Logo
Logo
BerandaPelatihanMidiatamaJadwalInstrukturKarirArtikel
Login
Artikel
Artikel Populer
10 Perbedaan Sertifikasi Ahli K3 Umum BNSP dan Kemnaker RI

10 Perbedaan Sertifikasi Ahli K3 Umum BNSP dan Kemnaker RI

6 Juni -14 Juni 2024, 410 Views

Tips Menerapkan Tindakan Pencegahan di Tempat Kerja

Tips Menerapkan Tindakan Pencegahan di Tempat Kerja

6 Juni -14 Juni 2024, 388 Views

Selain Fire Detector, Apa Komponen Lain yang Ada pada Fire Alarm?

Selain Fire Detector, Apa Komponen Lain yang Ada pada Fire Alarm?

6 Juni -14 Juni 2024, 365 Views

Bagaimana Cara Mencegah dan Mengurangi Rasa Sakit Perut Saat Maag Kambuh?

Bagaimana Cara Mencegah dan Mengurangi Rasa Sakit Perut Saat Maag Kambuh?

6 Juni -14 Juni 2024, 338 Views

Waspadai Bahaya Arc Flash – Ledakan Api Listrik

Waspadai Bahaya Arc Flash – Ledakan Api Listrik

6 Juni -14 Juni 2024, 325 Views

6 Klasifikasi Area Berbahaya dan Tindakan Pencegahannya

6 Klasifikasi Area Berbahaya dan Tindakan Pencegahannya

6 Juni -14 Juni 2024, 321 Views

Mengapa perlu melakukan penilaian risiko kebakaran?

Mengapa perlu melakukan penilaian risiko kebakaran?

6 Juni -14 Juni 2024, 313 Views

Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan Saat Memilih Lifeline

Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan Saat Memilih Lifeline

6 Juni -14 Juni 2024, 299 Views

Artikel Terbaru
Safety K3
Mengenal Jenis Bahaya Dalam K3
13 Desember 2023
Mengenal Jenis Bahaya Dalam K3
Safety K3
Mengenal Teamwork dan Manfaatnya
11 Desember 2023
Mengenal Teamwork dan Manfaatnya
Safety K3
Syarat Petugas P3K di Tempat Kerja: Menjaga Keselamatan dan Kesehatan Karyawan
30 November 2023
Syarat Petugas P3K di Tempat Kerja: Menjaga Keselamatan dan Kesehatan Karyawan
Safety K3
Keterampilan yang Diperlukan untuk Sukses Bagi Seorang Rigger
27 November 2023
Keterampilan yang Diperlukan untuk Sukses Bagi Seorang Rigger
Safety K3
Izin Kerja di Ruang Terbatas: Keamanan dan Efisiensi dalam Lingkungan Terbatas
23 November 2023
Izin Kerja di Ruang Terbatas: Keamanan dan Efisiensi dalam Lingkungan Terbatas
Safety K3
K3 Dalam Pekerjaan Konstruksi: Meminimalkan Risiko, Maksimalkan Produktivitas
20 November 2023
K3 Dalam Pekerjaan Konstruksi: Meminimalkan Risiko, Maksimalkan Produktivitas
Safety K3
Tahapan Green Construction pada Pelaksanaan Proyek
16 November 2023
Tahapan Green Construction pada Pelaksanaan Proyek
Safety K3
Bagaimana Cara Melakukan Pengelolaan Limbah Konstruksi?
13 November 2023
Bagaimana Cara Melakukan Pengelolaan Limbah Konstruksi?
1
...
14
15
16
13
14
15
16
17
...
53
  1. Home
  2. Artikel

Artikel

Mengenal Jenis Bahaya Dalam K3
Safety K3
Mengenal Jenis Bahaya Dalam K3

Dalam dunia Safety (K3) terkadang kita sering mendengar tentang Hazard, namun tahukah kalian apa itu Hazard? Hazard adalah semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) dan atau penyakit akibat kerja (PAK).

Hazard dapat berupa bahan – bahan kimia, bagian – bagian mesin, bentuk energi, metode kerja atau situasi kerja.

KONSEP BAHAYA DALAM K3

Jenis Bahaya K3

Secara umum terdapat 5 (lima) faktor bahaya K3 di tempat kerja, antara lain : faktor bahaya biologi(s), faktor bahaya kimia, faktor bahaya fisik / mekanik, faktor bahaya biomekanik serta faktor bahaya social – psikologis.

1. Biomechanical Hazard ( Bahaya Ergonomi )

Jenis bahaya ini berasal dari ketidak sesuaian desain layout kerja /  mesin, gerakan yang berulang serta postur / posisi kerja yang dapat mengakibatkan adanya gangguan kesehatan seperti musculoskeletal disorders (MSDs), carpal turner syndrome (CTS), badan menjadi mudah pegah dan lelah serta gangguan lainnya

2. Physical Hazard ( Bahaya Fisik )

Bahaya fisik merupakan potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan – gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar secara terus menerus oleh faktor fisik. Faktor fisik adalah faktor di dalam tempat kerja yang bersifat fisika antara lain kebisingan, penerangan, getaran, iklim kerja, gelombang mikro dan sinar ultra ungu. Faktor – faktor ini mungkin berasal dari bagian tertentu yang dihasilkan dari proses produksi atau produk samping yang tidak diinginkan.

