat lelah, sensibilitasnya jadi berkurang, otot menjadi lemah, kehilangan koordinasi dari tangan, keterampilan berkurang, hingga kehilangan sensoris secara permanen.

Apa upaya yang harus dilakukan untuk mencegah HAVS?

Dilansir dari hse.gov.uk, ada beberapa upaya pencegahan HAVS yang bisa dilakukan pekerja di antaranya:

  • Mendesain ulang alat-alat yang bergetar untuk meminimalisasi paparan pada tangan dan lengan. Bila pendesainan ulang tidak memungkinkan, Anda bisa mengurangi efek getaran dengan cara meredam getaran (damping). Damping adalah suatu mekanisme untuk meredam getaran dengan cara menempelkan suatu sistem resonansi pada sumber getaran.
  • Gunakan alat-alat yang bergetar tidak lebih dari 2 jam (tergantung nilai percepatan getaran). Energi yang dipindahkan oleh suatu getaran tergantung pada lama pemaparan. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit akibat getaran terhadap pekerja, maka ILO tahun 1978 menganjurkan waktu pemaparan tidak lebih dari 2 jam. Sedangkan di Indonesia, peraturan mengenai batas waktu pemaparan getaran tertuang dalam Kepmenaker No: KEP-51/MEN/ 1999 tentang nilai ambang batas faktor fisika di tempat kerja.

Tabel batas waktu pemaparan getaran pada tangan dan lengan pekerja

Nilai ambang batas (NAB) getaran untuk pemaparan lengan dan tangan di atas menunjukkan bahwa semakin besar nilai percepatan getaran, maka waktu pemaparan per hari kerja yang diperbolehkan semakin kecil. NAB getaran alat kerja baik kontak langsung atau tidak pada lengan dan tangan pekerja ditetapkan sebesar 4 meter per detik kuadrat (m/ det²).

17 November 2022.
Midiatama
Bahaya Getaran Pada Alat Kerja, Pekerja Berisiko Terkena Hand-Arm Vibration Syndrome
Safety K3
Bahaya Getaran Pada Alat Kerja, Pekerja Berisiko Terkena Hand-Arm Vibration Syndrome

Pekerja yang tangannya terpapar alat-alat kerja yang bergetar dalam jangka waktu yang cukup lama berpotensi besar mengalami gangguan fungsi tangan, salah satunya hand-arm vibration syndrome (HAVS). Jika dibiarkan, para pekerja yang tangannya terpapar alat-alat tersebut bisa mengalami kerusakan pembuluh darah, kehilangan sensoris secara permanen, kerusakan tulang dan otot menjadi lemah.

HAVS adalah penyakit kerja akibat getaran mekanis yang menyerang tangan dan lengan pekerja. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala vaskuler, neurologi, dan muskuloskeletal pada jari, tangan, dan lengan yang disebabkan penggunaan alat yang bergetar secara terus-menerus, seperti penggunaan bor (drill), gerinda, bor listrik, gergaji, dan alat penghancur beton (jackhammer).

Gejala-gejala HAVS:

Gejala vaskuler, Gejala ini dikenal sebagai fenomena Raynaud. Gejala vaskuler ditandai dengan pemucatan jari (jari-jari memutih) dan menjadi dingin, jari-jari tersebut kemudian berubah warna jadi kebiruan akibat kurangnya suplai oksigen, dan kemudian jari-jari tersebut jadi memerah. Perubahan warna ini tidak selalu dialami para penderita. Namun, keluhan tidak nyaman, jari pucat dan dingin tetap muncul.

Lamanya gejala bisa berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam. Gejala tersebut dapat muncul bila dirangsang oleh udara dingin atau pekerja menyentuh benda dingin. Kondisi ini dapat menimbulkan keluhan seperti kesemutan, kram, atau nyeri. Nyeri pada tangan biasanya timbul pada malam hari, terkadang rasa nyeri menjalar sampai lengan bawah, siku, dan leher, serta rasa nyeri yang dirasakan bisa mengakibatkan sulit untuk menggenggam dan mengepal.