Contoh kasusnya adalah mesin las, speaker, atau suara kendaraan yang sudah di modifikasi sehingga mengeluarkan suara yang terlalu bising diatas nilai ambang batas yang memekakan telinga. Jika terlalu lama terpapar oleh bising, pekerja dapat mengalami gangguan pendengaran seperti penurunan pendengaran hingga tuli.

Contoh kasus kedua adalah memegang peralatan yang bergetar sering mempengaruhi tangan dan lengan pengguna sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan sirkulasi di tangan. Sebaliknya, mengemudi traktor di jalan bergelombang dengan kursi yang dirancang tidak sesuai dengan antoprometri pekerja sehingga menimbulkan getaran ke seluruh tubuh dapat mengakibatkan nyeri punggung bagian bawah.

3. Chemical Hazard ( Bahaya Kimia )

Bahaya kimia adalah bahaya yang berasal dari bahan bahan kimia dari mulai yang ber substansi cair, padat, ataupun juga gas yang berada di tempat kerja. Risiko kesehatan timbul dari pajanan berbagai bahan kimia. Banyak bahan kimia yang memiliki sifat beracun dapat memasuki aliran darah dan menyebabkan kerusakan pada sistem tubuh dan organ lainnya yang dapat masuk ke dalam tubuh melalui tiga cara utama yaitu :

  • Inhalasi (menghirup) : Dengan bernapas melalui mulut atau hidung, zat beracun dapat masuk ke dalam paru-paru. Seorang dewasa saat istirahat menghirup sekitar lima liter udara per menit yang mengandung debu, asap, gas atau uap. Beberapa zat, seperti fiber / serat, dapat langsung melukai paru – paru. Lainnya diserap ke dalam aliran darah dan mengalir ke bagian lain dari tubuh.
  • Pencernaan (menelan) : Bahan kimia dapat memasuki tubuh jika makan makanan yang terkontaminasi, makan dengan tangan yang terkontaminasi atau makan di lingkungan yang terkontaminasi. Zat di udara juga dapat tertelan saat dihirup, karena bercampur dengan lendir dari mulut, hidung atau tenggorokan.
  • Penyerapan ke dalam kulit atau kontak invasif : beberapa diantaranya adalat zat yang melewati kulit dan masuk ke pembuluh darah, biasanya melalui tangan dan wajah.

4. Biological Hazard ( Bahaya Biologi )

Bahaya biologi adalah bahaya yang berasal dari tanaman, binatang, organisme atau mikro organisme yang kemudian masuk kedalam tubuh kita yang dapat mengancam kesehatan serta dapat juga dari pekerja yang menderita penyakit tertentu yang dapat menularkan virusnya kepada pekerja lain seperti TBC, Hepatitis A/B.

5. Psychosocial Hazard ( Bahaya psikologi )

Jenis bahaya ini dari beberapa ahli menyebutnya sebagai bahaya dalam pengorganisasian pekerjaan, merupakan bahaya yang berasal dari konflik batin dengan lingkungan yang ada di tempat kerja, baik itu dengan rekan kerja maupun dengan fasilitas yang ada di lingkungan kerja dimana kemudian dapat menganggu aspek psikologis pekerja sehingga dapat menyebabkan produktivitas pekerja menurun.

Contohnya: aksi bullying, kekerasan, pelecehan, pengucilan, tekanan dan himpitan pekerjaan, tuntutan deadline pekerjaan, persaingan kerja tidak sehat, pekerjaan yang monoton, jenjang karir tidak bagus, alat bantu kerja yang tidak memadai dan lainnya.

13 Desember 2023.
Midiatama
Mengenal Teamwork dan Manfaatnya
Safety K3
Mengenal Teamwork dan Manfaatnya

Apa Itu Teamwork ?

Teamwork merupakan proses bekerja secara kolaboratif dengan sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan. Teamwork berarti bahwa orang akan mencoba untuk bekerja sama, menggunakan keterampilan individu mereka, dan memberikan umpan balik yang konstruktif, meskipun ada konflik pribadi antar individu ditempat kita bekerja.

Manfaat Teamwork ?

1. Bekerja lebih efektif

Mampu bekerja dalam tim memungkinkan semua karyawan di semua perusahaan untuk bekerja lebih harmonis, yang menciptakan lingkungan kerja yang lebih nyaman. Dengan kerjasama yang baik dari semua karyawan, maka semua masalah dan pendapat bisa dikomunikasikan dengan baik. Oleh karena itu, lebih mudah bagi karyawan untuk bekerja lebih cepat daripada yang dapat mereka lakukan sendiri.

2. Membangun kepercayaan dan meningkatkan atmosfer kerja produktif

Di tempat kerja dimana teamwork tidak konsisten, membentuk kelompok akan membangun hubungan yang lebih kuat antara karyawan. Dengan membentuk tim, pegawai akan merasa memiliki kebanggaan kerja meskipun kemenangan tersebut diraih bersama dalam tim.

3. Meningkatkan kemampuan untuk memecahkan masalah

Masalah tidak bisa dihindari ketika mengumpulkan sekelompok orang yang unik. Setiap karyawan memiliki latar belakang, gaya, dan kebiasaan kerja masing-masing. Jika ada konflik dalam kerja tim, setiap anggota akan dipaksa untuk menyelesaikan konflik tersebut. Dalam hal ini, pengusaha harus dapat mempelajari manajemen konflik yang baik dalam kondisi tersebut.