Gejala sensorineural, Gejala sensorineural yang timbul meliputi rasa baal dan/ atau kesemutan pada satu atau lebih jari. Tingkat gejala sensorineural yang dirasakan setiap penderita bisa berbeda. Pada gejala ringan, rasa baal atau kesemutan pada jari sifatnya hilang timbul. Namun, jika gejala berlangsung lebih dari satu jam, Anda perlu mewaspadainya. Gejala yang dirasakan penderita bisa bertambah parah bila paparan terhadap alat bergetar terus berlanjut dalam jangka waktu yang lama.

Mengapa pekerja bisa terkena HAVS?

Pekerja yang sehari-harinya menggunakan atau mengoperasikan peralatan atau mesin yang menimbulkan getaran berisiko besar terkena HAVS. Getaran yang berasal dari peralatan atau mesin tersebut akan ditransmisikan kepada tangan dan lengan pekerja. Bila pekerja terpapar getaran secara terus-menerus, efek getaran dapat menimbulkan gangguan atau kelainan dalam peredaran darah dan saraf, kerusakan ada persendian dan tulang, memengaruhi konsentrasi kerja dan mempercepat kelelahan.

Efek getaran yang dirasakan pekerja bisa berbeda-beda tergantung dari intensitas getaran, frekuensi getaran, dan durasi  getaran atau lamanya penggunaan alat. Semakin lama pekerja menggunakan peralatan atau mesin yang bergetar dan semakin cepat getarannya, maka semakin tinggi pula risiko pekerja tersebut terkena HAVS.

14 November 2022.
Midiatama
Upaya Perusahaan Dalam Mencegah Penyakit Akibat Kerja
Safety K3
Upaya Perusahaan Dalam Mencegah Penyakit Akibat Kerja

Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan/atau lingkungan kerja (Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2019 tentang Penyakit Akibat Kerja). Penyakit akibat kerja penting untuk diketahui, karena sebagian besar orang tidak menyadari bahwa gangguan kesehatan yang mereka alami merupakan dampak dari pekerjaan mereka.

Penyakit akibat kerja dapat dicegah, namun bila terlambat diketahui akan timbul gangguan kesehatan yang lebih berat dan akan lebih banyak berdampak pada komunitas pekerja, hal tersebut akan meningkatkan biaya pengelolaan kesehatan dan penurunan produktivitas kerja.

Apa Tindakan Pencegahan Dan Penemuan Dini Yang Harus Dilakukan Untuk Mengurangi Risiko Penyakit Akibat Kerja?

Menurut PMK Nomor 56 Tahun 2016, pada umumnya PAK bersifat irreversible (tidak dapat dipulihkan) sehingga tindakan pencegahan sangat diperlukan. Upaya pencegahan PAK yang dapat pengurus lakukan antara lain:

  1. Melakukan identifikasi potensi bahaya PAK
  2. Promosi kesehatan kerja sesuai dengan hasil identifikasi potensi bahaya yang ada di tempat kerja
  3. Melakukan pengendalian potensi bahaya di tempat kerja
  4. Pemberian informasi mengenai alat pelindung diri sesuai dengan potensi bahaya yang ada di tempat kerja dan cara pemakaian alat pelindung diri yang benar
  5. Pemberian imunisasi bagi pekerja yang terpajan dengan agen biologi tertentu.

Selain melakukan pencegahan, pengurus perusahaan juga wajib melakukan penemuan dini PAK yang dilakukan dengan:

  1. Pemeriksaan kesehatan prakerja
  2. Pemeriksaan berkala
  3. Pemeriksaan khusus, dilakukan sesuai indikasi bila ditemukan ada keluhan dan/atau potensi bahaya di tempat kerja. Sebagai pemeriksaan lanjutan dari pemeriksaan berkala dan menjelang masa akhir kerja.
  4. Surveilans kesehatan pekerja dan lingkungan kerja. Menurut WHO, surveilans adalah suatu pengamatan penyakit yang dilakukan secara terus-menerus dan sistematis terhadap kejadian dan distribusi penyakit serta faktor-faktor yang memengaruhinya sehingga dapat dilakukan tindakan pengendalian yang efektif.

Tidak seperti kecelakaan akibat kerja (KAK) yang dapat terlihat dengan jelas bukti terjadinya kecelakaan tersebut, penyakit akibat kerja (PAK) tidaklah terlihat jelas. Pekerja yang mengalami PAK akan merasakan masalah kesehatan akibat pekerjaan dan lingkungan kerja setelah jangka waktu panjang atau terkadang pekerja sering mengabaikannya.

Maka dari itu, baik pengurus, dokter perusahaan, maupun pekerja harus benar-benar memahami segala hal dan regulasi tentang PAK. Penegakan diagnosis spesifik dan sistem pelaporan PAK penting dilakukan agar dapat mengurangi dan/atau bebas dari PAK yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

10 November 2022.
Midiatama
Beberapa Pengobatan dari Hernia Inguinalis
Safety K3
Beberapa Pengobatan dari Hernia Inguinalis

Untuk mendiagnosis hernia inguinalis, dokter akan melakukan tanya jawab seputar keluhan, aktivitas, dan riwayat kesehatan, termasuk riwayat operasi dan cedera di area perut sebelumnya.

Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, antara lain dengan melihat dan menyentuh hernia. Selama pemeriksaan, dokter akan meminta pasien untuk berdiri, batuk, atau mengejan, agar hernia dapat terlihat atau diraba lebih jelas.

Jika hasil pemeriksaan fisik dianggap masih kurang, dokter akan meminta pasien untuk menjalani pemindaian dengan USG, CT scan, atau MRI, guna melihat organ dalam dan jaringan tubuh pasien secara mendetail.

Pengobatan Hernia Inguinalis

Jika hernia inguinalis tidak mengganggu aktivitas, dokter akan menganjurkan pasien untuk memantau perkembangan gejala yang dialami. Dokter juga bisa menyarankan penggunaan celana penyangga khusus guna meringankan gejala yang muncul.

Sedangkan pada kasus hernia inguinalis yang berukuran besar dan menimbulkan nyeri, dokter akan menjalankan prosedur operasi. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan kembali organ atau jaringan yang menonjol, serta menguatkan bagian dinding perut yang lemah.

Tujuan dari operasi hernia inguinalis adalah untuk mengatasi keluhan, mencegah muncul atau kambuhnya hernia, dan mencegah komplikasi. Terdapat dua metode operasi untuk menangani hernia inguinalis, yaitu operasi bedah terbuka dan laparoskopi. Berikut ini adalah penjelasannya:

Operasi bedah terbuka

Pada bedah terbuka, dokter akan membuat sayatan di pangkal paha, kemudian mengembalikan usus dan organ yang terperangkap ke posisi semula. Setelah itu, lembaran khusus bernama mesh akan digunakan untuk menutup lubang hernia. Selanjutnya, dokter akan menjahit luka operasi.

Bila terdapat usus atau jaringan yang rusak (nekrosis) akibat terpelintir, dokter akan mengangkatnya sebelum mengembalikan organ ke posisi semula.

Laparoskopi

Pada prosedur laparoskopi, dokter bedah akan membuat beberapa sayatan kecil di bagian perut. Melalui salah satu sayatan tersebut, dokter akan memasukkan alat yang disebut laparoskop, yaitu selang kecil yang dilengkapi kamera dan lampu kecil di bagian ujungnya.

Salah satu keunggulan dari laparoskopi adalah waktu penyembuhan yang relatif lebih cepat karena luka pascaoperasi yang terbentuk hanya berukuran kecil. Namun, pasien tetap dapat berdiskusi dengan dokter sebelum memilih metode operasi yang paling tepat.

Komplikasi Hernia Inguinalis

Jika hernia inguinalis dibiarkan, usus dan jaringan bisa terjepit dan menyebabkan hernia strangulata. Kondisi ini berbahaya karena bisa menyebabkan:

  • Kerusakan pada usus dan jaringan yang terjepit
  • Kerusakan testis akibat tekanan dari hernia
  • Infeksi pada organ yang terjepit
  • Penyumbatan saluran pencernaan

Pencegahan Hernia Inguinalis

Jika disebabkan oleh cacat bawaan lahir pada dinding perut, kemunculan hernia sulit untuk dicegah. Namun, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko dinding perut melemah, yaitu:

  • Tidak mengangkat beban yang berat terlalu sering
  • Menjaga berat badan agar tetap ideal dan sehat
  • Mengonsumsi makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi sehingga tidak perlu mengejan terlalu keras saat buang air besar
  • Menghindari kebiasaan merokok
  • Menjalani pemeriksaan dan pengobatan ke dokter bila mengalami batuk kronis
07 November 2022.
Midiatama
Waspadai Hernia Inguinalis di Tempat Kerja
Safety K3
Waspadai Hernia Inguinalis di Tempat Kerja

Hernia inguinalis adalah penonjolan organ, seperti usus dan jaringan yang ada di dalam perut ke area inguinal atau selangkangan. Hernia inguinalis merupakan salah satu jenis hernia yang paling sering terjadi, terutama pada pria.