11 Desember 2023.
Midiatama
Syarat Petugas P3K di Tempat Kerja: Menjaga Keselamatan dan Kesehatan Karyawan
Safety K3
Syarat Petugas P3K di Tempat Kerja: Menjaga Keselamatan dan Kesehatan Karyawan

Keselamatan dan kesehatan karyawan adalah aspek penting dalam menjalankan sebuah bisnis yang sukses. Kecelakaan kerja dan cedera dapat memiliki dampak serius pada produktivitas dan citra perusahaan.

Oleh karena itu, memiliki petugas Pertolongan Pertama P3K (Pertolongan Pertama pada Kecelakaan) yang berkualitas dan berpengetahuan di tempat kerja sangat penting. Petugas P3K bertanggung jawab dalam memberikan perawatan pertama pada karyawan yang mengalami cedera atau kecelakaan. Namun, untuk menjadi petugas P3K yang efektif, ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi.

1. Pelatihan dan Sertifikasi:

Satu-satunya cara untuk menjadi petugas P3K yang kompeten adalah melalui pelatihan dan sertifikasi yang sesuai. Ini termasuk mengikuti kursus P3K yang disetujui dan memperoleh sertifikasi yang dikeluarkan oleh otoritas kesehatan yang relevan. Pelatihan P3K mencakup penanganan luka, pertolongan pernapasan, dan penerapan tindakan darurat lainnya. Sertifikasi ini memastikan bahwa petugas P3K memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memberikan perawatan yang tepat saat dibutuhkan.

2. Pengetahuan yang Mendalam tentang Tempat Kerja:

Petugas P3K harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang lingkungan kerja dan potensi risiko yang mungkin terjadi. Mereka perlu tahu lokasi peralatan P3K, pintu keluar darurat, dan tempat-tempat yang mungkin memiliki potensi risiko tinggi, seperti area produksi yang menggunakan mesin berat. Pengetahuan tentang tempat kerja membantu mereka untuk merespon dengan cepat dan efektif ketika terjadi kecelakaan.

3. Peralatan dan Persediaan:

Seorang petugas P3K harus selalu memiliki akses ke peralatan dan persediaan P3K yang diperlukan. Ini termasuk kotak P3K, perban, obat-obatan, alat pemotong, selimut insulasi, sarung tangan, dan peralatan pelindung diri lainnya. Semua peralatan ini harus dalam kondisi baik dan siap digunakan setiap saat. Bagian penting dari tanggung jawab petugas P3K adalah memastikan peralatan dan persediaan ini selalu terisi penuh dan terjaga dengan baik.

Petugas P3K harus dapat berkomunikasi dengan baik dengan karyawan dan pihak berwenang saat terjadi kecelakaan. Mereka harus dapat memberikan petunjuk dengan jelas tentang apa yang harus dilakukan oleh korban dan mendokumentasikan kejadian tersebut dengan akurat. Kemampuan komunikasi yang baik adalah aspek penting dalam memberikan perawatan pertama yang efektif.

5. Keterampilan Penanganan Kecelakaan:

Petugas P3K harus memiliki keterampilan dalam mengevaluasi dan menangani kecelakaan atau cedera dengan cepat dan efektif. Mereka harus tahu bagaimana memberikan bantuan pernapasan, memberikan RJP (Resusitasi Jantung Paru), dan menangani pendarahan. Kemampuan ini sangat penting dalam situasi darurat dan dapat membuat perbedaan antara kehidupan dan kematian.

6. Kepatuhan Terhadap Regulasi:

Petugas P3K harus selalu mematuhi regulasi dan pedoman yang relevan dalam memberikan perawatan. Mereka harus tahu apa yang diizinkan dan apa yang dilarang dalam situasi tertentu. Ini mencakup pemahaman tentang bagaimana melaporkan kecelakaan kepada otoritas terkait.

Syarat-syarat menjadi petugas P3K di tempat kerja mencakup pelatihan, pengetahuan yang mendalam tentang tempat kerja, peralatan dan persediaan yang tepat, kemampuan komunikasi yang baik, keterampilan penanganan kecelakaan, dan kepatuhan terhadap regulasi.

Memenuhi syarat-syarat ini adalah langkah penting dalam menjaga keselamatan dan kesehatan karyawan di lingkungan kerja. Petugas P3K yang berkualitas adalah aset berharga bagi setiap perusahaan yang bertanggung jawab atas kesejahteraan karyawannya.

30 November 2023.
Midiatama
Keterampilan yang Diperlukan untuk Sukses Bagi Seorang Rigger
Safety K3
Keterampilan yang Diperlukan untuk Sukses Bagi Seorang Rigger

Ketika kita menonton film, pertunjukan, atau bermain video game yang penuh dengan aksi dan efek khusus yang mengesankan, kita sering kali lupa tentang peran yang sangat penting yang ada di balik layar. Salah satu peran kunci ini adalah seorang rigger.

Seorang rigger adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk memasang, mengatur, dan mengamankan peralatan yang diperlukan untuk mengangkat, menggerakkan, atau mendukung elemen-elemen berat seperti peralatan panggung, peralatan kamera, atau efek khusus. Untuk berhasil dalam profesi ini, seseorang harus memiliki keterampilan dan pengetahuan yang sangat khusus.

Di artikel ini, kita akan mengungkap beberapa keterampilan yang diperlukan oleh seorang rigger.