Pada hernia inguinalis, organ atau jaringan yang menonjol biasanya berasal dari usus kecil atau jaringan lemak. Akan tetapi, pada wanita, terkadang hernia inguinalis berasal dari organ reproduksi wanita, contohnya indung telur (ovarium) atau saluran indung telur (tuba falopi).

Kebanyakan hernia inguinalis tidak menyebabkan nyeri. Namun, terkadang tonjolan dapat terasa nyeri terutama saat penderita membungkuk, mengangkat benda berat, atau batuk. Meski umumnya tidak berbahaya, hernia inguinalis tidak bisa sembuh dengan sendirinya dan berisiko menimbulkan komplikasi.

Penyebab Hernia Inguinalis

Menurut penyebabnya, hernia inguinalis dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

  • Hernia inguinalis tidak langsung, yaitu hernia yang terjadi akibat cacat lahir pada dinding perut. Kondisi ini biasanya terjadi pada bayi atau anak-anak.
  • Hernia inguinalis langsung, yaitu hernia yang terjadi akibat lemahnya otot-otot dinding perut karena tekanan berulang, misalnya sering mengangkat benda berat. Kondisi ini umum ditemukan pada orang dewasa.

Gejala Hernia Inguinalis

Hernia inguinalis sering kali tidak disadari. Orang yang mengalami kondisi ini umumnya akan merasakan adanya tonjolan atau benjolan di selangkangan. Pada beberapa pria, tonjolan dapat meluas sampai ke skrotum sehingga membuat skrotum tampak membesar.

Tonjolan akibat hernia inguinalis bisa hilang timbul atau menetap. Jika tonjolannya menetap, beberapa gejala yang dapat muncul berupa:

  • Sensasi berat pada penonjolan
  • Rasa perih atau terbakar pada penonjolan
  • Rasa sakit dan pembengkakan pada selangkangan
  • Nyeri saat batuk, mengedan, atau membungkuk

Selain pada orang dewasa, hernia inguinalis juga bisa terjadi pada anak-anak dan bayi yang baru lahir. Biasanya, tonjolan pada selangkangan akan muncul saat anak menangis, batuk, atau saat buang air besar.

Kapan harus ke dokter

Hernia yang berlanjut dan tidak mendapatkan penanganan bisa meningkatkan risiko terjepitnya usus dan jaringan yang ada di dalam kantong hernia. Kondisi tersebut dikenal dengan hernia strangulata. Periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami keluhan berupa:

  • Nyeri yang terasa makin parah
  • Nyeri perut mendadak
  • Mual dan muntah
  • Benjolan tidak dapat ditekan masuk kembali ke dalam
  • Perubahan warna hernia menjadi merah, ungu, atau gelap
  • Tidak bisa BAB dan buang angin
  • Demam

Kondisi ini berbahaya dan butuh tindakan cepat untuk mencegah komplikasi dan kerusakan organ yang terjepit. Bila memungkinkan, segera pergi ke IGD di rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan gawat darurat.

04 November 2022.
Midiatama
Waspadai Carpal Tunnel Syndrome di Tempat Kerja
Safety K3
Waspadai Carpal Tunnel Syndrome di Tempat Kerja

Sindrom lorong karpal atau carpal tunnel syndrome (CTS) adalah kondisi yang menimbulkan mati rasa kesemutan, nyeri, atau lemah di tangan dan pergelangan tangan. Sindrom ini terjadi ketika saraf di dalam pergelangan tangan terhimpit atau tertekan.

Lorong karpal adalah lorong sempit di dalam pergelangan tangan yang dibentuk oleh tulang pergelangan tangan (tulang karpal) dan jaringan penghubung antar tulang (ligamen). Di dalam lorong karpal, terdapat saraf median, yang mengendalikan otot jari tangan dan menerima rangsangan dari kulit di daerah tangan.

Carpal tunnel syndrome (CTS) terjadi ketika lorong karpal menjadi sempit akibat jaringan yang mengelilinginya membengkak dan menekan saraf median. Meski dapat terjadi pada siapa saja, wanita lebih berisiko mengalami penyakit ini daripada laki-laki.

Penyebab dan Gejala Carpal Tunnel Syndrome
Penyebab carpal tunnel syndrome (CTS) adalah tertekannya saraf di pergelangan tangan. Tekanan pada saraf ini bisa terjadi akibat beberapa kondisi. Salah satunya adalah keretakan tulang di pergelangan tangan sehingga menyebabkan pembengkakan jaringan di sekitarnya.

CTS dapat menimbulkan gejala berupa kesemutan, nyeri, sensasi terbakar, serta mati rasa di tangan dan jari-jari tangan. Selain keluhan sensorik ini, penderita CTS juga mengalami lemah di otot tangan. Gejala CTS bisa hilang timbul sehingga mengganggu penderitanya dalam beraktivitas sehari-hari.

Pengobatan dan Pencegahan Carpal Tunnel Syndrome
CTS dapat diatasi dengan menghindari kegiatan yang banyak menggunakan tangan atau jari tangan. Pasien juga dapat menggunakan penyangga di pergelangan tangan (wrist support). Jika gejala tidak membaik atau malah makin memburuk, konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Pencegahan carpal tunnel dilakukan dengan menurunkan risiko terjadinya cedera pada tangan dan pergelangan tangan. Beberapa hal yang perlu dilakukan adalah:

  • Hindari menekuk pergelangan tangan.
  • Lakukan peregangan pada pergelangan tangan.
  • Jangan mencengkeram tangan terlalu kuat.
02 November 2022.
Midiatama
Proses Pembuatan SOP K3
Safety K3
Proses Pembuatan SOP K3

Risiko di lapangan dapat terjadi secara tidak terduga,Tidak heran jika banyak perusahaan yang memiliki budaya keselamatan kerja (K3) bagi karyawannya. Oleh karna itu Pentingnya tiap perusahan memiliki SOP K3.

Menurut data dari BPJS Ketenagakerjaan, angka kecelakaan kerja setiap tahunnya masih relatif tinggi di Indonesia. Pada tahun 2016 saja, jumlah kasus yang dilaporkan melebihi 100.000. Tentu saja kerugian yang ditimbulkan tidak hanya signifikan, tetapi juga moral. Korban mengalami luka ringan, cacat dan meninggal dunia.

SOP atau Standar Operasional Prosedur adalah Serangkaian instruksi yang ditujukan untuk membantu seorang pekerja melakukan suatu proses kerja atau tindakan. Tujuan dibuatnya SOP adalah untuk mencapai efisiensi dan konsistensi hasil serta menghindari kesalahpahaman dan kesalahan dalam proses kerja.Dengan begitu, keselamatan  pekerja dapat dijamin dan kecelakaan bisa dikurangi.

Acuan Serta Panduan Pembuatan SOP K3

Di dalam dunia kerja ada beberapa referensi untuk membuat SOP K3 yang merupakan standar untuk sistem manajemen. Sebagai contoh, SMK3 adalah sistem manajemen K3 yang diterapkan di Indonesia. SMK3 mengadopsi AS4801, yang merupakan standar keselamatan pekerja yang diterapkan di Australia. Standar referensi internasional yang saat ini digunakan adalah ISO 45001:2018.

Pedoman pembuatan SOP kesehatan dan keselamatan kerja harus mengacu pada prinsip-prinsip dasar SMK3 yang diterapkan di Indonesia, yaitu:

  1. Penetapan kebijakan termasuk dalam pembangunan dan pemeliharaan dokumen
  2. Perencanaan K3 termasuk pembuatan dan dokumentasi dalam pembuatan rencana K3
  3. Pelaksanaan K3 termasuk pengendalian perancangan, kontrak, pengendalikan dokumen, pengendalian produk, pemeriksaan keamanan kerja berdasarkan prinsip SMK3 serta pengelolaan materi dan perpindahannya
  4. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3. Hal ini termasuk standar dalam pemantauan, pengumpulan, penggunaan dan pemeriksaan SMK3
  5. Peninjauan dan peningkatan  kinerja SMK3. Langkah ini termasuk proses pelaporan dan perbaikan seandainya di dalam proses masih terjadi kekurangan atau kesalahan.