1. Pengetahuan tentang Keselamatan

Keselamatan adalah prioritas utama dalam pekerjaan seorang rigger. Mereka harus memahami risiko yang terkait dengan pekerjaan mereka dan memiliki pengetahuan mendalam tentang prosedur keselamatan yang relevan. Ini mencakup pengetahuan tentang peralatan keselamatan seperti tali pengaman, helm, dan pengaman jaringan. Seorang rigger juga harus terbiasa dengan peraturan keselamatan industri yang berlaku.

2. Pemahaman tentang Fisika

Seorang rigger perlu memahami prinsip-prinsip dasar fisika, terutama yang berkaitan dengan mekanika dan beban berat. Mereka harus tahu bagaimana menghitung berat dan pusat gravitasi dari objek yang akan mereka angkat, serta bagaimana memastikan bahwa peralatan yang mereka gunakan cukup kuat untuk menahan beban tersebut.

3. Kemampuan Menggunakan Peralatan Khusus

Seorang rigger harus terampil dalam menggunakan berbagai jenis peralatan khusus, seperti tali, katrol, crane, dan peralatan lain yang digunakan untuk mengangkat dan mengatur barang-barang berat. Mereka harus tahu cara merawat peralatan ini dan mengoperasikannya dengan aman dan efisien.

4. Keterampilan Matematis

Rigger sering kali harus melakukan perhitungan matematis yang rumit untuk memastikan keamanan dan keberhasilan tugas mereka. Mereka harus dapat menghitung beban maksimum yang dapat ditangani oleh peralatan, menentukan sudut dan panjang tali yang diperlukan, dan melakukan perhitungan lain yang berkaitan dengan pekerjaan mereka.

5. Kemampuan untuk Berkomunikasi dan bekerja dalam Tim

Kerja seorang rigger seringkali melibatkan kerja sama dalam tim. Mereka harus dapat berkomunikasi dengan jelas dengan anggota tim lainnya dan mengikuti instruksi dengan cermat. Kemampuan untuk berkolaborasi dengan pengarah, kru lain, dan pemain adalah kunci untuk menjalankan pekerjaan mereka dengan baik.

6. Keahlian dalam Membaca Rencana dan Gambar Teknik

Seorang rigger harus dapat membaca dan memahami rencana teknis dan gambar kerja. Mereka harus mampu menginterpretasikan instruksi yang ada di dalamnya dan menerapkannya dengan benar.

7. Kemampuan Berpikir Cepat dan Mengatasi Masalah

Ketika sesuatu tidak berjalan sesuai rencana, seorang rigger harus dapat berpikir cepat dan menemukan solusi untuk masalah yang muncul. Mereka harus siap menghadapi situasi darurat dan mengambil tindakan yang tepat untuk menjaga keselamatan dan kelancaran produksi.

Menjadi seorang rigger adalah profesi yang menuntut banyak keterampilan khusus, pengetahuan, dan dedikasi. Keterampilan yang diperlukan ini tidak hanya berkontribusi pada keberhasilan proyek-proyek hiburan yang menghibur kita, tetapi juga memastikan keselamatan semua orang yang terlibat dalam produksi.

Seorang rigger adalah bagian yang tak terpisahkan dari tim produksi, dan mereka sering kali bekerja di balik layar, tetapi peran mereka sangat penting untuk menciptakan pengalaman yang tak terlupakan di depan panggung atau layar.

27 November 2023.
Midiatama
Izin Kerja di Ruang Terbatas: Keamanan dan Efisiensi dalam Lingkungan Terbatas
Safety K3
Izin Kerja di Ruang Terbatas: Keamanan dan Efisiensi dalam Lingkungan Terbatas

Pekerjaan dalam ruang terbatas adalah hal yang umum dalam berbagai industri, termasuk konstruksi, pertambangan, manufaktur, dan perawatan fasilitas. Namun, bekerja dalam lingkungan terbatas menghadirkan sejumlah risiko dan tantangan yang harus diatasi untuk memastikan keamanan dan efisiensi. Izin kerja di ruang terbatas adalah langkah kunci dalam menjaga pekerja dan lingkungan tetap aman. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu izin kerja di ruang terbatas, mengapa itu penting, dan bagaimana melaksanakannya dengan benar.

Apa itu Izin Kerja di Ruang Terbatas?

Izin kerja di ruang terbatas adalah prosedur formal yang digunakan untuk mengizinkan pekerja untuk memasuki dan bekerja di ruang terbatas yang memiliki potensi risiko seperti bahaya gas, kurangnya oksigen, pengendalian kualitas udara yang buruk, kebakaran, atau pengurangan pergerakan. Ruang terbatas ini dapat mencakup tangki penyimpanan, lobang penyewaan, tangki reaktor, kolam, dan berbagai jenis ruang terbatas lainnya.

Mengapa Izin Kerja di Ruang Terbatas Penting?

Izin kerja di ruang terbatas sangat penting karena ruang-ruang ini cenderung memiliki potensi risiko yang tinggi. Tanpa prosedur izin yang tepat, pekerja yang masuk ke dalam ruang terbatas berisiko menghadapi berbagai bahaya yang dapat mengancam nyawa mereka. Izin kerja di ruang terbatas membantu dalam:

1. Identifikasi Bahaya

Proses izin memungkinkan organisasi untuk mengidentifikasi dan menilai bahaya yang ada di dalam ruang terbatas. Ini termasuk gas beracun, kebakaran, kurangnya oksigen, atau bahaya fisik lainnya.