Jika perusahaan menerapkan SMK3, audit eksternal akan dilakukan oleh badan akreditasi atau ditunjuk oleh Menteri. Semua perusahaan harus memenuhi persyaratan yang dipersyaratkan untuk dapat berpartisipasi dalam proses audit ini. Persyaratan ini tergantung pada unit bisnis tempat Anda beroperasi. Jika perusahaan lolos audit, maka akan mendapatkan sertifikat SMK3 yang berlaku selama 3 tahun.

Langkah penerapan budaya K3

SOP yang sudah disusun perlu disosialisasikan dan dipertahankan dalam semua proses kerja. Budaya kesehatan dan keselamatan kerja dapat dikembangkan dalam empat langkah:

  1. Pertama: reaktif atau insting natural. Di tahap ini, K3 baru tercipta setelah terjadi insiden kecelakaan, otomatis target zero accident bakal mustahil tercapai.
  2. Kedua: dependen. Dalam pelaksanaannya, tahap K3 ini membutuhkan pengawasan khusus; target zero accident sulit diwujudkan.
  3. Ketiga: independen. Terdapat kesadaran diri atas pentingnya K3, dampaknya para pekerja akan berhati-hati karena begitu memperhatikan keselamatan diri sendiri. Di sini, tercapainya zero accident ada kesempatan untuk berhasil.
  4. Keempat: interdependen. Di sini pentingnya K3 tidak hanya disadari buat diri sendiri, melainkan para pekerja sudah saling mengingatkan apabila ada yang lalai dan sebagainya. Terwujudnya zero accident di tahap ini sangat terbuka lebar.
27 Oktober 2022.
Midiatama
Tanggung Jawab Teknisi Listrik Instalasi di Industri
Safety K3
Tanggung Jawab Teknisi Listrik Instalasi di Industri

Perlistrikan didalam Industri manapun merupakan suatu hal yang sangat penting dalam keberlangsungan Industri tersebut bisa berjalan, oleh karna itu perlunya Teknisi Listrik Instalasi. Listrik di lingkungan pabrik industri pada dasarnya merupakan sumber kehidupan untuk berfungsinya mesin-mesin produksi. Hal ini dikarenakan sumber listrik merupakan sumber tenaga primer yg pada supply ke penggerak – penggerak utama mesin produksi.

Di pada pabrik industri kebutuhan kelistrikan pada bagi sebagai beberapa titik item misalnya sebagai berikut :

  • Kelistrikan untuk keperluan pengoperasian mesin produksi yang di koordinasi oleh Teknisi Elektrik.
  • Kelistrikan untuk keperluan Penerangan Lingkungan pabrik  Industri yang di koordinasi oleh Teknisi Listrik Instalasi.

Untuk mengoperasikan mesin produksi di fasilitas industri, menciptakan area kerja yang aman dan nyaman serta menghindari potensi bahaya yang dapat menimpa operator mesin produksi serta karyawan dan pekerja di sekitarnya. , Secara otomatis membutuhkan penerangan berupa lampu. Perusahaan secara otomatis membutuhkan tenaga ahli di bidang instalasi listrik, seorang tukang listrik, karena pengoperasian mesin-mesin produksi membutuhkan daya penerangan.

Persyaratan menjadi seorang Teknisi Listrik Instalasi tentunya memiliki dasar-dasar ketenagalistrikan, serta relatif mumpuni dan kompeten di bidangnya. Pemasang listrik juga mengetahui secara detail cara memasang instalasi listrik yang benar sesuai dengan kebutuhan instalasi atau pabrik industri.

Tugas utama perusahaan industri sebagai Teknisi Listrik Instalasi adalah:

  • Memperbaiki mesin produksi yang rusak di instalasi listrik agar mesin produksi dapat segera digunakan kembali.
  • Melakukan pekerjaan perawatan pada bagian peralatan listrik mesin produksi untuk mencegah kerusakan atau masalah yang serius selama mesin produksi beroperasi.
  • Perbaikan sistem kelistrikan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas sistem kelistrikan. Untuk mencegah kegagalan berulang, kami mencatat dan menyediakan suku cadang peralatan listrik untuk mesin produksi sebagai suku cadang.