2. Pengendalian Akses

Izin kerja memastikan bahwa hanya pekerja yang memiliki pelatihan dan pengetahuan yang sesuai yang diizinkan masuk ke dalam ruang terbatas. Ini membantu mencegah akses oleh individu yang tidak memiliki pelatihan dan peralatan yang diperlukan.

3. Komunikasi

Selama proses izin, komunikasi yang jelas dan efektif diterapkan. Ini termasuk pemberitahuan kepada pekerja tentang pekerjaan yang akan dilakukan, serta instruksi khusus tentang apa yang harus dihindari dan langkah-langkah keamanan yang harus diikuti.

4. Peralatan dan Prosedur Keamanan

Izin kerja juga memastikan bahwa peralatan keamanan yang sesuai dan prosedur keamanan telah diterapkan sebelum pekerja memasuki ruang terbatas. Ini termasuk penggunaan peralatan pelindung pernapasan, pemadam kebakaran, dan peralatan lainnya.

Bagaimana Melaksanakan Izin Kerja di Ruang Terbatas dengan Benar?

Prosedur izin kerja di ruang terbatas harus dijalankan dengan cermat untuk memastikan keamanan dan efisiensi. Beberapa langkah kunci dalam melaksanakannya termasuk:

  1. Identifikasi Ruang Terbatas: Identifikasi dan tanda tangan semua ruang terbatas yang ada di tempat kerja Anda.
  2. Pelatihan Karyawan: Pastikan bahwa semua pekerja yang akan memasuki ruang terbatas telah menerima pelatihan yang sesuai tentang bahaya dan langkah-langkah keamanan yang harus diikuti.
  3. Penilaian Bahaya: Lakukan penilaian bahaya yang komprehensif untuk setiap ruang terbatas. Ini termasuk penilaian potensi bahaya gas, tingkat oksigen, kebakaran, dan faktor keamanan lainnya.
  4. Dokumen Izin: Buat formulir izin kerja khusus yang mencakup informasi tentang ruang terbatas, pekerja yang diizinkan, prosedur yang akan dijalankan, dan waktu yang diizinkan untuk pekerjaan.
  5. Komunikasi: Pastikan semua pekerja yang terlibat dalam pekerjaan di ruang terbatas memahami izin kerja, serta instruksi yang relevan dan prosedur keamanan.
  6. Pemantauan: Selama pekerjaan di ruang terbatas, ada perlunya pemantauan terus-menerus. Ini melibatkan pemantauan gas, keamanan pekerja, dan komunikasi yang terus-menerus dengan pekerja yang berada di dalam ruang terbatas.
  7. Pemeriksaan Akhir: Setelah pekerjaan selesai, lakukan pemeriksaan akhir untuk memastikan bahwa semua peralatan dan pekerja telah keluar dari ruang terbatas dengan aman.

Izin kerja di ruang terbatas adalah langkah penting dalam menjaga keamanan pekerja dan lingkungan kerja. Melaksanakannya dengan benar memerlukan perencanaan yang cermat, pelatihan yang tepat, dan komunikasi yang efektif.

Dengan mengikuti prosedur izin kerja ini, kita dapat meminimalkan risiko dan memastikan bahwa pekerjaan di ruang terbatas berjalan lancar, aman, dan efisien. Bagi anda yang ingin mengembangkan kompetensi bekerja di ruang terbatas.

23 November 2023.
Midiatama
K3 Dalam Pekerjaan Konstruksi: Meminimalkan Risiko, Maksimalkan Produktivitas
Safety K3
K3 Dalam Pekerjaan Konstruksi: Meminimalkan Risiko, Maksimalkan Produktivitas

Pekerjaan konstruksi adalah salah satu industri yang paling berisiko di dunia. Dalam lingkungan yang sering berubah dengan banyak potensi bahaya, perlindungan dan pemeliharaan kesehatan pekerja sangat penting. Inilah sebabnya mengapa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah faktor yang krusial dalam industri konstruksi.

Mengapa K3 dalam Pekerjaan Konstruksi Sangat Penting?

  1. Mengurangi Risiko Kecelakaan: Konstruksi sering melibatkan pekerjaan berat, mesin berat, dan alat berbahaya. Risiko kecelakaan dapat diminimalkan dengan penerapan prosedur K3 yang tepat, seperti penggunaan perlengkapan pelindung diri, pelatihan yang memadai, dan pengawasan yang ketat.
  2. Mengurangi Dampak Lingkungan: Konstruksi dapat memiliki dampak negatif pada lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Melalui K3 yang baik, pekerja dapat mengurangi polusi, limbah, dan merusak ekosistem setempat.
  3. Meningkatkan Produktivitas: Pekerja yang merasa aman dan sehat akan lebih produktif. Dengan mengurangi absensi dan cedera, K3 membantu menjaga proyek konstruksi berjalan sesuai jadwal.

Prinsip-Prinsip Utama K3 dalam Konstruksi

  1. Penilaian Risiko: Langkah pertama dalam K3 adalah mengidentifikasi potensi bahaya dan menilai risiko yang terkait. Ini mencakup pengenalan area berbahaya, identifikasi langkah-langkah perlindungan, dan mengembangkan rencana darurat.
  2. Pelatihan dan Kesadaran: Pelatihan K3 yang memadai adalah kunci keamanan. Semua pekerja harus dilatih dalam tindakan pencegahan dan reaksi dalam situasi darurat. Kesadaran akan bahaya juga harus ditingkatkan.
  3. Penggunaan Perlengkapan Pelindung Diri (APD): Penggunaan APD seperti helm, sepatu keselamatan, kacamata pelindung, dan alat pernapasan adalah kunci untuk mengurangi cedera. Pekerja harus selalu mengenakan APD yang sesuai.
  4. Pengawasan dan Pengendalian Kualitas: Proyek konstruksi harus dipantau secara terus-menerus untuk memastikan bahwa standar K3 dipatuhi. Inspeksi rutin dan pengendalian kualitas adalah bagian penting dari proses ini.
  5. Komunikasi yang Efektif: Komunikasi yang baik antara semua pihak terlibat dalam proyek konstruksi sangat penting. Ini termasuk pemilik proyek, manajer konstruksi, pengawas, dan pekerja. Semua pihak harus berbagi informasi tentang bahaya potensial dan prosedur darurat.
  6. Penanganan Material Berbahaya: Bahan-bahan berbahaya, seperti bahan kimia beracun, harus dikelola dengan hati-hati. Penyimpanan, penanganan, dan pembuangan harus mematuhi regulasi K3 yang berlaku.

K3 dalam pekerjaan konstruksi bukan hanya tanggung jawab pekerja, tetapi juga tanggung jawab manajer proyek, pemilik proyek, dan semua pihak yang terlibat.

K3 yang baik dapat meminimalkan risiko, melindungi kesehatan pekerja, dan meningkatkan produktivitas. Dengan perhatian yang cermat terhadap aspek-aspek keselamatan dan kesehatan, industri konstruksi dapat menjadi tempat kerja yang lebih aman dan lebih produktif.

20 November 2023.
Midiatama
Tahapan Green Construction pada Pelaksanaan Proyek
Safety K3
Tahapan Green Construction pada Pelaksanaan Proyek

Kerusakan lingkungan dan pemanasan global telah menjadi bahan permasalahan yang sering dibicarakan oleh masyarakat dunia saat ini, begitu juga dengan Indonesia. Kemajuan proyek konstruksi dewasa ini dianggap punya peran besar terhadap perubahan lingkungan.

Langkah awal dimulai tahapan perencanaan sampai pada operasional aktivitas konstruksi tidak dapat dipisahkan dari penggunaan sumber daya alam yang jumlahnya terus berkurang, belum lagi dampak yang ditimbulkan dari penggunaan fasilitas bangunan serta pemilihan material yang berpotensi meningkatkan suhu bumi.

Saat ini, konstruksi hijau (green construction)  telah menjadi kebutuhan pokok dan pilihan industri konstruksi. Green construction adalah serangkaian kegiatan konstruksi yang mana pada setiap tahapan konstruksinya melakukan upaya yang tujuannya adalah untuk menjaga kelestarian lingkungan. 

Konsep green construction terdiri dari berbagai tahapan yang antara lain, rencana perlindungan lokasi pekerjaan, program kesehatan dan keselamatan kerja, pengelolaan limbah konstruksi atau pembongkaran, pelatihan untuk subkontraktor, reduksi jejak ekologis konstruksi, penanganan dan instalasi material, dan kualitas udara.

Dalam penerapan green construction pada tahap pelaksanaan proyek, kontraktor diharapkan/ diwajibkan menerapkan beberapa aspek yang mendukung terciptanya green construction. Pada proyek, penerapan green construction menjadi nilai tambah bagi pelaksanaan konstruksi, karena menerapkan efisiensi pemakaian listrik, air, material dan juga bahan bakar minyak (BBM). 

Tentunya mampu menghemat biaya produksi pada proses konstruksi dan memberikan profit yang lebih baik itu bagi kontraktor maupun pada lingkungan.

Adapun peraturan atau regulasi yang mendukung green construction di Indonesia

  • Permen PU No. 02 Tahun 2015 
  • Pergub DKI Jakarta No. 38 Tahun 2012 
  • Inpres No. 02 tahun 2008 
  • Kepmen Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 
  • Kepmen PU No. 10 Tahun 2000 
  • Kepmen Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 17 Tahun 2003 
  • Permen Lingkungan Hidup No. 08 Tahun 2010 
  • Perpu No. 27 tahun 1999 
  • UU No. 23 Tahun 1997 
  • UU No. 28 Tahun 2002 
  • UU No. 32 Tahun 2009 
  • UU No. 18 Tahun 2008

Hal – hal yang dapat dilakukan pihak kontraktor dalam mewujudkan green construction pada proyek

1. Tepat guna lahan

Salah satu tolak ukur dalam GBCI (Green Building Council Indonesia) pada aspek tepat guna lahan adalah memelihara atau memperluas kehijauan kota mengurangi CO2 dan polutan. Pada penerapan aspek tepat guna lahan, kontraktor tetap mempertahankan pepohonan dan tanaman di sekitar lokasi. Caranya yaitu dengan mempertahankan kelestarian lingkungan, pencemaran udara dari karbondioksida (CO2) dan polutan dapat dikurangi pencemarannya.