Di sisi lain, tugas Teknisi Listrik Instalasi adalah sebagai berikut:

  • Instalasi listrik Menjaga kondisi sistem untuk memastikan keamanan dan pemecahan masalah.
  • Menjadi koordinator utama di bidang peralatan kelistrikan.
  • Menangani semua masalah terkait instalasi listrik.
24 Oktober 2022.
Midiatama
1
...
26
27
28
25
26
27
28
29
...
53

Artikel Populer

10 Perbedaan Sertifikasi Ahli K3 Umum BNSP dan Kemnaker RI

05 September 2024.
410 Views
10 Perbedaan Sertifikasi Ahli K3 Umum BNSP dan Kemnaker RI

Tips Menerapkan Tindakan Pencegahan di Tempat Kerja

27 September 2024.
388 Views
Tips Menerapkan Tindakan Pencegahan di Tempat Kerja

Selain Fire Detector, Apa Komponen Lain yang Ada pada Fire Alarm?

24 Agustus 2023.
365 Views
Selain Fire Detector, Apa Komponen Lain yang Ada pada Fire Alarm?

Bagaimana Cara Mencegah dan Mengurangi Rasa Sakit Perut Saat Maag Kambuh?

11 Mei 2023.
338 Views
Bagaimana Cara Mencegah dan Mengurangi Rasa Sakit Perut Saat Maag Kambuh?

Waspadai Bahaya Arc Flash – Ledakan Api Listrik

19 Agustus 2024.
325 Views
Waspadai Bahaya Arc Flash – Ledakan Api Listrik

6 Klasifikasi Area Berbahaya dan Tindakan Pencegahannya

23 September 2024.
321 Views
6 Klasifikasi Area Berbahaya dan Tindakan Pencegahannya

Mengapa perlu melakukan penilaian risiko kebakaran?

26 Agustus 2024.
313 Views
Mengapa perlu melakukan penilaian risiko kebakaran?

Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan Saat Memilih Lifeline

19 September 2024.
299 Views
Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan Saat Memilih Lifeline
Kontak Kami
Fast Respon (Sales)

0899-3386423 (Beni)

0815-32615243 (Risma)

0878-88880799 (Soka)

0815-32705432 (Amanda)

Telephone (Office)

021-2126380 (24 Jam)

021-22545432 (Jam Kerja)

021-58906930 (Jam kerja)

Email

[email protected]

[email protected]

Office

Gedung Wisma Presisi, Lantai 1 No 4, Jalan Taman Aries RT.05/RW2, Meruya Utara Kembangan Jakarta Barat 11620

Business Partner

Lihat partner lainnya

HSE
Garuda
LSPK3 Indonesia
ALPK3 Indonesia
Bantuan

Hubungi Kami

Syarat

Syarat dan Ketentuan

FAQ

Sosial Media

Facebook

Instagram

Youtube

Aplikasi Miccapro
Aplikasi Miccapro di App StoreAplikasi Miccapro di Google Play
HUBUNGI KAMI
Fast Respon (Sales)

0899-3386423 (Beni)

0815-32615243 (Risma)

0878-88880799 (Soka)

0815-32705432 (Amanda)

Telephone (Office)

021-2126380 (24 Jam)

021-22545432 (Jam Kerja)

021-58906930 (Jam kerja)

ALAMAT KAMI

PT. Mitra Dinamis Yang Utama (PJK3 Midiatama Academy) Gedung Wisma Presisi, Lantai 1 No. 4, Jalan Taman Aries RT.5/RW.2 Meruya Utara Kembangan Jakarta Barat 11620

Email

[email protected]

[email protected]

Jam Kerja

08.00 WIB - 17.00 WIB

BANTUAN

Hubungi Kami

Syarat

Syarat dan Ketentuan

FAQ

Business Partner
HSE
Garuda
LSPK3 Indonesia
ALPK3 Indonesia

Lihat lebih banyak

SOCIAL MEDIA

Facebook

Instagram

Youtube

Aplikasi Miccapro
Aplikasi Miccapro di App StoreAplikasi Miccapro di Google Play
© Copyright 2020 - 2025 PT Mitra Dinamis Yang Utama
Powered By Midiatama