2. Efisiensi dan konservasi energi

Untuk menghemat penggunaan energi, kontraktor memberi himbauan melalui poster yang ditempel di beberapa tempat di sekitar proyek. Ini bertujuan untuk mengingatkan pekerja maupun karyawan agar tetap menggunakan energi listrik dengan baik. Penggunaan lampu hemat energi, ac, dan peralatan lainnya yang hemat energi. Memanfaatkan energi matahari sebagai sumber pencahayaan pada siang hari, sehingga dapat menghemat penggunaan energi listrik.

3. Konservasi air

Menghemat penggunaan air adalah salah satu cara kontraktor dalam mewujudkan green construction di lokasi proyek. Mulai dari penggunaan meteran air sehingga mudah untuk dilakukan monitoring. Pemakaian kran air otomatis, menggerakan kampanye “gunakan air secukupnya” dan shower. Cara tersebut berguna untuk penggunaan air secara efisien.

4. Manajemen lingkungan proyek

Manajemen lingkungan proyek menekankan pada pengelolaan sampah dan limbah konstruksi. Menyediakan tempat sampah, tempat penumpukan limbah konstruksi maupun non konstruksi. Pemilahan sampah dan limbah sesuai dengan jenisnya.

5. Sumber dan siklus material

Dalam mewujudkan green construction pada aspek sumber dan siklus material adalah kontraktor menggunakan material fabrikasi serta penggunaan kayu bersertifikat.

6. Kesehatan dan kenyamanan dalam proyek

Kesehatan dan kenyamanan dalam proyek pembangunan Transmart Carrefour Padang yang dilakukan oleh kontraktor adalah  untuk pekerja yang baru dilakukan pengecekan kesehatan dan diberikan APD (Alat Pelindung Diri). Penggunaan safety net untuk menyaring debu, menyediakan area merokok dan selalu dijaga kebersihan lapangan sehingga menciptakan rasa nyaman di lokasi proyek.

16 November 2023.
Midiatama
Bagaimana Cara Melakukan Pengelolaan Limbah Konstruksi?
Safety K3
Bagaimana Cara Melakukan Pengelolaan Limbah Konstruksi?

Lingkungan adalah salah satu sasaran utama dari dampak buruknya limbah kontruksi. Dalam hal menanggulangi dampak buruk tersebut, dibutuhkan proses dalam hal pengelolaannya. Secara umum ada tiga hal yang perlu diingat dalam pengelolaan limbah konstruksi :

1. Design (desain bangunan)

Desain bangunan sangat berkaitan dengan proses konstruksi. Untuk mewujudkan proses konstruksi yang ramah lingkungan harus memakai desain yang ramah lingkungan juga. Green Building Index Malaysia (GBI Malaysia) mengembangkan Green Rating Tool punya tujuan untuk membantu menilai sebuah konstruksi dalam bentuk index. Indikator ini bisa menjadi salah satu pertimbangan dalam menciptakan bangunan yang berkelanjutan dan meningkatkan kesadaran berbagai pihak yang terkait tentang isu-isu lingkungan.

Indikator ini dinamakan Green Building Index Residensial New Construction (GBI-RNC). Untuk mendapatkan kredit poin yang sesuai, ada 6 parameter penting yaitu sebagai berikut :

  • Efisiensi Energi
  • Kualitas didalam ruangan
  • Manajemen dan perencanan lokasi
  • Material dan sumber daya alam
  • Efisiensi Air
  • Inovasi

2. Build  (pelaksanaan konstruksi)

Dalam mewujudkan konstruksi yang lebih ramah lingkungan pada tahap pelaksanaan harus menjadi perhatian serius. Karena pada tahap ini banyak menghasilkan limbah mulai dari proses pembangunan, renovasi sampai pembongkaran.

Berbagai piranti pengukur indikator dikembangkan tidak lain adalah untuk meminimalisasi dampak negatif terhadap lingkungan. Mulai dari proses pemilihan perencana sampai pengelolaan bangunan akan menimbulkan dampak pada lingkungan. Konsep green construction dibutuhkan sebagai acuan dalam mengendalikan dampak yang ditembulkan. Dengan adanyan Green Construction Index (GCI) akan mempermudah kita untuk mengetahui informasi tentang proses konstruksi yang mengacu pada green construction.

3. Worker’s Attitude  (perilaku pekerja proyek)

Perilaku pekerja proyek yang tidak ramah lingkungan menjadi salah satu faktor. Hal ini menjadi penting untuk diperhatikan dalam proses pembangunan yang ramah lingkungan, agar tidak hanya patuh pada desain dan pelaksanaan konstruksi yang ramah lingkungan, namun juga pada perilaku dan sistem kerja para pelaku proyek.

Konsep green menjadi acuan para pihak dalam menetapkan sistem kerja yaitu dengan tetap mengukur tingkat kebisingan dan polutan yang mungkin ditimbulkan dai pelaksanaan proyek. Demikian halnya untuk alat-alat berat yang masuk ke proyek kemudian menjadi kotor maka wajib dibersihkan lebih dahulu sebelum keluar dari lokasi proyek dengan memanfaatkan air hujan yang telah ditampung.

Hierarki pengolahan limbah dalam Strategies for Succesful Construction and Demolition Waste Recycling Opertions adalah :

1. Reduce (mengurangi)

Reduce merupakan cara terbaik dan efisien dalam meminimasi limbah yang dihasilkan. Reduce limbah konstruksi dibagi menjadi dua cara, yaitu :

  • Prevention (pencegahan), metode yang digunakan untuk mengatasi penggunaan material yang dapat menghasilkan limbah. Contohnya dengan penggunaan  beton pracetak, meminimalisir over ordering, dan pemakaian half slab pada desain.
  • Minimalization (minimalisasi), merupakan usaha yang dilakukan untuk mengurangi limbah konstruksi dengan cara mempersiapkan rencana penanganan limbah konstruksi. Contohnya dengan membuang limbah konstruksi ke tempat khusus ataupun menjualnya.

2. Reuse (penggunaan ulang)

Reuse ialah pemanfaatan ulang dari limbah konstruksi yang masih layak pakai. Untuk memudahkan dalam penggunaan kembali, pemisahan material konstruksi berdasarkan jenis pekerjaannya harus deilakukan. Misalnya pemisahan kayu bekisting sisa pengecoran. Penggunaan kembali dapat menghemat biaya pemakaian material baru baik dalam proyek yang sama ataupun proyek yang akan datang.

3. Recycle (daur ulang)

Recycle yaitu teknik pengelolaan ulang limbah konstruksi agar menjadi material konstruksi yang memiliki kualitas yang mirip dengan material yang baru. Misalnya teknologi daur ulang beton.

4. Landfilling (tempat pembuangan akhir)

Landfilling merupakan membuang ketempat penampungan akhir adalah alternatif terakhir dalam proses pengelolaan limbah konstruksi. Landfilling dilakukan jika alternatif yang lain sudah tidak dapat dilakukan.

13 November 2023.
Midiatama
1
...
14
15
16
13
14
15
16
17
...
53

Artikel Populer

10 Perbedaan Sertifikasi Ahli K3 Umum BNSP dan Kemnaker RI

05 September 2024.
410 Views
10 Perbedaan Sertifikasi Ahli K3 Umum BNSP dan Kemnaker RI

Tips Menerapkan Tindakan Pencegahan di Tempat Kerja

27 September 2024.
388 Views
Tips Menerapkan Tindakan Pencegahan di Tempat Kerja

Selain Fire Detector, Apa Komponen Lain yang Ada pada Fire Alarm?

24 Agustus 2023.
365 Views
Selain Fire Detector, Apa Komponen Lain yang Ada pada Fire Alarm?

Bagaimana Cara Mencegah dan Mengurangi Rasa Sakit Perut Saat Maag Kambuh?

11 Mei 2023.
338 Views
Bagaimana Cara Mencegah dan Mengurangi Rasa Sakit Perut Saat Maag Kambuh?

Waspadai Bahaya Arc Flash – Ledakan Api Listrik

19 Agustus 2024.
325 Views
Waspadai Bahaya Arc Flash – Ledakan Api Listrik

6 Klasifikasi Area Berbahaya dan Tindakan Pencegahannya

23 September 2024.
321 Views
6 Klasifikasi Area Berbahaya dan Tindakan Pencegahannya

Mengapa perlu melakukan penilaian risiko kebakaran?

26 Agustus 2024.
313 Views
Mengapa perlu melakukan penilaian risiko kebakaran?

Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan Saat Memilih Lifeline

19 September 2024.
299 Views
Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan Saat Memilih Lifeline
Kontak Kami
Fast Respon (Sales)

0899-3386423 (Beni)

0815-32615243 (Risma)

0878-88880799 (Soka)

0815-32705432 (Amanda)

Telephone (Office)

021-2126380 (24 Jam)

021-22545432 (Jam Kerja)

021-58906930 (Jam kerja)

Email

[email protected]

[email protected]

Office

Gedung Wisma Presisi, Lantai 1 No 4, Jalan Taman Aries RT.05/RW2, Meruya Utara Kembangan Jakarta Barat 11620

Business Partner

Lihat partner lainnya

HSE
Garuda
LSPK3 Indonesia
ALPK3 Indonesia
Bantuan

Hubungi Kami

Syarat

Syarat dan Ketentuan

FAQ

Sosial Media

Facebook

Instagram

Youtube

Aplikasi Miccapro
Aplikasi Miccapro di App StoreAplikasi Miccapro di Google Play
HUBUNGI KAMI
Fast Respon (Sales)

0899-3386423 (Beni)

0815-32615243 (Risma)

0878-88880799 (Soka)

0815-32705432 (Amanda)

Telephone (Office)

021-2126380 (24 Jam)

021-22545432 (Jam Kerja)

021-58906930 (Jam kerja)

ALAMAT KAMI

PT. Mitra Dinamis Yang Utama (PJK3 Midiatama Academy) Gedung Wisma Presisi, Lantai 1 No. 4, Jalan Taman Aries RT.5/RW.2 Meruya Utara Kembangan Jakarta Barat 11620

Email

[email protected]

[email protected]

Jam Kerja

08.00 WIB - 17.00 WIB

BANTUAN

Hubungi Kami

Syarat

Syarat dan Ketentuan

FAQ

Business Partner
HSE
Garuda
LSPK3 Indonesia
ALPK3 Indonesia

Lihat lebih banyak

SOCIAL MEDIA

Facebook

Instagram

Youtube

Aplikasi Miccapro
Aplikasi Miccapro di App StoreAplikasi Miccapro di Google Play
© Copyright 2020 - 2025 PT Mitra Dinamis Yang Utama
Powered By Midiatama